Bab 50 Keanehan Amara

53 0 0
                                    


Lima bulan berjalan begitu cepat, kehidupan Amara dan Albi berjalan seperti biasa, Amara disibukkan dengan kegiatan perkuliahan sedangkan Albi memulai bisnis studio foto. Meskipun, keluarga Fauzi tidak menarik saham mereka, Albi memutuskan untuk membangun usaha sendiri. Meskipun dia adalah lulusan ekonomi syari'ah tapi dia ingin mengembangkan hobinya di bidang photografi. Albi sedang menata spot foto untuk studionya, studio tersebut memiliki lokasi Indoor dan outdoor. Mengenai dekorasi, Brian ikut andil dalam hal dekorasi studio fotonya tapi saat ini Brian juga tengah sibuk dengan kegiatan perkuliahannya di Jakarta jadilah dia sendiri dan dua pekerjanya yang menyiapkan studio.

"Assalamu'alaikum" terdengar Amara mengucap salam masih lengkap dengan tas punggung dan buku-buku yang ada di tangannya.

"Wa'alaikumsalam, eh sayang kok kesini ?"

"Ara mau bantuin mas Al" Amara meraih tangan Albi dan menciumnya di balas dengan Albi mencium keningnya.

"Udah nggak usah, kamu kan cape abis kuliah. Eh kamu udah makan belum ?" Amara menggeleng.

"Kenapa belum makan ini udah jam 2 loh" Amara bergelayut di lengan Albi. Minggu-minggu ini entah mengapa Amara begitu manja kepadanya, bahkan beberapa kali merengek untuk bolos kuliah hanya untuk menemaninya di studio.

"Nungguin mas, mau makan bareng" Albi menarik lengan Amara dan mengajaknya duduk di ruangannya.

"Mau makan apa ? kita pesen aja ya ?" Amara mengerucutkan bibirnya.

"Kita makan di luar aja ya mas. Ara lagi pengen makan nasi goreng nanas" Albi mengernyitkan dahinya.

"Kok bisa ?"

"Ya bisa dong mas, kan Ara laper"

"Maksud mas, kamu kan paling anti makanan kek gitu. Kamu nggak inget waktu kita pulang dari persidangan aku pesanin nasi goreng nanas mukamu langsung merah. Mas nggak mau kalau mas berakhir tidur terpisah sama kamu"

"Mas... tapi Ara pengen banget makan itu ya.. boleh ya mas..?" Amara memohon dan bergelayutan di lengan Albi dengan mata berkaca-kaca. Albi menghembuskan napasnya dan mengangguk. Tampak wajah istri bersinar dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

Lima belas menit perjalanan Albi dan Amara sampai direstoran yang menjual nasi goreng nanas. Albi semakin di bingungkan dengan tingkah istrinya yang memesan es ketan durian.

"Sayang... kamu yakin mau makan es ketan durian ?" Amara mengangguk dengan penuh semangat. Albi meletakkan telapak tangannya ke dahi sang istri.

"Nggak panas kok"

"Mas aku nggak sakit ih.." kata Amara dengan nada kesal dan menyingkirkan tangan Albi dari dahinya.

Beberapa menit menunggu dan makanan sudah datang. Amara langsung memakan nasi goreng nanas dengan lahap jangan lupa es ketan durian yang dia makan di sela-sela makan nasi goreng. Sejak kapan Amara menjadi aneh gini, itulah yang di pikirkan Albi selama mereka makan.

"Mas boleh nambah lagi nggak ?" Albi mengernyitkan dahinya dan semakin heran dengan keanehan Amara.

"Yah.. nggak boleh ya" wajah Amara sedih ketika tidak mendapatkan respons dari Albi.

"Eh boleh yang... boleh kok" Kenapa istrinya makan dengan porsi banyak dan cepat. Padahal biasanya kan dia yang selalu makan sampai nambah dua kali.

"Eh nggak jadi deh, Ara makan berdua sama mas Albi aja ya. Suapin mas.. Aaa" Amara mengurungkan makanannya dan membuka mulutnya meminta Albi untuk menyuapinya.

Albi yang masih telat mikir masih terdiam melihat kelakuan manja istrinya. Biasanya kan dia yang minta disuapi kenapa sekarang..

"Mas... suapin" Amara menggerakkan lengan Albi membuatnya langsung menyodorkan sendok berisi nasi goreng ke arah Amara yang sudah membuka mulutnya.

Hijrahku Menamukanmu (Takdir Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang