Akhirnya

1.5K 91 3
                                    

"TUHAAAAAAN! GALA KANGEN SAMA NARAAAAAAAA!"

Setiap hari, sebelum masuk ke dalam kelas, Gala menyempatkan untuk singgah di tempat favorit kekasihnya. Rooftop sekolah. Ia akan membersihkan tempat itu, lalu mengoceh sendiri. Untuk menghilangkan kesedihan, dia mengadu ke Tuhan tentang kerinduannya terhadap Nara.

"Tuhan, Nara biasanya kan duduk duduk di sini sambil nyebat. Sekarang, dia kalau nyebat dimana?" tanya Gala bermonolog. Ia duduk di pembatas rooftop. Setelah menyapu tempat selebar lapangan itu, ternyata menguras energinya. Ia mengistirahatkan diri. Lumayan, semilir angin pagi bisa menyegarkan hati dan pikirannya.

"Tuhan, kalau Nara belum bisa ketemu Gala, tolong bilangin ke cewek itu ya. Jangan suka ngerokok, terus jangan malas-malas jadi orang. Terus terus jangan lirik cowok lain. Dia kan belum putusin Gala," suara Gala melemah, tapi dia masih melanjutkan ucapannya. "Tapi-tapi Gala gak mau diputusin sama Nara! Pokoknya Gala harus jadi satu-satunya cowok buat Nara! titik!" bibir Gala mengerucut saat mengatakan itu.

Ia jadi membayangkan saat tiba-tiba ia bertemu Nara, dan gadis itu sudah mendapatkan cowok imut baru yang lebih tampan, bohay, imut, lucu, dan seksi darinya. Lalu ternyata cowok itu sudah menikah dengan Nara. Gala langsung menggelengkan kepalanya. Membayangkannya saja bisa membuat ia sakit hati. Apalagi kenyataan.

"Hiks, aku gak mau Nara nikah sama cowok lain. Nanti Gala sama siapa, hiks." Cowok itu menangis karena pemikirannya sendiri. "Hiks, Tuhaaaaaaan Gala kangen sama Nara! Pokoknya kalau Gala ketemu sama Nara, Gala bakalan pukul, terus cubit, terus Gala tampol sampai mampus!"

Gala memperagakan setiap kalimatnya. Ia terlihat sangat lucu.

"Tapi habis itu, Naranya Gala iket, lalu Gala bawa pulang biar gak ilang-ilang lagi. Gala kan gak mau kehilangan Nara." Lalu Gala bersedih lagi. Memang benar-benar mood swing boy.

"NARA! NARA KEMANA SIH! KALAU KAMU GAK MUNCUL SAAT INI! KITA PUTUS! EH ENGGAK PUTUS DEH! KALAU KAMU ENGGAK MUNCUL SAAT INI! KITA NIKAH! POKOKNYA NIKAH!" teriak Gala keras-keras.

"MUNCUL ATAU NIKAH SEKARANG JUGA!"

"Tapi kalau aku muncul sekarang, gak jadi nikah, dong?"

Tubuh Gala langsung menegang saat mendengar seseorang menyahuti ucapannya. Suara yang ingin sekali ia dengar akhir-akhir ini. Gala tak berani menoleh. Ia terlalu takut bahwa suara itu hanyalah berasal dari halusinasinya.

"Tapi kalau aku milih nikah sekarang, gak papa kan!"

Suara itu semakin jelas. Bahkan, seperti ada bunyi sepatu yang mendekatinya.

"Hei, kodok zuma? budeg ya?"

Panggilan itu. Gala langsung menoleh. Mendapati Nara yang berdiri di jarak 7 meter darinya. Tubuh Gala menegang melihat Nara yang tersenyum selengekan ke arahnya. Gadis itu menatapnya sayu, seperti menahan sesuatu.

"N-nara," suaranya bergetar. Bahkan tubuhnya seakan tak bisa digerakkan. "N-nara itu kamu?"

"Ya terus kalau bukan gue si—" ucapan Nara terhenti saat Gala menghampirinya dan menubrukkan diri untuk memeluk Nara. Cowok itu menangis di pelukannya. Bahkan, pelukannya saat erat, seolah-olah dia ingin menyalurkan rasa sakit yang di pendam karena kerinduan yang tak kunjung terbayar.

"N-nara kemana aja. N-nara, N-nara jahat!" ucap Gala terbata-bata. Ia sungguh tak menyangka Nara kembali dengan keadaan yang tak berbeda sama sekali. Gadis itu masih sama. Suaranya, gaya bicaranya, caranya menyebutnya, bahkan hangat tubuhnya masih sama.

"Nara hiks, Nara bajingan. Gala benci Nara! Gala gak suka Nara yang hilang-hilang!" Gala melepas pelukan itu. Lalu menunjukkan betapa tragisnya keadaannya. Wajah pucat, bibir rusak, rambut acak-acakan dan kantung mata yang menghitam sungguh membuatnya terlihat menyedihkan.

Childish Boy: Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang