Seorang gadis berambut sepinggang berjalan santai di koridor sekolahnya. Dengan headset yang tersumpal di kedua telinganya dan tas ransel berwarna lilac tersampir di bahu kirinya, gadis itu berjalan tanpa mempedulikan sekitarnya.
Agatha Putri Brimantya. Gadis cantik yang duduk di kelas XI. Gadis cuek yang memiliki aura yang berbeda dari gadis lainnya.
Padahal Agatha hanya fokus pada lagu yang ia dengar lewat headset nya, namun tetap saja ada siswa-siswa yang menatapnya suka secara terang-terangan.
Agatha masuk ke ruang kelas XI IPA 3—ruang kelasnya. Berjalan menuju tempat duduknya sembari melepas headset yang sedari tadi berdiam di telinganya.
"Morning'"sapa Agatha pada teman-temannya.
"Tumben ga pake jaket,"celetuk Gia yang duduk didepannya.
"Males. Gak lagi dingin juga," Agatha mengeluarkan ponselnya.
"Eh, Bahasa Inggris gak ada pr kan?"tanya Devi.
"Nope."jawab Gia. "Oh ya Tha, ada yang mintain nomer lo lagi, nih."adu Gia sambil menunjukkan ponselnya.
"Biarin aja."sahut Agatha santai.
"Kasih jangan?"
"Ya, janganlah. Block aja nomernya, ga penting." Gia mengangguk. Kemudian dengan segera gadis itu memblokir nomer siswa yang meminta nomer Agatha itu.
"Nomer Agatha dimintain ke Gia, nomer Gia dimintain ke gue, nomer gue dimintain ke Agatha. Heran,"keluh Devi.
Agatha terkekeh. "Kita secakep itu ya soalnya?"gurau Agatha.
Devi mengibaskan rambutnya sombong. "Ya jelas sih. Bahkan kakel aja iri,"
"Apaansi lo Dev,"ujar Agatha.
"Tapi jadi cakep gini kadang gue risih anjir. Gak adik kelas ga kakak kelas, ngerebutin mulu."ceroscos Gia.
"Dih, ngerebutin. Laku banget lo?"cibir Devi.
Gia mencebikkan bibirnya. "Eh, kantin yuk? Gue lagi mau yoghurt nih."
"Pagi-pagi gini? Yoghurt?"tanya Agatha.
"Udah makan tadi gue."sahut Gia.
"Yaudah ayo,"
Mereka bertiga lalu keluar kelas untuk menuju kantin.
***
"Gia rakus banget anjir sekali beli langsung 3. Emang bakal habis lo?"tanya Devi.
Gia yang sedang memakan yoghurt rasa stroberi nya mengangguk. "Habislah."
Debi menyeruput es teh pesanannya. "Entar kalo ga abis, bagi ke gue aja. Oke?"
Gia menatapnya sinis. "Dih,"
Hanya Gia dan Devi yang sibuk dengan pesanan mereka. Sedangkan Agatha hanya memainkan ponselnya sambil sesekali ikut mengobrol.
"Hai Agatha,"sapa seseorang yang kini berdiri di samping Agatha.
Agatha mendongak. "Iya?"
"Aku boleh ikut duduk di sini?"kata cowok itu. Iya, yang nyapa tadi itu cowok. Bukan cewek.
Agatha mengangguk lalu menggeser duduknya.
"Ada perlu apa ya, kak?"tanya Agatha.
Siswa yang Agatha ketahui adalah seniornya itu tersenyum. Agatha sebenarnya tidak kenal dengan siswa ini, tapi supaya tidak dianggap tidak sopan makanya Agatha bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...