35. Eyes to Eyes

747 40 6
                                    

lagu di atas gaada hubungannya ya sama chapter ini.
tapi aku mau insert aja karena lagunya bagus dan sekalian promote blackpink's new album ;)

enjoy!

***

Hari ini Agatha sudah berada di rumah. Karena kemarin siang ia akhirnya dapat dibolehkan pulang setelah menginap selama satu malam.

Karena absen tidak sekolah kemarin, membuat Agatha merasa sudah kelewatan pelajaran selama satu semester.

Dia benar-benar berlebihan.

Walau ia masih harus meminum obatnya, namun Agatha tetap kekeuh ingin bersekolah hari ini.

"Lo yakin bisa?"tanya Fajar sekali lagi.

Agatha yang sedang mencatok rambutnya berdecak malas. "Gue cuman alergi, bukan stroke."balas Agatha sarkas.

Fajar menghela napas. Bukannya ia berlebihan, hanya saja ia takut jika kejadian semalam akan terulang lagi.

Agatha mengambil ransel yang tergeletak di lantai. Lalu menyampirkannya di bahu kiri. Mereka baru saja menyelesaikan sarapan mereka.

Pagi ini Fajar yang menyiapkan.

Yap, benar-benar seorang Fajar. Agatha bangun agak kesiangan tadi dan saat ia turun ia terkejut ketika melihat di meja makan terdapat dua piring toast.

"Obat?"tanya Fajar ketika Agatha hendak melangkah keluar rumah.

Laki-laki itu masih di belakang memasang sepatunya.

Agatha tersenyum tipis. Lalu ia berbalik hanya untuk mengangguk kepada Fajar.

Agatha tidak menyangka jika Fajar bisa se-cerewet ini soal urusan sakit. Bahkan Agatha sempat mengira bahwa jika ia sakit Fajar tidak akan menaruh peduli sama sekali.

Selanjutnya Agatha menghidupkan motornya. Fajar menyusul di belakang.

***

"Udah baikan lo?"tanya Gia sesampai Agatha di bangkunya.

Agatha mengangguk. "Udah."

"Lain kali perhatiin dulu sebelum makan, teliti."saran Devi.

Agatha membalas, "Iya-iyaaa."

"Gaada tugas kan ya?"tanya Gia.

Devi menggeleng. "Engga.

"Eh kalian tau ga sih," Saat Gia mulai bersuara demikian, maka kedua sahabatnya akan mulai merapat.

"Kenapa?"tanya Devi kepo.

"Amanda."jawab Gia.

Agatha mengernyit tak mengerti. "Amanda kenapa?"

Gia mendelik pada Agatha dan menempelkan satu jarinya pada bibir. "Ssst, kecilin anjir."

Agatha hanya memundurkan kepalanya bingung.

"Jadi, kemarin gue liat Amanda di deket toko kelontong deket rumah gue. Lagi sama cowok, ngga tau siapa."ujar Gia bercerita.

"Trus,"sahut Devi.

"Mereka kaya deket gitu, kaya bukan temen biasa. Nah, gue herannya kayak dia kan ga lama ini baru putus sama kak Fajar, dan semisal itu adalah kandidat baru buat dia, kok bisa cepet banget?"tanya Gia heran.

Pasangan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang