Cari Masalah.

2.1K 198 4
                                    

Nara memandangi jalanan yang sudah sangat basah. Hari ini dia ingin berangkat sekolah, tapi naas hujan mendahului langkahnya. Air begitu deras mengaliri jalanan, menghambat laju Nara yang sudah berada di halte bus.

Sebenarnya Nara biasa menaiki mobilnya sendiri tapi hari ini motornya sedang dimodif di bengkel. Jadi, terpaksa Nara berjalan kaki. Naasnya, tiba-tiba hujan mengguyur kota. Dan Nara pun akhirnya terjebak di sini. Halte bus.

"Ck, apes banget gue hari ini. Ya Tuhan, tolong beri hambamu ini Pangeran penyelamat," doanya sembari memejamkan mata. "Berikan saya penyelamat agar saya dapat berangkat ke sekolah. Atau setidaknya, bisa mengeluarkan saya dari sini. Amiin."

Tin! Tin!

"Nara!"

Nara membuka matanya. Dan terlihat, Gala sedang melambaikan tangan di dalam mobil putih. Nara mematung sejenak. Doanya terkabul secepat ini? dan, kenapa harus Gala yang jadi pangeran penyelamatnya?

"Nara, kamu gak papa kan? seragammu basah?" Gala membuka pintu mobilnya. Melebarkan payung, lalu berjalan menuju Nara yang masih mematung. "Nara, kamu gak papa kan? hiks, Nara jawab dong!"

Rengekan Gala berhasil membawa Nara menuju raga aslinya. Ia gelagapan melihat Gala yang sudah menangis. Sedetik kemudian ia hanya bisa menghela nafas panjang. Cowok di depannya ini cengeng banget. "Ck, jangan nangis dong."

"Ya salahnya Nara diem aja. Gala kan jadi takut!" Gala melepas syal biru yang tergantung di lehernya lalu melilitkan syal itu di leher Nara. "Ayo! berangkat bareng Gala!"

Nara menggeleng pelan. Bukan apa-apa. Dia benar-benar tak mau merepotkan. "Enggak deh, Gal. Gue nunggu hujan reda aja."

Gala mengerucutkan bibir. Matanya sudah berkaca-kaca lagi. "hiks, Nara gak mau naik mobil Gala ya? besok Gala ganti mobil deh, tapi sekarang Nara naik sama Gala, hiks. Gak ada penolakan!" perintahnya bak pacar posesif. Nara mengulum bibir. Lah kok gemasss?!?!?!

Akhirnya, mau tak mau, Gala menyeret Nara masuk ke dalam mobil alpard miliknya. Dan Pak Gilang pun melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti gara-gara Bos manja nya melihat teman baru yang seperti orang hilang.

"Nara kok berangkat sendirian sih, Nara gak di anter ya?" tanya Gala memulai topik obrolan. Nara yang sedang mencemili jajan Gala hanya merespon seadanya, "Enggak."

"Kenapa?"

"Kepo."

Gala merampas jajan miliknya, dan merajuk. "Ya udah kalau gak mau ngasih tau Nara tak turunin sini!" ancamnya membuat Nara melotot. Yang benar saja, hujan sedang deras-derasnya. Nara tersenyum masam, dalam hati dia merutuki kejahilan cowok kampret di pinggirnya. Bocah Gubluk. Belum pernah disentil mulutnya.

"Iya maaf, deh," final Nara yang takut diturunkan. Gala tertawa, melihat wajah pasrah gadis itu sungguh menggelitik perutnya. "Wajah kamu kayak kodok zuma kalau kayak gitu," ejeknya di sela-sela tawanya. Kampretnya lagi, di sana, sopir pribadi Gala juga sedang menahan tawa.

Merana sekali hidup Nara saat ini.

"Ye mending gue kodok zuma, timbang lo, urine paus!" balas Nara tak kalah nyelekit. Sebutan itu membuat Gala marah. "HEH! BISA-BISANYA!"

