Agatha membuka kembali selimutnya. Ia sudah berniat untuk tidur ketika tiba-tiba ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.
"Ada apa Gi?"
"Tha, lo dimana sekarang?"
"Dirumah. Kenapa?"
"Kak Fajar dirumah ga?"
Agatha terdiam sebentar. "Engga. Pergi gatau kemana,"
"Kenapa Gi?"
"Ini, kak Ciko chat gue. Mereka lagi di club," Gia menjeda kalimatnya.
Agatha membenarkan duduknya sembari terus mendengarkan.
"Kak Ciko bilang kak Fajar ga berhenti minum. Mabok banget. Dia maunya chat lo tapi ga berani,"
"Ini gue jadi chattan gara-gara gue reply story nya dia lagi di club itu."
"Terus sekarang gimana?"
"Gue gatau Tha, kak Ciko gaada bales lagi."
"Tuh orang kenapa sih,"
"Kata kak Ciko ga biasanya dia gini Tha. Dia yang paling banyak minum katanya,"
Agatha mendecak mendengar itu. Dia jadi khawatir setelah mendapat laporan dari Gia.
"Apa gue susulin kesana?"tanya Agatha meminta pendapat.
"Hah?? Lo yakin? Udah malem gini Tha. Mana itu tempat kita gatau lagi kan,"
"Iya tapi takutnya dia kenapa-napa,"
"Masih ada temen-temennya kok disana yang bakal ngurusin kak Fajar. Lo jangan nekat deh Tha,"
"Kalo lo ga ngijinin gue pergi, kenapa lo kasitau gue itu semua?"tanya Agatha sarkas.
"Ya kan gue cuma nginfoin lo doang bukan bermaksud biar lo nyusulin kesana."
"Gi, perasaan gue ga enak. Gue harus liat dia langsung,"
"Tha astaga,"
"Kalo gitu gue sama Devi ikut."
"Gausah–"
"Gaada pokoknya kita berdua ikut. Siap-siap nanti gue jemput,"
"Emang Devi masih bangun?"
"Gue bangunin. Siap-siap sana,"
Kemudian panggilan diakhiri Gia. Agatha menghela napas dan segera beranjak dari tempat tidurnya.
Ia dengan cepat mengganti pakaian tidurnya ke pakaian yang lebih proper.
Agatha tidak pernah pergi ke tempat semacam club jadi ia tidak tau pakaian apa yang cocok dipakai. Oleh karena itu ia asal ambil pakaian saja dari lemari.
Agatha hanya memoleskan sedikit bedak dan lip tint lalu menyemprotkan parfum pada tubuhnya.
Ia berlari ke lantai bawah dan memakai white sneakers nya.
Agatha duduk di ruang tengah dengan pikiran terus tertuju pada Fajar. Tangannya bergerak tidak karuan karena merasa cemas.
Akhirnya Gia dan Devi datang menjemputnya menggunakan mobil.
Kemudian mereka bertiga berangkat menuju dimana Fajar dan teman-temannya berada.
***
Agatha menggigit jari tangannya sambil menatap keluar jendela mobil. Pikirannya berkelana.
Gia yang menyetir tidak berhenti memperhatikannya melalui kaca spion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...