Fajar merentangkan kedua tangannya dan meliukkan badannya sesaat setelah matanya terbuka.
Tidurnya cukup nyenyak. Walau agak tidak nyaman dengan tempat yang ia tiduri.
Kasur besar di depannya sudah kosong. Artinya Agatha sudah bagun lebih dulu sebelum dirinya.
Fajar mendudukkan dirinya sebentar untuk mengumpulkan nyawanya yang baru 80% terkumpul.
Setelah sudah 100%, Fajar langsung ke kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka dan mulai mempersiapkan diri.
Membutuhkan waktu 15 menit untuk seorang Fajar melakukan semuanya di kamar mandi. Setelah memakai seragamnya, Fajar menyisir rambutnya agar sedikit lebih rapi.
Mengambil tas ranselnya, barulah Fajar turun ke bawah untuk memakan sarapan.
***
Agatha di bawah tengah sibuk memasak nasi goreng. Ia benar-benar menginginkan nasi goreng sejak baru bangun tadi.
Agatha bangun jam 5.30 pagi tadi. Ia langsung bersiap-siap agar nanti tidak berebut dengan Fajar.
Agatha menghirup wangi sedap nasi goreng yang baru saja selesai dimasaknya.
Meletakkannya di piring dengan hati-hati, dan menambahkan telur mata sapi diatasnya, dan nasi goreng buatan Agatha pun siap disantap.
Kepala Agatha menoleh kearah tangga saat mendengar langkah kaki turun.
Ternyata Fajar sudah bangun. Laki-laki itu sudah memakai seragamnya dengan tas ransel tersampir di bahu kirinya.
Agatha tidak menyapanya. Ia hanya menatap Fajar sebentar lalu duduk di salah satu kursi di meja makan.
"Lo buat nasi goreng?"tanya Fajar sambil ikut duduk di depan Agatha.
Agatha mengangguk. "Iya."
Dahi Fajar mengerut mengetahui hanya ada satu piring nasi goreng. "Satu doang? Buat gue mana?"
Agatha menaikkan satu alisnya. "Gue buat emang buat gue doang,"
"Lah. Gue kira lo buatin sarapan buat gue juga,"balas Fajar agak sewot.
Agatha mengedikkan bahunya. "Gue ngga tau lo pengen juga."jawab Agatha dengan polosnya.
Fajar menghela napas sabar. Masih pagi wahai Fajar, mohon bersabar ya.
"Ya kalo lo bikin sarapan otomatis harusnya bikinin dua dong. Ni rumah kan isinya dua orang, bukan satu."omel Fajar.
"Yaudah sih,"balas Agatha tidak mau kalah.
Terpaksa akhirnya Fajar membuat segelas susu putih sebagai sarapan. Padahal ia sangat lapar dan segelas susu mana cukup untuk mengisi perutnya. Dan untungnya Dewi juga sudah menyetok segala jenis keperluan rumah tangga disini.
Fajar membawa gelasnya dan duduk di sofa ruang tamu. Tidak ingin duduk bersama Agatha.
Dan Agatha–tanpa rasa bersalah menyelesaikan makanannya. Sebenarnya bukannya ia tidak tahu, cuma memang ia tidak mau saja membuatkan sarapan untuk Fajar juga.
Kembali lagi, Agatha masih belum terbiasa.
Semuanya masih terasa aneh dan canggung baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...