12. Bola basket

1.1K 52 1
                                    

baper

***

Setelah memakan sarapan yang dibuatkan Agatha, Fajar langsung berangkat menuju sekolah.

Hari ini adalah jadwalnya untuk olahraga. Makanya Fajar sangat semangat.

Setelah sampai di kelasnya, Fajar meletakkan tasnya dan membuka jaketnya.

"Hari ini basket ya, Jar?"tanya Ciko yang sedang sibuk mabar dengan Bino.

Fajar sambil membuka jaketnya mengangguk sekali. "Iya,"

"Lapangan bakal rame lagi nih, ntar,"cibir Bino.

Fajar terkekeh sebagai balasan. Seperti biasa. Jika kelas Fajar sudah mendapat jadwal praktek basket, sudah seperti rutinitas bagi para ciwi-ciwi di SMA Gemilang untuk memenuhi lapangan basket.

Untuk apa? Ya untuk menonton laki-laki itu memainkan basket dengan piawai.

Belum lagi peluh-peluh yang akan berceceran di dahi dan seluruh tubuhnya. Tentunya akan membuat para kaum hawa kelabakan.

Dan perlu kalian ketahui, Fajar sangat menyukainya jika keadaan sudah seperti itu.

"Yee, tawa lo!"cibir Ciko.

"Iri bilang kali!"ejek Fajar.

"Mana ada gue iri sama lo,"

"Orang jelas-jelas gue lebih jago kok main basket daripada lo! Yeee!"ujar Ciko sombong.

Padahal kalau dibuatkan pertandingan, Ciko bisa dipastikan akan menyerah duluan.

"Alah, gak usah sok bisa deh lo! Lo aja ya, setiap beda tim sama Fajar pasti bakalan kalah. Gausah sok-sokan paling jago deh Cik,"sentak Bino menusuk hati.

Ciko dengan dramatis menatap Bino. "Bino Guana, kamu sangat melukai hatiku dengan ucapanmu yang tajam itu,"

Karena sudah gregetan dengan kurcaci besar disampingnya ini, Bino dengan agresif mendekap mulut Ciko agar dia diam.

"Mampus,"ujar Fajar puas.

Glen yang menyaksikan itu semua hannya bisa menggelengkan kepala heran. Sebenarnya sudah tidak heran lagi sih. Karena rata-rata setiap pagi akan ada saja kejadian seperti ini.

***

Bunyi peluit yang sangat nyaring membuat anak-anak kelas XII IPS 4 langsung berlarian mendekati Pak Bayu–guru penjas mereka.

"Ayo cepat baris! Jangan lelet kayak siput!"teriak guru berumur 40an itu.

"Iya pak, sabar, jangan marah-marah mulu!"sahut Ciko.

Teman-teman kelasnya tertawa mendengar sahutan dari Ciko. Memang laki-laki itu tidak tau takut sama sekali.

Setelah semuanya berbaris, Pak Bayu langsung memberikan pengarahan. Dari A sampai C. Iya sedikit saja karena kalau lama-lama nanti mereka semua gosong terbakar sinar matahari.

Lalu dilanjutkan dengan pembagian tim. Yang pertama main adalah para laki-laki dan yang perempuan dipersilahkan duduk terlebih dahulu.

Pasangan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang