Hari ini Agatha berangkat bersama dua sahabatnya. Karena Devi membawa mobil, jadi dia memutuskan untuk menjemput Agatha dan Gia.
"Bokap lo kemana Gi? Kok tadi gaada?"tanya Devi disela-sela menyetir.
"Udah kerja. Dari kemaren berangkat kerja pagi banget soalnya kantornya lagi hectic."jawab Gia.
"Ooh. Tha, tadi gue ga liat kak Fajar. Belum bangun ya?"tanya Devi dan kali ini kepada Agatha.
"Udah. Tapi masih mandi,"jawab Agatha.
Agatha pagi ini bangun dengan suasana hati yang buruk. Entah kenapa tapi alasan yang paling masuk akal adalah mungkin karena hari ini adalah hari pertama menstruasinya.
Tau kan bagaimana mood perempuan di hari pertama mereka mens?
Agatha mendesis. Gia dan Devi langsung menoleh kearah Agatha.
"Heh, lo kenapa?"tanya Gia sambil memegangi lengan Agatha.
Agatha menggelengkan kepalanya. "Nggak,"
Gia berdecak. "Gausah bohong deh Tha. Bilang kenapa,"
Agatha memegangi perutnya yang terasa diperas. "Perut gue,"
"Oh, lo lagi mens ya??"tebak Devi.
Agatha tidak menjawab karena fokus menahan rasa sakit di perutnya.
"Ohh, pantesan. Mau beli koyo dulu?"tawar Gia.
"Di belokan sini ada minimarket kan, Dev?"tanya Gia.
Devi mengangguk. "Iya, ada."
"Shhh,"desis Agatha.
Gadis itu bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
"Aduh Tha, tahan bentar ya. Ini dikit lagi nyampe kok di tokonya,"kata Gia mencoba menenangkan Agatha.
Setelah sudah sampai di minimarket yang dimaksud, Gia langsung turun dan masuk ke dalam.
"Tha, aduh. Coba lurusin kaki lo. Bisa nggak?"tanya Devi.
"Gabisa. Tambah sakit tar,"jawab Agatha.
Devi meringis melihat sahabatnya yang tengah kesakitan.
"Yaudah tahan bentar ya."ujar Devi.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Gia kembali dengan sebungkus koyo di tangannya.
Sudah menjadi kebiasaan mereka bertiga jika sedang haid menggunakan koyo. Karena ketiganya mempunyai kebiasaan yang sama ketika sedang haid.
Dan menempelkan koyo pada perut mereka sangat ampuh untuk mengurangi rasa sakit.
"Nih, pake," Gia memberikan satu koyo pada Agatha.
Agatha mengambilnya dan perlahan memasangkannya di perutnya.
Agatha menengadahkan kepalanya ke belakang. Sumpah ya rasa sakitnya tiada tanding.
Gia mengelus-elus bahu Agatha. "Yang kuat ya, sakitnya emang banget banget."
"Pantesan dari tadi muka lo ga enak banget Tha. Ternyata lagi m,"celetuk Devi.
"Iya. Baru tadi pagi keluarnya,"balas Agatha.
Sepanjang perjalanan gadis itu terus meringis kesakitan membuat Devi dan Gia ikutan ngilu.
"Menderita banget ya jadi cewek. Duh Tha, gue jadi ikutan nyeri nih,"ungkap Gia.
Agatha terkekeh pelan.
Agatha tau kedua sahabatnya itu pasti sedang berusaha untuk menghiburnya.
Agar suasana hatinya menjadi lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...