Bel sudah berbunyi.
Waktunya apa?
WAKTUNYA KENCAN.
Gala dengan senyum mataharinya, menunggu Nara dengan sabar di tempat yang selalu Nara lewati. Gadis itu tak seperti murid kebanyakan yang melewati jalan utama agar cepat ke tempat parkiran sekolah. Gadis itu malah melewati gang kelas buangan dulu. Entah untuk apa, tapi yang pasti Gala sering melihat Nara lewat jalur itu saat ia akan ke kamar mandi utama saat kebelet pipis pas pulang sekolah.
Dan VIOLA! yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Dengan rambut yang dicepol berantakan, aura gelap dan rokok yang mendominasi baunya, Nara terlihat makin cantik. Cantik yang misterius dan mengintimidasi. Sepertinya gadis itu juga terlihat mengantuk, tapi itu tak jadi masalah. Kencan pertama harus tetap jalan.
"Cieee, pasti Nara seneng jalan sama cowok ganteng." Gala menyisir rambutnya dan mengacak-acak rambut itu lagi. Tadi, dia sudah membahasi rambutnya. Karena kata google, rambut basah akan menambah kegantengan cowok. Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi Gala. Ia malah terlihat seperti bayi baru mandi.
"Dih, siapa yang mau jalan sama cowok bau kaus kaki?" sinis Nara kembali ke setelan pabrik. Jahat, culas, dan tak berperikemanusiaan. Ia melangkahkan kakinya, meninggalkan Gala yang cemberut.
"Nara jahat! Gala udah capek-capek kesini buat jemput Nara, malah ditinggal ..." teriak Gala kesal. Bayi besar ngambek. "Gala kesel sama Nara!"
Nara membalikkan badannya. "Terus ... gue harus bilang wow gitu?"
"IIHHH NARA JELEK! hiks, gatau pokoknya Gala ngambek, titik!" Gala mulai terisak. Itu terlihat menggemaskan bagi Nara sekarang. Gala menghentak-hentakkan kakinya. "Iiiiih kok Nara gak bujuk Gala sih, hiks. Nara anj—"
"Diem atau gajadi jalan."
EH, Gala mendongakkan kepalanya. Gasalah denger, nih? ia mulai menerbitkan kembali senyumnya. Tapi dia masih dalam mode ngambeknya. "Gamau, kalau Nara gak bujuk Gala, Gala bakalan tetep berdiri disini!"
"Yaudah, berdiri aja disitu sampai besok, gue bener-bener ga peduli," jawab Nara kembali membalikkan tubuhnya tak peduli. Ia melangkah sebentar, sebelum berbalik lagi setelah mendengar isakan Gala yang pelan. Sepertinya cowok ini beneran menangis kali ini.
Dan benar saja. Cowok itu malah menundukkan kepala dan menangis. Seperti dihukum pas tak mengerjakan PR saja. Nara mendengus lelah. Mau tak mau, ia melangkahkan kakinya mendekati Gala yang seperti patung.
"Gala, ayo," ucapnya di depan Gala. Tapi cowok itu masih tak bergeming. "Ayo atau bener-bener gue tinggal!" hardik Nara kesal.
"Tinggal aja. Gala udah ga mood jalan sama Nara."
Dih. Mood swing banget nih cowok, pikir Nara. Tapi disinilah letak keunikan Gala. Lihat saja, bukannya pergi, Nara malah jadi penasaran.
"Beneran nih?" goda Nara, menoel-noel pipi Gala yang basah. "Padahal gue mau ajak lo pergi ke tempat yang ga pernah lo datangin, niiiih. Beneran nih?"
"Iiiiiih Nara!" Akhirnya Gala bergerak juga. Ia lalu memasang muka kusut. "Kalau gini Nara malah so sweet. Tadi kemana aja?" gerutu Gala kesal. Tapi setelah itu dia tersenyum lebar.
"Yaudah ayok. Awas aja bawa Gala ke motel. Gala masih perjaka ting-ting, ya!" goda Gala. Nara melotot mendengar itu. Nara pikir, Gala terlalu polos. Ternyata dia tahu 'itu' juga, ya.
"Dih, gue ga minat begituan sama lo!" cetus Nara mengibaskan tangannya. "Udah ah, mau diem disini sampai shubuh atau cabut?"
Nara langsung cabut setelah mengatakan hal itu. Gala terkikik. Ia mengusap air matanya dan berlari menghampiri Nara. "Hei ayang! tungguin pacarmu ini dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Fiksi Remaja"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...