Aku baru kembali ke apartemen dari seminar Forensik menjelang sore dan terduduk diam di atas ranjang. Lagi dan lagi aku mengamati sekeliling yang yang tak pernah berubah dan berusaha kuubah. Aku selalu ingin menemukan jejak-jejak sosok pria itu disini.
Sebenarnya jarak Jakarta dan Semarang tak begitu jauh. Namun, aku perlu berpikir ribuan kali untuk kembali menetap di kota ini dan tinggal seutuhnya di apartemen ini. Masih banyak ketakutan yang melingkupiku.
Tanganku menyentuh tepi ranjang sisi dia biasa berbaring. Bagian meja makan menghadap ke pintu tempat favorinya menontonku memasak. Menyentuh juga pada bantal keras favoritnya yang tak pernah kugunakan, hanya selalu berada di sisiku. Melihat pada kursi santai yang dia beli dan bawa sendiri yang telah tak jelas warnanya terletak di tepi pintu balkon.
Pandanganku lalu mengarah ke deret kitchenset, ada gadis muda dipeluk hangat dari belakang oleh seorang pria. Mereka tertawa-tawa bahagia tanpa celah. Di dua kursi pelengkap meja makan, dua orang itu duduk berhadapan tampak mengobrol asik. Sesekali sang pria beraut usil lalu terbahak, dan si perempuan mengernyit penuh tanya dan kesal.
Bibirku tanpa sadar mengulas senyum, namun dadaku terasa terhimpit beban berat. Aku bahagia masih mengingat semua tentangnya, tapi aku nelangsa tak bisa menemukan kehadirannya lagi di sisiku.
Semua isi apartemen ini memang tak pernah berubah, kubiarkan tetap pada keadaan semula saat pria itu masih ada disini. Lima tahun kuputuskan untuk tinggal di Boston, hingga pada tempat ini aku kembali, semua selalu sama. Aku ingin bayangannya tetap ada, walau aku tahu itu adalah kemustahilan tanpa kewarasan.
Kusadari aku bodoh selalu menyediakan sisi tempatnya berada. Ingin menghilangkannya namun aku belum sanggup.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Dipublish di Brebes (Jatibarang) Kamis, 29 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
A Step With You (SELESAI)
RomantizmTulisanku ini mengisahkan sebuah tahapan hidup yang pernah terlewati. Bagaimana kenangan terbentuk di dalamnya. Bagaimana hari-hari indah yang pernah ada. Bagaimana bisa hubungan berjalan pada kenyataanya. Bagaimana aku mencintai pria itu, dan bagai...