Pernahkah kamu merasakan GEGANA? Gelisah Galau Merana saat melihat (mantan) ayang berusaha mengobati lukamu yang tak buruk-buruk amat? kalau pernah, berarti kamu tahu betapa gegana nya Gala sekarang.
Sudah jadi mantan kok perhatiannya semeleleh ini? diajak balikan gak mau, seperti itu batin Gala yang dipendam selam Nara mengobati luka di kakinya. Cewek itu diam-diam pintar memijat. Kiliran kaki Gala langsung hilang saat tangan berurat itu beraksi. Hebat, bikin tambah sayang aja, eh?!
"Nara, kamu balik aja ke kelas, jangan tungguin aku. Aku gak bisa istirahat kalau ada kamu," usir Gala. Gadis yang duduk di sebelah ranjang itu langsung mengernyitkan dahi. "Emang yang nunggu lo siapa? gue disini biar bisa bolos, tolol," jawab Nara super ngegas.
Gala mendecih. Cewek di depannya memang memiliki kegengsian yang sangat tinggi. Gala baru sadar kalau Nara ini tak pernah mau kalah. Sudah matre, manipulatif, egois lagi. Paket komplit untuk menjadi red flag gurl. Sayangnya, Gala ini anaknya buta warna. Jadi dia terobos aja semua kengerian di dalam tubuh Nara.
"Nara ... Nara jangan bohong, ya! orang jelek dilarang bohong. Kayak koruptor," sindir Gala. Nara mendelik dimirip-miripin dengan tikus berdasi itu, "Enak aja kamu! cewek cantik kayak berbie gini disama-samain sama tikus. Gak level!"
Wajah Gala memerah. Bukan karena sanggahan Nara, tapi karena panggilan 'kamu' yang ia rindukan. Melihat Gala malu-malu reog, Nara mengangkat alisnya seraya berkata, "Ngapain lo senyum-senyum? kebelet boker?"
"IH apa-apan sih. Aku itu bukannya senyum. Tapi nahan ketawa. Iya emang kayak berbie. Berbie kodok," elaknya yang disertai cibiran. Nara tertawa dengan spontan. Sialan Gala, bisa aja menjawab dengan jawaban lucu seperti itu.
Nara tertawa, Gala terpana. Melihat Nara bisa ngakak dengan lepas, tanpa beban karena hubungan mereka yang sulit membuat hati Gala merasa tenang.
Gak papa gak pacaran, asal bisa terus berdua-duaan, adalah slogan Gala mukai hari ini. Toh buat apa mengikat Nara, kalau pada akhirnya ikatan itu juga yang akan menyakiti gadisnya.
Segini saja cukup. Gala gak pengen maruk.
"Ehem, sepertinya ada yang bolos, nih," tebak seseorang dari arah pintu. Nara dan Gala menegang. Suara yang familiar. Suara ibu kematian. Guru BK yang sangat cantik jelita. Bu Friska. Guru cantik ini kini berlenggang ke arah keduanya. Dengan anggun, ia menjewer Nara, "Aduh anakku sayang, kenapa baru masuk sekolah sekarang? kemarin ngapain aja kamu, Nak?" tanya Bu Friska lembut, walau dalam hati sudah ingin memakan Nara hidup-hidup.
"Eh, ada ibu Friska yang cantik. Anu, Bu. Kemarin itu saya lagi semedi, Bu," jawab Nara yang otonatis menaikkan volume jeweran Bu Friska. "Aduh Bu, swakit Bu beneran. Ampuuuun!" seru Nara kssakitan.
"Kamu ini sudah bolos seminggu. Masuk-masuk malah pacaran di sini! gak punya adab sama sekali!" gertak Bu Friska menggelengkan kepalanya. Nara mendengus. "Bu, kita ini sudah putus. P-U-T-U-S," tolak Nara.
"Mau putus kek mau nyambung kek, memang Ibu peduli? tidak sayang. Hari ini, kamu ikut saya!" titah Bu Friska final. Nara kalang kabut. Otaknya kini berputar keras agar bisa menemukan satu alasan agar bisa kabur dari jeratan Bu Friska.
"Anu Bu, saya disini itu sebenarnya lagi nungguin Gala. Kasian Bu, kakinya kekilir tadi," ucap Nara sok melow sambil membelai kaki Gala. "Jadi saya bantu sembuhin. Kita kan harus saling membantu sesama, bu!"
"Membantu membantu gundulmu. Katanya sudah P-U-T-U-S, kok masih perhatian. Sudah, tak ada alasan, sekarang, ayo ikut Ibu ke ruang favoritmu!" jawab Bu Friska, menyeret lengan Nara yang masih nyantol di kursi.
