Sudah seribu lima ratus tiga puluh dua kali Gala menanyakan apakah Nara mengatakan kata-kata laknat itu dengan sungguh-sungguh, dan dibalas dengan jawaban yang sama juga, yaitu Nara hanya keceplosan.
"Tapi kalau keceplosan, berarti beneran dong!" kekeh Gala ingin mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Nara mendengus. Gala ini mengintilinya sejak bel istirahat di bunyikan. Cowok ini bahkan rela untuk menungguinya di depan toilet cewek saat Nara sengaja bersembunyi di sana.
Cowok kampret, batin Nara kesal.
"Bisa gasih lo gausah tanya hal itu lagi. Kalau gue jawab ga sengaja ya ga sengaja. Bandel banget jadi orang," ketus Nara saat lagi lagi Gala menanyainya.
"Tapi jawaban Nara itu ga bener! itu jawaban yang salah!" teriak Gala kesal. Ia mendekatkan diri ke arah gadis itu. Mereka saling bersitatap, memancarkan sengatan listrik pertanda peperangan akan dimulai.
"Terus, lo mau jawaban apa?" final Nara lelah. Gala terkekeh, ia memajukan badannya hingga tangannya menempel ke bahu Nara. "Yang Gala mau denger itu Gini, 'Iya Gala. Aku emang sengaja ngomong gitu. Kamu kan udah jadi milik aku. Hihihi' gitu dong!" jawab Gala seenak udelnya.
Nara mendelik sukar. Manusia setengah isolasi ini memang agak sedeng kalau dilihat-lihat. "Hiiih, begidik seluruh bulu romaku. Mana ada seorang Nara, duplikat Thomas Shelby, cewek paling cool didunia ngomong letoy kaya gitu. Jijik!" semprotnya.
Gala mendengus. Nara sekalinya ngomong panjang emang langsung ulti. Tapi apalah arti menyerah bagi Gala, kalau di ulti ya ulti balik. "Dibanding Nara Shelby, kamu lebih cocok jadi Nara Slebew. Kamu itu ga ada cool-coolnya. Wajah kamu kayak jamet perempatan jakarta Nara!"
Nara melirik cowok dipinggirnya ini sinis. Ingin sekali mengolesi mulut yang terus nyerocos itu dengan petis cabe sewadah. Andai saja Nara tak memikirkan BK yang terus menghantuinya.
"Dih, kalau gue jamet ngapain lo ngintilin gue manusia jamet kuadrat?"
Gala menggaruk kepalanya. Iya juga ya, Gala baru sadar dari tadi ia terus mengikuti Nara kemanapun gadis itu pergi. Tapi untuk apa? Gala mendelik. Ia baru ingat kalau dia disini untuk menanyakan apakah Nara beneran suka sama Gala, tapi dia malah kedistrak dengan omongan Nara.
"IHH! NARA BELUM JAWAB PERTANYAANKU? KAMU BENERAN SUKA GA SAMA AK-" belum sampai Gala berteriak, Nara membungkam mulut lebar cowok itu. Wajahnya memerah. Bagaimana tidak, seluruh pasang mata yang ada disana kini tertuju kearah mereka berdua.
Benar benar memalukan.
"Heh, diem gak lo. Udah ya Ga, gue udah capek denger suara lo. Sekarang, balik ke kelas atau gue putusin sekarang juga," titah Nara dengan mata melotot. Gala cemberut. Ia kan masih belum dapet jawaban nya.
"Tapi Nara, aku kan-"
"Diem atau gue cium lo disini sekarang juga!"
JDER!
Nara terdiam sejenak. Demi lautan dan isinya, kenapa mulut laknat ini malah mengeluarkan kata-kata yang malah terdengar jorok. Sejenak, mereka berdua beku.
Dan tiba-tiba Gala berdiri. Ia melangkah meninggalkan Nara. Melihat itu, Nara sungguh senang. Akhirnya ia bisa terbebas dari gangguan makhluk astral yang mengintil seperti kutil.
Tapi kesenangan itu langsung lenyap saat Gala membalikkan badan. Dengan jarak yang jauh, Gala meneriakkan sesuatu. Wajahnya memerah kala itu.
"Nara, aku bakalan balik karena aku gamau dicium kamu disini!"
Nara ngeblush. Dia malu. Semua mata melihatnya sekarang.
"Tapi ..." Gala meneruskan teriakannya, "Kalau di rumah Gala gapapa deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Fiksi Remaja"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...