"Pasien Agatha..."
"...keadaannya sekarang sudah baik-baik saja."
Fajar menghela napas lega. Begitupun dengan mama dan papa Agatha.
"Tadi pernapasannya sempat tidak normal, namun sekarang sudah seperti biasa."lanjut sang Dokter.
"Mungkin, pasien Agatha akan memerlukan satu hari untuk tinggal di sini sementara. Namun jika statistik kondisinya menunjukkan peningkatan signifikan, maka mungkin pasien akan bisa pulang beberapa jam lagi."jelas Dokter itu dengan detail.
"Terimakasih banyak ya Dok,"ucap Fajar.
Dokter itu mengangguk dengan tersenyum tipis. Lalu setelah berbincang sebentar dengan kedua orang tua Agatha, beliau beranjak untuk membuatkan resep obat.
Fajar menjadi orang paling pertama yang masuk ke ruangan Agatha dirawat.
Hal pertama yang ia lihat adalah, Agatha yang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit.
Wajah gadis itu terlihat sangat pucat. Bahkan bibirnya pun terlihat putih keabuan.
Fajar menarik kursi disampingnya dan memposisikan agar berada tepat di samping kasur Agatha.
Laki-laki itu memperhatikan Agatha yang tengah tertidur.
Fajar sama sekali tidak pernah menyangka bahwa istrinya mengidap sesuatu. Ini benar-benar mengagetkan dan di luar dugaan.
"Udah, stop nyalahin diri sendiri,"celetuk Agita yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya.
Fajar mendongak. Mama mertuanya baru saja berhasil membaca pikirannya.
Fajar meringis. "Fajar nggak nyangka aja, ma,"ungkap Fajar.
Agita tersenyum. "Iya. Agatha emang udah alergi sejak kecil banget."
"Dan ini bukan pertama kalinya kambuh, kok."jelas Agita.
"Beberapa hari sebelum kalian nikah juga Agatha sempet kambuh alerginya."sambung Agita memberitahu.
"Cuman emang mama tekankan sekali kepada dia, untuk lebih hati-hati kalo mau makan sesuatu."ujar Agita lagi setelah diam beberapa saat.
Fajar mengangguk-angguk pelan. Perhatiannya kembali pada wajah pucat Agatha.
Kedua mertuanya menghampiri Agatha untuk mengusap kepala gadis itu sayang. Tentu saja mereka khawatir.
Karena setiap alergi Agatha kambuh, gadis itu akan menjadi sangat pucat dan lemas. Gejala-gejala yang dikeluarkan pun begitu mengkhawatirkan.
"Fajar, kamu temenin Agatha disini ya. Mama sama papa mau ambil obatnya dulu,"ucap Agita diangguki Fajar.
Setelah kedua mertuanya keluar dari ruangan itu, Fajar sekali lagi, kembali menatap wajah istrinya lama.
Wajah Fajar terlihat begitu serius.
"Sorry, karena gue lo jadi masuk rumah sakit."kata Fajar pelan, hampir seperti bergumam.
Fajar menatap ke satu helai rambut yang menutupi mata kanan gadis itu. Dengan perlahan Fajar sedikit bangun, lalu membungkuk.
Jadi posisinya seperi Fajar seakan-akan sedang mencium kening Agatha.
Lalu tangan Fajar memasukkan helai rambut itu ke belakang telinga Agatha.
Fajar kembali ke posisi awalnya. Ia menghela napas.
"Kenapa muka lo tetep cantik walaupun lagi sakit gini?"tanya Fajar tanpa sadar.
"Pucet di muka lo kaya gaada ngaruhnya sama sekali."ujarnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...