33. Perkara Serum

1.3K 51 3
                                    


VOTE & SPAM KOMEN YUK!

***

Beberapa hari telah berlalu. Fajar dan Agatha sudah berbaikan tentunya. Kini Fajar sedang melakukan latihan pagi bersama tim basketnya karena hari turnamen sudah semakin dekat.

Sekolah belum dimulai. Itulah mengapa Fajar memanfaatkan waktu dan tempat untuk latihan.

"Ayo, ayo! Jangan lemes gitu dong! Semangat! Katanya mau menang?"seru Fajar menyemangati anggotanya.

Dion menyahut, "Mendadak gue ngga pede, Jar."

Fajar mengernyit sekilas. "Kenapa gitu?" Ia berjalan mendekati Dion.

Dion terlihat menggaruk tengkuknya canggung. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan. "Ga tau Jar. Tiap hari gue ngerasa kurang aja,"

"Jangan gitu Yon, lo itu udah gg gaming anjir, mainnya."balas Rio.

Dion tersenyum sekilas lalu kembali menunduk tidak percaya diri. Dion ini, sekedar tau saja, adalah salah satu pemain basket terbaik di sekolah mereka. Dulu namanya sempat bersaing dengan Fajar pada saat pemilihan ketua tim basket.

"Istirahat dulu deh 15 menit, nanti kita lanjut lagi sebelum masuk kelas."kata Fajar memberi perintah.

Fajar berjalan menuju tempat Dion duduk. "Lo kenapa deh,"tanyanya.

Setelah meneguk air dari botol minumnya, Dion menoleh. "Ngga tau gue. Apa karena lawan kita SMA Kencana?"

Fajar tersenyum miring meledek. "Takut lo? Takut sama lawannya apa takut sama mantan lo yang di sana?"goda Fajar.

Dion tertawa karenanya. "Anjing lo Jar,"

"Ayo jawab yang mana,"paksa Fajar.

Dion mendengus geli. "Keduanya. Puas?"

Fajar tertawa puas tentu saja. "Kenapa masih takut aja sih sama dia? Udah putus lama kan?"

"Udah sih. Tapi, kayak takut gue ga full power aja nanti. Ntar kan malu depan mantan,"jelas Dion.

"Ya makanya biar full power itu kita latihan. Jangan lemes lesu gini,"tukas Fajar.

"Leadernya Kencana juga sekarang sat set gue liat. Dia pernah ikut turnamen tingkat nasional setau gue, dan dapet juara 3 kalo ga salah." Fajar terdiam.

"Gue kan juga pernah?"sahut Fajar.

"Ya- iya sih. Tapi, ah, tau deh." Dion menggaruk telinganya.

"Dan," Fajar menoleh.

"Dia juga lagi deket sama mantan gue. itu."kata Dion pahit. Fajar mengangguk paham. Akhirnya dia mengerti alasan temannya ini terlihat sangat tidak percaya diri dengan turnamen kali ini.

"Ya elah. Karena itu makanya lo harus semangat latian. Tunjukin ke mereka kalo lo mampu, lo bisa dan ngga kalah sama si leadernya itu."ujar Fajar memberi dukungan.

Dion menoleh pada Fajar dan tersenyum. "Makasi bro, lo mau buang-buang waktu lo buat nyemangatin gue."

"Anytime. Ngga buang waktu kok. Ini emang tanggung jawab gue sebagai ketua tim disini. Nyemangatin lo-lo pada biar ga drag the team down," Fajar lalu menepuk dua kali pundak Dion.

15 menit setelahnya, mereka melanjutkan latihan. Tapi kali ini lebih gencar dibanding yang sebelumnya.

Hingga bel masuk berdering dan memaksa mereka untuk berhenti latihan. Setelah berpamitan dengan satu sama lain, mereka berpencar ke arah kelas masing-masing.

Pasangan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang