46. Club (1)

598 22 12
                                    

Agatha menutup buku catatan Kimia nya ketika mendengar dering bel yang menggema keras. Akhirnya jam istirahat.

"Finally, God,"ujar Devi menghela napas lega.

"Kenapa deh ya makin hari nih materi makin banyak?? Mana makin susah ya kan,"keluh Gia.

"Namanya juga udah mau akhir semester,"sahut Devi.

Setelah itu mereka bertiga berjalan keluar kelas menuju ke kantin. Perut ketiganya sudah sangat keroncongan sejak tadi.

"Nasi uduk mau ga?"tawar Gia pada kedua sahabatnya.

Agatha dan Devi serempak menganggukkan kepala.

"Minumnya samain aja ya, es jeruk."kata Gia kembali diangguki Agatha dan Devi.

"Eh Tha, kemarin gimana lo kumpul sama keluarganya kak Fajar? Mereka gimana? Baik ga?"tanya Devi membuka obrolan.

Agatha tersenyum kecil. "Baik kok, baik banget malah."

"Mungkin karena mereka orang Bandung semua, jadi kesannya kaya positif dan halus. Tapi emang mereka baik banget, ga bikin gue ngerasa left out sama sekali."

"Mereka welcome sama lo?"

Agatha mengangguk. "Banget."

"Berarti semuanya udah pada tau ya kalian udah nikah? Dan mereka semua gapapa gitu kalian nikah underage gini?"tanya Devi dengan suara yang dikecilkan.

Agatha diam sesaat. "Kayanya mereka fine fine aja karena emang sebelumnya udah diomongin dulu."jawab Agatha.

Devi manggut-manggut mendengar cerita Agatha. "Beruntung banget lo Tha, di welcome sama keluarganya Fajar. Jadi ga kerasa begitu mencekam lah, ya kan?"

Agatha menganggukkan kepalanya setuju.

"By the way Tha, sepupunya kak Fajar gaada yang ganteng satu gitu? Dan jomblo? Yang bisa dijodohin sama guee?"tanya Devi dengan wajah memelas.

Agatha menatapnya jijik. "Apaan sih lo Dev, geli,"

Devi dengan merengek menyahut, "Yang bener Thaaa, gue udah di fase bosen banget jadi jomblo. Ga berhasil mulu hubungan gue,"

"Ya, nggak sama sodaranya Fajar juga kali Dev,"ujar Agatha berusaha sabar.

"Ya ga masalah kan? Selagi merekanya mau. Lagian kita bisa jadi satu keluarga nanti," Devi menaikturunkan kedua alisnya.

Agatha menatapnya sinis. "Gak. Ogah."

Devi mencibir Agatha. Selang beberapa menit akhirnya makanan mereka datang bersama dengan Gia yang marah-marah seperti biasa karena antrian yang berdesak-desakan.

***

"Dev, lo seriusan main dating app??"tanya Gia tidak percaya.

Devi dengan cengirannya mengangguk. "Nyoba aja sih,"

"Damn, you're wild,"ujar Gia tak habis pikir.

"Katanya udah bosen jomblo Gi,"sahut Agatha.

Gia geleng-geleng kepala sambil menatap miris pada Devi.

Setelah makan di kantin, mereka bertiga memutuskan untuk cari angin sebentar di taman belakang sekolah. Sudah lama mereka tidak duduk-duduk cantik di belakang sini.

Menikmati angin sepoi-sepoi yang menyejukkan sambil berbincang-bincang ringan.

"Tha, kok gue gaada liat kak Fajar dan geng nya di kantin tadi?"tanya Gia penasaran.

Pasangan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang