Agatha menyesap matcha latte yang dibuatnya. Agatha mengangguk-angguk ketika rasanya sesuai dengan yang ia perkirakan.
Ah dan ya, Agatha sampai saat ini masih enggan untuk bertegur sapa dengan suaminya sendiri.Yaitu Fajar.
Dia masih cukup kesal dengan laki-laki itu karena masalah kemarin.
Dan ngomong-ngomong, saat ini masih pagi. Agatha masih di rumah belum berangkat ke sekolah. Begitu juga dengan Fajar.
Agatha meletakkan gelasnya di atas meja di ruang tengah dan memasang sepatunya yang baru ia ambil dari rak.
Agatha tidak menoleh ketika mendengar langkah kaki dari tangga. Jelas itu Fajar memangnya siapa lagi?
"Eh, lo belum berangkat?"tanya Fajar.
"Belum."jawab Agatha singkat.
"Gue kira udah. Mau barengan aja?"tawar Fajar.
Agatha langsung menatap laki-laki itu. "Engga, makasih."
Fajar mengedikkan bahunya. "Yaudah,"
Fajar terlihat berjalan menuju dapur. Ia mengerutkan alis ketika melihat meja dapur kosong. Biasanya akan terisi makanan untuk sarapan.
"Kok ngga ada makanan?"tanya Fajar bingung.
"Lo ga bikin sarapan?"tanyanya lagi.
Agatha sambil bangun menjawab, "Ga sempet. Gue telat bangun,"jawab Agatha.
Fajar menatapnya kecewa. Padahal laki-laki itu sudah menanti untuk memakan sarapan buatan Agatha.
"Bikin aja sereal sana. Gue mau berangkat dulu,"kata Agatha sambil mengambil tasnya.
"Masih marah ya?"tanya Fajar.
Agatha terus berjalan tanpa mempedulikan Fajar.
"Kenapa masih marah, sih?"tanya Fajar terdengar sedikit frustasi.
Fajar mengejar Agatha. "Mau gue beliin martabak? Atau es krim? Atau matcha latte yang banyak? Hm? Gue beliin yang banyak deh buat lo."ujar Fajar panjang.
Agatha disampingnya hanya diam cuek. Sangat cuek.
"Es krim ya? Es krim rasa apa? Lo sukanya rasa yang apa gue beliin,"tawar Fajar lagi.
Agatha tetap diam tak bergeming.
Fajar yang sudah lelah mengembuskan napas. Padahal niatnya sudah baik loh, ingin menyogok Agatha dengan makanan. Tapi malah tidak mendapat respon dari gadis itu.
"Bilang aja lo mau apa nanti gue beliin, oke?"kata Fajar.
Laki-laki itu sampai memiringkan wajah ke samping untuk menghadap langsung ke wajah Agatha. Membuat Agatha otomatis menatapnya.
Tapi gadis itu tetap diam.
Fajar berdecak. Ia lalu berjalan ke motornya.
Agatha menghidupkan motornya dan pergi terlebih dahulu. Tanpa Fajar ketahui, gadis itu mati-matian menahan senyumnya untuk mengembang ketika sejak tadi laki-laki itu nyeroscos mencoba membujuknya.
Lucu.
***
"Tha, pinjem tip-ex dong, mau giniin buku gue,"kata Gia dengan menjulurkan tangannya.
Agatha langsung memberikan yang Gia minta.
Mereka saat ini sedang mengerjakan tugas esai yang diberikan oleh guru PPKn mereka. Tugasnya berkelompok. Tidak ada ketentuan khusus yang penting berkelompok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Muda
Teen FictionMenikah saat masih duduk di bangku SMA?! Tak pernah terbayangkan sekalipun di benak Agatha bahwa ia akan menikah saat usianya bahkan belum 17 tahun. Gara-gara perjodohan konyol yang dibuat orangtuanya membuat Agatha harus menjadi seorang ismud alia...