"Den udah, Den," lerai Pak Gading yang mencium bau-bau pertengkaran sepasang kekasih. "Hujan lagi deres banget. Sungkan atuh kalau bertengkar sekarang. Kalau gini mah enaknya anget-angetan."

Heh anget-angetan? pikiran dua anak ini langsung traveling.

"Maksud Pak Gading apa?" tanya Gala ambigu. Pak Gading terkekeh. "Ya kayak makan pisang goreng anget sama minum wedang jahe toh, Den. Enak, anget-angetan, kan," jawab Pak Gading.

Nara dan Gala saling melirik. Oh, jadi itu maksud Pak Gading, batin mereka bersaman. Dan secara bersamaan pula, mereka terkekeh pelan. Seakan-akan mereka sama-sama tahu isi hati satu sama lain.

Cuma gara-gara omongan Pak Gading yang terkesan ambigu.

Childish Boy.

Sesampainya mereka di sekolah, hujan sudah mereda. Dan karena kemacetan tadi, mereka datang saat semua murid sudah berkumpul. Akhirnya, kedatangan mereka membuat murid-murid di sana langsung heboh

Loh, itu kan Nara si brandal, kok bisa bareng sama cowok cengeng itu, duh, siapa namanya?

Loh ... Gala bukannya biasanya nempel sama Ayu ya?

Wait-wait-wait, itu Nara kok sama tukang nangis. Mereka saling kenal.

Waaaah! kapal baru!

Begitulah kira-kira kehebohan murid-murid saat ini. Mendapati dirinya menjadi sorotan tentu membuat tingkat ke-PDan Gala meningkat. Ia semakin membakar suasana dengan bergelandotan di lengan Nara seperti monyet rangunan.

"Gila lo nempel-nempel gue? gak lihat anak-anak lain pada bicarain kita?" Nara berusaha menepis tangan Gala, namun Gala tetap bersikukuh untuk menggandeng tangannya. Kesal dengan perlakuan childish Gala, akhirnya Nara dengan penuh kebrutalan menjambak rambut badai cowok cengeng itu hingga Gala menjerit. "AAAAAAAAAA LEPASIN NARAAAAAAA! NARA JAHANNAM!"

"Waw KDRT!" "Wah BDSM!" "AYO! AYO! AYO!" teriakan heboh penonton membuat suasana makin ricuh. Gala semakin oleng, tangisannya tambah pecah saat Nara semakin mencengkreman rambutnya. Karena tak tahan, ia pun ikut menjambak rambut Nara yang begitu lusuh. "RASAIN INI, hiks!''

"Wosh si Cupu mbalas cuk!"
"Kira-kira yang rambutnya rontok duluan siapa ya?"
"Pasti Nara! Dia kan pernah bilang kalau shampoonya itu rinso hahahah. NARA SEMANGAT!"

Murid-murid melingkari Nara dan Gala seperti ring tinju. Mereka bersorak mendukung kandidat pilihan mereka masing-masing. 99% persen mendukung Nara, dan sisanya mendukung Gala. Itupun karena mereka yakin kalau Nara akan mengalah demi cowok cupu itu. Suasana cukup seru hingga akhirnya ada satu hal yang bisa membubarkan mereka dengan sekali teriakan ...

"GALA! NARA! KALIAN LAGI! KALIAN LAGI!"

Sang guru BK, killer women datang dengan serotan kayu panjangnya.

Nara dan Gala saling pandang, hingga di detik ketiga keduanya saling bergandengan tangan dan lari sekencang-kencangnya. "MAAP BUUUU GA SENGAJA BERANTEM!" teriak keduanya sebelum Bu Friska melayangkan rotan nya.

Bu Friska geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol dua anak murid anehnya. Tapi dalam hati yang paling dalam, ia merasa bersyukur karena pada akhirnya, Nara dan Gala menunjukkan tawa mereka masing-masing setelah sekian lama tidak terlihat.

Bu Friska juga berharap, jika Nara dan Gala akan saling berteman di masa depan.

Childish Boy: Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang