Bab 31 Guling

50 1 0
                                    

Assalamu'alaikum readers selamat membaca cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamu'alaikum readers selamat membaca cerita. Jangan lupa Vote, like, dan komen ya. Semoga Allah memberkahi dan melindungi kita semua. Aamiin

Setelah sholat subuh, Amara langsung bergegas untuk pulang. Tak lupa Amara berpamitan dengan Icha dan pemilik kos lain. Ya toko memang tidak libur, tapi Amara sudah izin kepada om dan tantenya untuk pulang ke rumah selama seminggu. Awalnya Nara menyuruhnya untuk menghabiskan liburannya semala sebulan di rumahnya tetapi Amara menolak.

Setelah sampai di stasiun ternyata kereta sudah sampai. Amara langsung menyodorkan tiketnya yang telah tercetak ke pada pemeriksa loket. Amara duduk di sebelaj jendela dan mengedarkan pandangan keluar jendela. Waktu keberangkatan masih 15 menit lagi, mungkin karena kelelahan tanpa sadar Amara tertidur dalam duduknya.

Mentari yang panas sepertinya sangat menyilaukan mata Amara. Matanya perlahan menyesuaikan cahaya terang yang langsung masuk ke dalam matanya. Amara mengerjapkan matanya dan membalik tubuhnya ke arah kursi yang ada di sebelahnya. Karena masih ngantuk dia merasa ada orang yang memberikan bantal empuk untuk menumpu kepalanya yang sedikit berat. 'Alhamdulillah ada juga orang baik yang mau minjemin bantal' batinnya Amara dengan sedikit senyuman.

"Boleh saya cek tiketnya pak ?" tanya petugas tiket. Amara merasa ada sedikit pergerakan dia juga mendengar suara petugas dengan sayup-sayup. 'Pak ? apa dia gak liat aku pakai kerudung ?' batin Amara yang belum terlalu sadar.

"Sekalian tiketnya istrinya pak ?"

"Eh ini dia itu bu..." Amara yang mendengar suara bariton langsung membuka matanya dan bangun yang membuat orang disampingnya berhenti berbicara.

Amara terlihat kaget dia langsung mencari tiket di tasnya tanpa melihat seseorang di sampingnya. Amara langsung menyodorkan tiket tanpa menoleh ke arah orang yang ada di sampingnya bahkan dia membuang muka ke arah jendela. Bukan apa-apa ya, Amara terlalu malu untuk berhadapkan langsung dengan orang yang dia kira guling itu.

"Pas istrinya ngambek atau gimana sampek segitunya" ucap petugas itu kembali. Setelah petugas itu pergi Amara menunduk dan melihat sedikit ke arah sampingnya. Amara melihat orang yang ada di sampingnya itu menggunakan sepatu berwarna putih.

"Maaf"cicitny tanpa berani memandang orang yang ada di sampingnya.

"Aku juga minta maaf Ra, tadi aku gak tega bangunin kamu sepertinya kamu lelah"

'Ra ? apa dia mengenalku ?' batinnya langsung menoleh ke arah orang yang ada di sampingnya. Amara langsung melotot ketika retinanya bertetepan langsung dengan penumpang di kursi sebelah. Satu detik dua detik tiga detik Amara masih terpaku dan di detik kelima Amara baru sadar dan memutus kontak mata dengan orang yang ada di sampingnya.

'Mas Albi ?' Amara terus menunduk dan mengerjapkan matanya. Agaknya matanya ini masih belum pulih sepenuhnya hingga terbayang wajah Albi. Amara menoleh ke arah samping lagi kemudian menunduk lagi. Begitu terus hingga penumpang di sampignya merasa risih.

Hijrahku Menamukanmu (Takdir Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang