Bab 37 Alasan Sarah

48 0 0
                                    

Di dalam mobil terlihat suasana semakin dingin, bukan karena AC di mobil terlalu tinggi tapi karena tatapan Amara yang mengintimidasi Sarah.

"Se..sebenernya.." Sarah tampak ragu untuk berbicara tentang apa yang dibawanya waktu itu ketika menjenguk Adi.

Amara mengernyitkan dari merasa tidak sabar dengan kelanjutan kalimat dari Sarah. Amara menghela napas dan kembali menepuk pundak Sarah.

"Ya udah nggak usah di jawab, terus kemarin malam kenapa kamu nggak pake jilbab ? Aku kemarin kecewa sama kamu. Oke mungkin itu hak kamu tapi kamu berhasil membuatku sedih"

"Maafin gue Ra, sebenernya itu bentuk pemberontakan gue ?" Amara mengernyitkan dahi dan memandang Sarah lekat.

"Iya gue mencoba berontak, karena mami sama papi gue selalu saja bertengkar. Gua coba cari perhatian mereka lewat lepas jilbab. Eh malah keadaannya makin rumit. Puncaknya tadi pagi mereka saling menyalahkan karena aku buka jilbab. Mereka memutuskan untuk bercerai" Sarah bercerita dengan bercucuran airmata.

"Kamu tau, yang kamu lakukan itu salah ?"

"Iya gue bingung Ra, gue nggak punya pegangan. Gue kehilangan sahabat yang selalu dukung gue. Pertengkaran mereka bermula saat bokap lo sakit, gue denger lo pulang. Gue langsung pesen tiket buat liburan ke Bali. Rencananya gue mau liburan bareng lo sambil cerita masalah gue. Tapi lo malah udah balik ke sana. Dan saat lo balik, gue seneng banget dan berniat cerita masalah gue. Tapi ekspresi lo yang menghakimi gue saat liat penampilan gue tanpa mendengar penjelasan gue. Dan yang bikin gue tambah kesel lo bilang lo mau nikah Ra. Dan...dan gue bakal kehilangan satu-satunya sahabat gue" penjelasan Sarah yang penuh air mata membuat Amara ikut merasa bersalah dan kembali mengutarakan maaf sambil memeluk Sarah.

Dengan keadaan Sarah yang masih syok, Amara meminta Sarah untuk tidak menyetir. Amara berganti tempat duduk dengan Sarah dan mengendarai mobil menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, Amara langsung mengajak Sarah untuk ke kamarnya. Rosa yang melihat mata Sarah yang sembab sangat khawatir tetapi saat akan mengajukan pertanyaan Amara memberi kode mamanya untuk mengurungkan pertanyaannya.

Amara mengajak Sarah ke kamarnya dan mandudukannya di kasur, sedangkan Amara menarik kursi dari meja belajarnya dan duduk di depan Sarah.

"Sarah aku minta maaf, aku mungkin hanya bisa bilang sabar ketika kamu cerita ke aku karena aku hanya manusia biasa yang hanya bisa menyediakan telinga untuk mendengar dan bahu untuk kamu bersandar sejenak. Tapi Allah sang maha pencipta mampu menyelesaikan semua masalahmu. Allahberfirman dalam Al Qur'an surah Al baqarah ayat 286yang artinya 'Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya' dan Allah menurunkan kesusahan itu juga ada solusinya dalam Surah Al Insyirah ayat 5 sampai 6 tertulis ayat yang astinya 'maka sesungguhnya bersama kesulitan ituada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan' jadi sesulit apapun keadaan kamu saat ini curhat sama Allah minta bantuan InsyaAllah jika kamu sabar dan bersungguh-sungguh Allah akan memudahkan. Dan lagi jangan pernah merasa masalahmu besar karena Allah lebih besar dari masalahmu" jelas Amara yang masih di simak oleh Sarah. Matanya berbinar dan mulai merangkul sahabtnya.

"Gue minta maaf udah nyalahin lo atas semua yang gue alami, maafin gue juga karena kemarin malam gue menghina lo. Gue baru sadar di sini gue yang salah. Gue harusnya bersyukur punya sahabat kaya lo yang selalu ngingetin gue" Sarah melepas pelukannya dari Amara

"Ra kalau sholat sunnah di pagi hari ini ada nggak ?" lanjut Sarah

"Ada dong, namanya sholat Dhuha niatnya 'Ushalisunnatadh-dhuhaa rak'ataini lillahi ta'ala' setiap dua rakaat salam, rakaatnya tidak dibatasi tapi yang paling dianjurkan 4 rakaat dengan dua salam. Dianjurkan juga pada raka'at pertama surah pendek yang di baca adalah Asy-Syams dan ke dua adalah Ad-Dhuha"

Hijrahku Menamukanmu (Takdir Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang