Andai kata waktu bisa diputar ke 4 tahun lalu, tepat di pertemuan pertama kami jelas aku tak akan pernah menghindarinya. Dipertemukannya kami adalah salah satu keajaiban terbesar di hidupku. Tak pernah kusesali adanya meski jalan kami berbeda, walau tujuan kami tak sama. Sejak 4 tahun lalu, kini, dan nanti aku akan selalu mencintainya.
4 tahun berlalu, 4 tahun pula aku lewati banyak hari-hari itu berdua dengannya. Bersama Alden adalah hari-hari yang tak pernah berjalan tak indah, bersama pria hari esok adalah hari penuh harapan yang tak pernah mengecewakan. Adanya dia harus banyak-banyak membuatku bersyukur pada Tuhanku, Dia telah menghadirkan pria itu di hidupku, tak ada hal lain yang lebih kusyukuri selain Alden ada di dalam kehidupanku.
Saat pertemuan pertama kami, aku masih seorang perawat junior di sebuah Rumah Sakit Polri dan harus dihadapkan ke sebuah TKP perempokan untuk menjemput korban. Kala itu rumah sakit sedang sibuk-sibuknya, aku yang harus pergi kendati itu bukan tugasku. Namun, sebenarnya saat itu tugasku memang tak tetap mengingat aku adalah perawat baru. Terkadang para seniorku memintaku pergi kesana dan kemari tak tahu arah.
Minim pengalaman, walau nilaiku sempurna dalan praktikum dan teori. Cukup terkejut ketika sampai disana menjumpai seorang korban yang mengalami luka tusukan di perut kanannya. Tubuhnya berlumuran darah segar, membasahi pakaian dan lantai tempatnya berada, tanganku hingga baju putih yang kukenakan.
Aku dipaksa bersikap tenang kendati harus menghadapi peristiwa paling krusial di dua puluh satu tahun hidupku. Dokter dan rekanku yang lain entah pergi menyelamatkan siapa sementara aku dihadapkan pada seorang pria yang penuh darah di sekujur tubuhnya. Paling tidak aku harus mengambil alat bantu oksigen namun melepas tangan dari perut pria itu darah akan keluar semakin banyak. Di tengah kebingunganku itu seorang pria datang membantu, bukan hanya korban terbujur lemah yang dia selamatkan tapi juga aku.
Sampai semua peristiwa malam itu selesai, aku masih belum tahu takdir kami saling membelit dan begitu rumit. Dia Alden, boleh kah kuakui dia Aldenku.
Alda dan Alden adalah dua nama yang ingin menyatu tapi tak bisa bersatu. Oleh takdir Tuhan kami memang tak sejalan. Tapi entah kemarin, hari ini, ataupun lusa, aku akan selalu mencitainya.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Dipublish di Brebes (Jatibarang) Rabu, 28 Juli 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Step With You (SELESAI)
Lãng mạnTulisanku ini mengisahkan sebuah tahapan hidup yang pernah terlewati. Bagaimana kenangan terbentuk di dalamnya. Bagaimana hari-hari indah yang pernah ada. Bagaimana bisa hubungan berjalan pada kenyataanya. Bagaimana aku mencintai pria itu, dan bagai...