Gala terkikik. Melihat Nara yang memberi kode agar ia bantu jawab sungguh sangat menarik. Dia sengaja diam saja dan memasang wajah kesakitan agar Bu Friska tak memarahinya lagi. Kalau cinta mah cinta, masalah BK beda lagi, bos! Salah sendiri tak masuk berhari-hari. Sudah menyusahkan diri sendiri karna menabung alpha, juga menyusahkan Gala yang menabung rindu.
Mampus kamu, Nara. Hihihi, batinnya puas.
Childish Boy
Kalau kalian pikir Gala akan membiarkan Nara tersiksa sendirian, maka salah. Dia tak ingin Nara dihukum sendirian. Maka dari itu, diam-diam Gala mencari keberadaan Nara.
Yang ternyata ada di toolet cowok yang baunya sangat pesing, bersama Ayu. Gala terkejut Bu Friska menyatukan mereka. Gala heran, kok bisa cewek se patuh Ayu kena hukuman? lokotre. Gala bersembunyi di balik semak-semak. Dia hanya ingin menonton kedua nya bertengkar. Pasti sangat lucu dan menarik untuk di dengar.
"Ck, ngen*** lah, bau anyir banget nih tempat, huek!" gerutu Ayu saat membuka satu pintu WC yang sudah berkarat. Bau ruangan itu langsung menyebar dengan cepat. Ayu yang tak tahan langsung ingin muntah.
"Dih, buta bau hidung lo? ini mah bau pesing bego, bukan bau anyir," timpal Nara menyinyir. "Lagi pula bau gini doang aja muntah. Ini mah masih mendingan ketimbang limbah rumah gue," lanjutnya.
"Khamu nanyaq kenapa gue muntah? iyha?" tanya Ayu mengcosplay Dilan Rawr, "Ya karna bau lah bego! kalau lo sih wajar tahan sama bau beginian. Lo kan miskin, tinggal di daerah kumuh," cibir Ayu metenteng.
"Dih, ngaca mbaknya. Lo juga melarat. Sesama miskin gak boleh menghina, dong!"
Ya ampun orang miskin miskin ini kok malah adu kemiskinan, batin Gala nelangsa. Dia yang kaya aja diam. Diam-diam menghanyutkan.
"Gue emang miskin, tapi gak semelarat lo yang sampai tinggal di perkampungan kumuh," sanggah Ayu tak terima kemiskinannya disamakan dengan Nara. Nara mendecih, dalam hatinya ia mencibir Ayu yang sok. Belum tahu aja lo kekayaan gue sebanyak apa. Kalau lo tahu, sujud sujud lo di kaki gue minta sumbangan.
"Psst, Ayu!" panggil Gala masih di balik dedaunan. Terbiasa mendengar bisikan sang majikan, Ayu langsung menoleh ke arah Gala. Dia mengangkat alis, menjawab.
"Bilang ke Nara suruh kesini," ucapnya tanpa suara. Ayu memutar bola matanya, heran dengan sikap Gala yang kekanak-kanakan. Ngapain lewat dia coba? kan bisa langsung panggil, pikir Ayu.
"He tod, dipanggil Gala tuh," kata Ayu. Nara yang sedang menggosok kerak membandel hanya menjawab, "Bilangin lagi sibuk. Dan jangan ganggu gue."
"Dih, gue denger-denger lo udah putus. Sok bucin sih lo, putus juga kan," cibirnya. Nara hanya melengos. "Dih, serah gue dong. Timbang lo, pacaran sama Yuta tapi gak pernah lo apelin tuh cowok. Kasian, gue tikung nangis lo."
Ayu mendelik mendengar jawaban menohok Nara. Dia langsung komat-mamit baca mantra. Ayu harus waspada dengan gadis di depannya ini. Gadis ini punya aura yang sangat kharismatik. Caranya membuat lawan bicara jatuh cinta saja mengagumkan. Sangat berbeda dengan Ayu yang gengsian. Kini, Nara masuk ke daftar hitam cewek yang harus Yuta jauhi.
"Pssst, cepetan!" bisik Gala lagi. Ayu mendengus. Mulutnya bergerak mengatakan, "Sorry, dia gamau ketemu lo."
"Bujuk dong!" Pipi Gala menggembung, dia kesal. "Pleaseee!"
"Sorry gue lagi bedmut!"
Lalu Ayu menghampiri Nara, membantu cewek itu menggosok kerak di wc. Meninggalkan Gala yang sudah jingkrak-jingkrak karena tak bisa bertemu sang pujaan.
Awas aja ya kamu Nara. Besok, tak buat kamu cariin aku sampai gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Teen Fiction"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...