Bab 19 Kepo Boleh Gak ?

54 0 0
                                    


Setelah berbincang beberapa saat tentang persiapan untuk pulang besok, Amara berpamitan untuk pulang. Dalam perjalanan, pikiran Amara berkecamuk dia ragu apakah dia harus ikut campur urusan ini atau harus diam saja seolah tak tau apa-apa.

Sesampainya dirumah, Amara mengambil ponsel dan melakukan panggilan kepada Ustazah Alfi yang merupakan pengisi kajian setiap hari selasa.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, Ukhti Ara bagaimana kabarnya ?"

"Alhamdulillah Ustazah saya baik. Ustazah bagaimana kabarnya ?"

"Alhamdulillah saya sekeluarga baik-baik saja Ukhti. Kenapa Ukhti ada sesuatu yang ingin ukhti sampaikan ? Tak biasanya ukhti telepon malam-malam"

"Afwan ustazah, ada hal yang ingin saya tanyakan. Ustazah apa hukumnya ikut campur urusan orang lain ?" di seberang sana Ustazah Alfi tersenyum

"Jadi ukhti sedang kepo sama seseorang ?"

"Hehe maaf Ustazah, awalnya saya mendengar suatu persoalan kemudian saya jadi kepo. Boleh gak si Ustazah kalau saya kepo ?"

"Ukhti salam islam rasa penasaran ukhti ini di sebut dengan tajassus dan awal dari terjadinya tajassus itu dari ghibah. Nanti coba ukhti pahami isi surah Al-Hujurat ayat 12, kemudian ada hadist riwayat Ath-Thabrani on.13 disana Rasulullah besabda "Hendaknya engkau sibuk dengan urusan privasimu". Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi rahimahumullah mengatakan :"Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan diri sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa yang ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekan sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya." (Raudhah al-Uqala Kwa Nuzhah al-Fudhala). Dari sini apa kuli bisa menyimpulkan apa hukumnya tajassus ?"

"Alhamdulillah Ustazah saya sangat paham, terimakasih banyak Ustazah. Afwan malam-malam saya mengganggu waktu Ustazah dengan keluarga"

"Iya saya sangat senang kalau ukhti meminta pendapat saya sebelum ukhti melakukan sesuatu. Semoga ukhti selalu istiqomah dalam menuntut ilmu"

"Pasti ustazah, kalau begitu saya tutup dulu ustazah. Assalamu'alaikum" setelah Ustazah Alfi menjawab salam Amara menutup panggilan telepon dan membersihkan diri untuk tidur. Amara tak mau ke-kepo-annya menyebabkan dia lalai untuk melihat keburukannya sendiri. Amara memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu permasalahan mereka.

****

Amara bersiap untuk kembali ke Semarang. Sebelumnya Amara sudah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Amara menghampiri hotel tempat tinggal Lubna. Amara tak sengaja berpapasan dengan Albi yang sepertinya akan pergi menghadiri rapat.

"Assalamu'alaikum mas" sapa Amara

"Wa'alaikumsalam, Ra Lubna ada di resto dia lagi sarapan kamu langsung ke sana saja. Saya pamit mau buru-buru rapat takut macet soalnya" Amara mengangkuk dan tersenyum membelas penuturan Albi. Albi mengucap salam dan dibalas oleh Amara.

Amara langsung melangkahkan kaki menuju ke presto tempat Lubna sedang sarapan. Berkat pencerahan dari Ustazah Alfi, Amara mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang masalah Lubna dan Brian. 'Biarkan waktu yang menjawabnya, mungkin masalalunya cukup berat hingga dia tak sanggup mengingatnya' batin Amara.

Hijrahku Menamukanmu (Takdir Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang