Bab 15 Kunjungan Mendadak

67 0 0
                                    


Setelah dua hari menjalani masa pemulihan paskah kritis, Adi sudah diperbolehkan untuk pulang dengan catatan harus istirahat dan tidak boleh terlalu letih. Amara memesankan taksi online untuk mereka pulang tapi Brian datang dan menawarkan untuk mengantar mereka. Awalnya Amara menolak dengan keras tetapi karena bujukan dari Rosa dan Adi akhirnya dia luluh dan mau diantar oleh Brian.

Brian memang penyebab dari permasalahan ini, tapi tidak semua salah Brian. Dia sangat sadar akan hal itu. Tapi usahanya menjauhi Brian dan membuang perasaan yang seharusnya tidak ada malah akan menjadi sia-sia.

Kini mereka berada di mobil Brian. Adi dan Rosa berada di belakang dan Brian dan Amara berada di depan. Dalam perjalanan, Amara tidak berbicara sedikitpun padahal suasana di mobil sangat bising dengan suara gelak tawa dari Adi, Rosa dan Brian. Maklum lah Brian sudah sejak lama kenal dan akrab dengan keluarga Amara jadi Brian sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Adi dan Rosa.

Brian tampak melirik ke arah Amara yang tengah memandang jalan. Batinnya sakit karena sahabatnya yang selama ini selalu ceria dan konyol kini menjadi pendiam.

Tak terasa mobil sudah sampai di halaman depan Rumah keluarga Adi. Brian bergegas turun dan membantu mengangkut barang-barang Adi. Amara mengambil paksa barang-barang milik papanya karena tidak ingin merepotkan Brian lagi.

"Kamu kenapa si Ra ?"

"Aku hanya nggak mau merepotkan kamu terlalu banyak"

"Aku nggak merasa direpotkan"

"Sekali lagi terimakasih, papa akan istirahat kamu boleh pulang"

"Tapi Ra.." Amara berlalu dari hadapan Brian.

Bukannya pergi Brian malah melangkah mendekati Amara. Amara terkejut karena tas berisi pakaian papanya yang tadi dia bawa malah diambil paksa oleh Brian dan langsung membawanya masuk ke dalam. Sebelum berangkat ke rumah sakit Amara sudah memasak, jadi sekarang tinggal dihangatkan. Rosa membawa Adi untuk beristirahat dan Amara membawakan makanan untuk Adi ke kamarnya.

"Terimakasih banyak Brian, setelah ini kamu ada rencana apa ?" tanya Rosa

"Nggak ada rencana tante, tapi kalau boleh mau di sini sebentar"

"Tento boleh dong, ini kan udah waktunya makan siang ayo kita makan siang bersama"

"Maaf ma, Amara mau nyuapin papa di sini"

"Papa makannya nanti aja Ra, papa mau istirahat dulu tadi kan di rumah sakit papa sudah makan"

"Tapi pa..."

"Sudah ayo, papa mau istirahat tuh"

Rosa menarik tangan putrinya keluar dari kamar, diikuti oleh Brian menuju tempat makan. Di meja makan sudah tersaji berbagai makanan kesukaan Adi, ada ayam panggang, sayur asam, perkedel, sambal terasi, tempe mendoan dan juga kerupuk sebagai pelengkapnya.

"Wah makanannya kelihatannya enak" celetuk Brian

"Ini yang masak Amara lho Brian" Amara berusaha untuk sok tidak mendengarkannya dan bersikap cuek pada tatapan Brian yang sejak tadi menatapnya lekat.

"Oh iya Brian, gimana kuliah kamu ?"

"Alhamdulillah tante lancar, ini sudah mau ujian akhir semester 1"

"Wah cepat sekali ya. Amara nggak mau tuh kuliah bareng Brian ?"

"Nggak ma, Amara mau kuliah di tempat Amara kerja. Disana Amara sudah punya banyak teman"

"Emt.. Ra ngomong-ngomong kenapa kamu mau kerja dulu si ?"

Amara terdiam, dan gerakan tangan yang akan menyendok nasi berhenti beberapa detik.

Hijrahku Menamukanmu (Takdir Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang