Black Market.

760 93 1
                                    

Nara tidak akan pernah menyangka jika hari ini dia akan bertatap muka langsung oleh manusia paling biadab di hidupnya.

Gadis itu sungguh terkejut saat ia akan berangkat bekerja, ia dicegat dan ditarik paksa oleh segerombolan manusia berbadan besar. Jika 3 atau 4 orang, mungkin Nara bisa melawan. Namun ini hal lain. Ada sekitar 20 orang yang menangkapnya. Ia berusaha lari secepat mungkin, tapi apalah daya. Badan mereka lebih tinggi dari Nara. Dia harus merelakan tubuhnya diikat dan matanya ditutupi lembaran kain yang membuatnya tak bisa melihat sekitar.

"ANJING LEPASIN GUE BANGSAT!" teriaknya marah. Namun orang-orang itu seakan tak mendengar teriakan Nara. Rasanya, dia sudah berada di dalam mobil dan mobil itu sudah melesat ke jalanan. Nara terdiam. Dia tak menuduh siapapun sekarang. Walau sedang perang dingin dengan George, Papa pacarnya sendiri, namun tak bisa dipungkiri bahwa musuh kedua orang tuanya sangatlah banyak. Mulai dari saingan bisnis, politik, dan percintaan bodoh. Sebagai anak tunggal perempuan, Nara kerap kali menjadi objek penculikan.

Ini sudah biasa bagi Nara. Kalau enggak disiksa, ya dibunuh. Kalau dingap tinggal ngep.

Sesampainya di tempat tujuan, Nara dipukuli hingga seluruh tubuh gadis itu membiru. Nara tak berontak atau berteriak sedikitpun. Baginya percuma saja memberontak. Tubuhnya terikat. Nara tak mau membuang-buang tenaganya yang sudah habis karena pengeroyokan tadi.

Setelah puas menyiksa, dengan tangannya sendiri George membuka ikatan kain yang menutup mata gadis itu. "Hello gadis cubby. Masih ingat sama Om?" sapa George yang langsung dibalas ludahan oleh Nara.

"Lepaskan saya, George. Anda tak berhak menyekap saya seperti ini," desisnya. Hanya ada tawa George setelahnya. Tawa dengan bau mulut yang tak sedap. Nara sampai berfikir selama apa manusia di depannya ini tak gosok gigi? menjijikkan.

"Hei, tenang anak manis. Kenapa kau tak semanis Dara? Padahal, kamu duplikatnya," ucap George sambil membelai pipi Nara. Gadis itu menggeram. Luka di wajahnya seperti tersayat saat manusia biadab itu menyentuhnya.

"Jangan pernah sebut wanita jalang itu ibuku!" Nara menatap tajam laki-laki bangsat itu. "Dan kau! kau sama biadab nya dengan wanita anjing itu!"

"Eitts, kok bicara kotor, sayang? Mama kesayanganmu itu tak pernah mengajarkan sopan santun? apakah dia hanya mengajarkanmu menggelapkan dana orang lain?" tanya George penuh sindiran.

George jadi teringat masa lalu. Saat ia berusaha menjadi manusia yang berada di puncak perbisnisan, tiba-tiba, ada wanita yang sangat cantik menemuinya saat ia asyik berjoget di lantai dansa. Wanita yang berhasil menyerap seluruh energi George. Lekukan tubuhnya, suara manjanya, dan kata-kata manisnya bisa membuat George mabuk kepayang.

Berbulan-bulan, ia terus mendekati wanita yang ternyata sudah bersuami itu. Meninggalkan anak istrinya di rumah. Ternyata, wanita itu bernama Gelora Dara Delima. Dulu, George sama sekali tak tau marga Delima. Ia pikir, Dara adalah wanita kampung nakal yang dinikahi oleh orang kaya raya bodoh. Tapi, setelah berhasil berbincang-bincang dengan Dara, George sangat terkejut dengan wawasan Dara yang begitu tinggi tentang dunia bisnis.

Terutama dalam Black Market. Dara seolah menghipnotis George masuk ke area terlarang dalam dunia bisnis itu. Lalu, semuanya berubah menjadi cepat. Wanita itu ... mengeruk tiga perempat hartanya, lalu menghilang.

Membuatnya kehilangan. Semuanya. Kehilangan istrinya. Kehilangan hartanya. Kehilangan kewararasannya.  Dan kehilangan cintanya.

Ia sangat membenci Dara ... dan sangat mencintainya. George jadi gila. George gila karena Dara.

Dan di depannya, sudah anak anak satu-satunya Dara. Mungkin dengan ini, Dara bisa menemuinya lagi. Ia akan menyebarkan foto Nara yang lebam. Keluarga Delima akan sangat tercoreng namanya jika ada salah satu anak dari marganya berhasil diculik.

Childish Boy: Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang