Selama pelajaran berlangsung, Nara tak benar-benar mengikuti. Pikirannya sekarang hanya terisi oleh suara Gala. Amukannya, tangisannya, marahnya, dan tawanya menyatu menjadi melodi yang sialnya ia suka. Bahkan sampai pulang sekolah pun, ia masih teringat-ingat oleh wajah Gala saat cowok itu menangis.
Menurutnya Gala itu lucu, tapi egonya terlalu tinggi untuk mengakui itu.
Saat bel berbunyi, ia mengangkat tas yang tak berisi buku sama sekali; lalu beranjak keluar saat semua teman kelasnya sudah menghilang. Ia melangkah pelan, menikmati setiap langkah dengan tenang.
Tapi ketenangan itu seakan sirna saat seseorang di sana terlihat sedang adu mulut. Rupanya di sana ada Gala dan Bondan, salah satu pentolan sekolah yang terkenal suka membully.
"SINI DUIT LO! LO BELUM SETOR HARI INI!" teriak Bondan sembari menggerayai saku Gala. Gala yang risih langsung mendorong Bondan dengan tangan tremor.
"KAN TADI UDAH! UANG MULU! KAMU INI MISKIN APA GIMANA SIH KOK MINTA SAMA GALA!"
Jelas saja, ucapan Gala menyentil ginjal Bondan. Cowok preman itu marah. Dia langsung menaikkan tangannya dan mengeplak tubuh Gala hingga cowok itu tersungkur. "Anjing lo ya! lo tuh cuma makhluk lemah! jangan sok deh lo!"
Nara mendengus mendengar itu dari kejauhan. Jika dalam strata kedudukan bad guy-sekolah, Bondan masih jauh dibawah Nara yang artinya, Bondan juga makhluk lemah.
Gala sudah tentu menangis saat dihajar oleh Bondan. Tubuhnya di injak-injak oleh sepatu butut milik preman sekolah itu. Mana sepatunya bau terasi lagi.
"Ampun, hiks, jangan kayak gini, hiks, s–sakit!" welas Gala kesakitan. Tapi seolah tuli, Bondan masih saja menghajar Gala. Ketika ia sudah tidak kuat, tak sengaja Gala melihat seseorang berdiri di sana dengan wajah menyebalkan. Tapi, satu-satunya harapan agar ia selamat adalah gadis itu. Dengan sisa tenaganya, ia berusaha berucap,"Hiks, Nara ... tolong—"
Nah, udah minta tolong nih cunguk. Nara pun beranjak dari tempatnya. Dengan santai, ia mendekati Bondan dari belakang dan meninju punggung cowok itu hingga membentur Dinding. Tentu saja Bondan terkejut, tatkala tak angin tak hujan Nara tiba-tiba memukulnya.
"N–nar, lo ngapain di sini?" tanya nya ketakutan. Nara hanya memasang wajah datar. "Pengen makan martabak daging."
Niatnya sih ngelucu. Tapi garing kriuk-kriuk.
Bondan meneguk ludah. Ia tremor. Wajahnya pias. "Am–ampun Nar, t–tapi gue salah apa?"
Nara tersenyum miring. "Salah lo?" Nara mengangkat tubuh Bondan seakan cowok jakung itu seringan kapas, "Udah nyakitin orang yang gue suka!"
Dan lagi-lagi Bondan dihempaskan hingga tersungkur. "Udah pergi sana! hus-hus!" usirnya yang langsung dituruti oleh Bondan. Gadis itu menghela nafas sebentar sebelum menatap Gala yang masih tiduran di lantai.
"Heh! bangun!" Nara mencoba menarik tangan Gala, tapi sepertinya cowok itu memang benar-benar kehabisan tenaga. "N-Nara, hiks, makasih, ya," ucapnya terbata. Lagi-lagi Nara mendengus. Tanpa ba-bi-bu, ia akhirnya mengangkat tubuh Gala.
"Bisa jalan kan lo?" tanya Nara memastikan. Gala menggeleng. Sumpah! dia tak berbohong. Kakinya sangat sakit karena dijejak oleh Bondan berkali-kali. Ia membuat puppy eyes, berharap Nara akan percaya dengan ucapannya. Gadis itu tentu saja muak dengan ekspresi itu. Terlalu lebay, tapi imut, eh.
Nara yang sudah merasa mulai gila langsung berjongkok. Itu membuat Gala kebingungan, "Nara ngapain?"
"Naik," ucap Nara memerintah. Gala yang lola kembali bertanya, "Naik ke mana?"
"Ck, naik ke punggung gue lah! cepet!"
Gala melotot. Naik ke punggung Nara yang notabene nya perempuan tulen? Gila! mana bisa cewek gendong cowok. Ya walau Gala akui Nara emang kuat, tapi menggendong Gala yang berat ... Gala gak yakin.
"Heh! cepetan kampret! capek nih!"
Mulai, batin Gala kesal, tapi tetap menuruti perintah Nara untuk naik ke gendongannya. Setelah di rasa siap, perlahan Nara berdiri. Di luar dugaan Gala, Nara berjalan seperti biasa. Tak sempoyongan atau merasa keberatan sama sekali.
Diam-diam, dia merasa kagum dengan Nara. Gadis itu walaupun menyebalkan, tapi hari ini dia sudah membantu banyak. Kekuatan Nara sungguh sangat-sangat diluar batas perempuan. The real wonder Women.
"Nara," panggil Gala pelan.
"Hm."
Gala menyenderkan kepalanya di bahu Nara. "Makasih, ya."
"Iya," jawab Nara dingin. Gala tersenyum, matanya terpejam. Ia berusaha mengistirahatkan tubuhnya yang masih kesakitan.
Dan, tanpa Gala sadari, muka Nara sudah memerah hanya karena ucapannya yang sangat manis.
Childish Boy
"Mana yang sakit?"
Kini mereka sudah berada di taman sekolah. Duduk di bangku yang sudah usang, Nara mencoba untuk mengobati Gala dengan obat yang ia bawa. Gala menunjuk beberapa luka di wajahnya. "Ini, ini, ini. Duh, wajah Gala cakit cemua!"
"Jangan lebay!" Nara menekan luka Gala hingga cowok itu langsung meringis kesakitan. "Ihhhhh, sakit Nara! jahat banget sih!"
"Emang," jawab Nara cepat. "Udah ah, sini wajah lo!"
Gala mendekat dan Nara dengan telaten membersihkan luka Gala dengan alkhohol. Ia meniup-niup luka basah Gala pelan. Dan saat mata mereka saling bertemu, seolah ada sengatan yang menjalar di tubuh mereka. Rasanya hangat, juga mendebarkan.
Gala membuang muka. Senyumnya tak bisa disembunyikan lagi. Dia deg-deg kan. "U–udah deh, Nara! muka ku udah gak sakit!" gagapnya. Nara menatap Gala gemas. Rasanya ingin menerkam cowok ini saja.
"Ya udah kalau gitu ..." Nara berdiri, "gue duluan ya!"
"Jangan dong!" Gala menarik tangan Nara yang sudah ingin beranjak pergi. "Anterin Gala pulang!" pintanya.
Nara mendengus. Nganterin cowok ini pulang? dari tampang nya saja sudah kaya? masa' gak punya sopir pribadi yang menjemput. "Lo gak di jemput?"
Gala menoleh kanan kiri. "Kayaknya sih udah, tapi Gala tiba-tiba kepengen pulang sana Nara!" katanya dengan wajah riang.
"Dih, gak mau gue. Nanti motor gue reyot lagi gara gara lo naikin!" tolaknya, membuat mood Gala memburuk. "Udah sana ke sopir lo! kasian doi nungguin!" suruh Nara memaksa.
"Ya udah iya! tapi Nara anterin ya! please!" pinta Gala sambil bergelandotan di tangan panjang milik Nara. "Gala bakalan kenalin Nara ke sopir Gala. Biar pak sopir tau kalau Gala punya temen baru! yeay!" seru Gala semangat.
Nara menggeleng. "Dih! gue bukan temen lo ya! amit-amit!" bantah Nara tak setuju. Mendengar itu Gala langsung cemberut. "Lah tapi kok Nara bilang suka sama aku ke Bondan! Nara pembohong!"
Nara salah tingkah. Ia tadi hanya keceplosan. Salah sendiri Gala tadi imut banget pas minta pertolongan. Dia kan jadi gemas. "Eh–tadi itu gu—"
"Udah deh Nara gak usah banyak alasan! ayo anterin Gala dulu!" potong Gala langsung menyeret Nara ke gerbang sekolah. Nara akhirnya pasrah, mengikuti kemauan teman barunya.
Diam-diam Nara tersenyum. Teman. Adalah satu keinginan kecilnya yang sekarang sudah terkabul. Sepertinya.
Childish Boy
[IWAWIWAI NOTE]
Terharu banget sih aku bisa nulis se cepet ini. Sekali buka hp selesai. Biasanya kudu ngumpulin niat dulu say~Gimana part hari ini? puas enggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Подростковая литература"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...