Pagi yang cerah. Secerah senyuman Gala saat melihat Nara berjalan sempoyongan saat memasuki gerbang sekolah. Dengan wajah berseri-seri Gala menghampiri sang pacar. Inget, sang pacar!
"Hai sayangnya Gala, cintanya Gala, cantiknya Gala," sapanya dengan suara yang diimut-imutkan. Namun tak seperti ekspetasi, jawaban Nara sungguh menyakiti hati.
"Apa sih lo? minggir. Ngehalangin jalan aja," ketus gadis itu dengan wajah suram. Gala sangat syok. Bisa-bisanya gadis itu kembali ke setelan pabrik setelah berhasil merengut ciuman pertamanya. Wah, dasar buaya guling! Gala gak bisa diam saja kalau gini, nih!
"Heh manusia setengah setan. Gala kan lagi mau nyapa pacar, kok jawabnya gitu sih?" hardik Gala dengan menggembungkan pipinya. Sungguh imut.
Nara berdecih. "Emang siapa pacar lo?"
"Kamu lah," jawab Gala, spontan.
"Najis."
JLEB. Sungguh sangat ngejleb di hati. Membuat Gala seketika menitikkan air matanya. "Iiiih, Nara jahat. Ga inget apa kemarin Nara habis ciu—" ucapannya terpotong karena bekapan Nara.
"Sttttttt, jangan ngomongin omong kosong!"
"APA! OMONG KOSONG!" Gala menarik bekapan tangan di mulutnya dan berteriak sangat kencang. Untung saja mereka ada di bawah pohon beringin yang tak ada anak duduk. "Nara bilang itu omong kosong! Ga inget udah nyosor-nyosor! itu ciuman pertama ak—"
"Kemarin gue khilaf, maaf," potong Nara yang lagi lagi berhasil merobek-robek perasaan Gala. Tubuh Gala bergetar. Rasanya sakit saat diri sendiri merasakan luapan cinta yang begitu besar karena seseorang, tapi seseorang yang dituju malah bermain-main dengan perasaannya.
"Hiks, jahat," isaknya pelan. Gala tak mau berlama-lama di depan Nara. Ia langsung menghapus air matanya dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu sendirian.
Yang kaku.
"Ck, drama king banget sih," gumam Nara melihat kepergian Gala yang masih tak jauh. Lalu, saat Gala menoleh ke arahnya sebelum melangkah lagi, Nara langsung menyusul cowok itu.
Kode alam. Gala masih mau dikejar. Dan Nara mengikuti kata hati, kalau sebenarnya dia juga ingin memberikan penjelasan pada Gala.
Childish Boy
Karena Nara tak ingin banyak orang yang melihat, Nara mengajak Gala untuk ke tempat favoritnya. Rooftoop sekolah. Di sana, mereka berdua duduk menyandari tembok. Gala hanya menunduk, ia masih marah pada Nara.
Tapi saat Nara ingin menyalakan rokok, Gala bergumam, "Gala gasuka bau rokok." Ajaibnya, Nara langsung membuang putung rokok yang ada di tangannya.
"Masih ngambek, hm?" tanyanya, memandangi rambut Gala yang bergerak kesana-kemari karena terterpa angin. Gala dalam tundukannya mengangguk.
"Maaf ya," ucap Nara lagi. "Sekarang udah ga ngambek lagi atau masih ngambek?"
Gala mengangguk. "Masih. Nara jahat, sih. Bikin Gala sedih," jawabnya pelan. Lalu, ia mendongakkan kepalanya. Mengintip Nara. Wajahnya langsung bersemu saat tatapannya bersitubruk dengan mata tajam Nara. Ternyata, kalau Nara lagi melihat sesuatu, tatapannya sangat tajam.
"Jahat tatap aku kayak gitu, iiiiih! GALA KAN JADI GABISA MARAH!" teriak Gala pada akhirnya. Ia hendak menggeplak wajah Nara, tapi gadis itu dengan cepat mencekal tangannya. "Gaboleh kdrt gitu. Katanya cinta," goda gadis itu, mulai keluar buaya nya.
"Iiiiih siapa yang sayang sama Nara? GA ADA! ga guna sayang sama orang yang ga sayang sama Gala juga," ketus Gala jingkrak-jingkrak. Namun bukannya ikut marah, Nara malah terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Teen Fiction"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...