Eunha masih sibuk membereskan kamar tidurnya ketika cahaya matahari hampir saja meninggalkan cakrawala. Gadis itu masih sibuk menata beberapa potong pakaian miliknya ke dalam almari kecil di tepian ranjang. Eunha tidak tahu apa fungsi almari kecil itu, yang dia tahu almari adalah tempat untuk menyimpan pakaian. Padahal di kamar itu sudah di sediakan almari khusus pakaian yang sangat besar, namun Eunha memilih menyimpan pakaian miliknya di almari kecil itu, karena dia merasa pakaian miliknya terlalu sedikit jika di simpan di dalam almari besar itu.
Setelah selesai membereskan kamar dan barang bawaannya, Eunha berniat untuk membersihkan diri. Gadis itu kembali terpukau dengan interior kamar mandi didalam kamar itu. Mulai dari shower hingga bathup tersedia di sana. Eunha sedikit mengernyitkan dahi manakala dia menerka bagaimana cara menggunakan benda-benda tersebut. Karena bingung, Eunha memilih pergi ke kamar sang Ibu untuk membersihkan diri di sana.
Kamar mandi di kamar Daejung lebih sederhana di bandingkan dengan kamar mandi di kamar barunya. Meskipun begitu, sekarang Eunha bisa bertanya kepada ibunya tentang fungsi benda-benda di dalam kamar mandi kamar barunya itu.
Eunha sibuk menyeka rambut basahnya manakala bel pintu terus berbunyi. Daejung pun bergegas keluar untuk membukakan pintu. Meninggalkan Eunha seorang diri di kamarnya. Mengingat jarak kamarnya dengan pintu utama rumah itu sangat jauh, Daejung pun berlari untuk mempercepat langkahnya.
Eunha yang masih saja sibuk dengan rambut basahnya pun merasa heran dengan tamu yang baru saja datang. Ingin rasanya gadis itu keluar guna mengintip seperti apa sosok tamu menyebalkan itu. Namun gadis itu mengurungkan niatnya karena tidak ingin terlalu lancang mencampuri urusan orang lain, terlebih dia hanya menumpang di rumah ini.
"Siapa yang sedang bertamu? Tidak sopan sekali! Memencet bel rumah orang sampai sebanyak itu!" gumam Eunha seraya keluar meninggalkan kamar Daejung dan menaiki tangga dengan segera guna kembali ke dalam kamarnya. Eunha bersenandung merdu seraya melangkah dengan riangnya. Hingga gadis itu menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba, lalu mengernyitkan dahi untuk ke sekian kalinya.
"Aku rasa aku tadi sudah menutup pintu kamarku, kenapa sekarang terbuka? Ah, mungkin aku lupa menutupnya" gumam Eunha saat melihat pintu kamarnya terbuka lebar. Eunha melanjutkan langkahnya, hingga hal tak terduga terjadi setelahnya. Eunha menabrak seseorang yang hendak keluar dari kamarnya. Tubuhnya terpental jatuh hingga tersungkur ke lantai.
"Akh..!" pekik Eunha manakala lapisan kulit luar siku kanannya bergesekan dengan lantai keramik hingga menimbulkan luka. Gadis itu meringis kesakitan hingga tak menghiraukan seorang pria yang berusaha bangkit dan terus memandanginya dengan tatapan heran.
"Kau siapa?! Sedang apa kau di sini?!" ucap pria itu dengan nada tinggi namun terdengar dingin. Sejenak Eunha mengabaikan luka di sikunya ,mengalihkan seluruh atensinya pada pria yang sudah berdiri tegap dengan kedua tangan yang di lipatnya ke depan dada, beberapa langkah di hadapan Eunha. Gadis itu diam, membalas tatapan pria itu dengan sorot mata yang tak kalah tajam.
"Jawab aku! Kau siapa? Apa yang kau lakukan di sini dan kenapa kau berani memasuki kamar ini?!" bentak pria itu lagi. Eunha mendengus kesal, lalu gadis itu berdiri.
"Seharusnya aku yang bertanya, kau siapa? Sembarangan menabrak orang, bukannya minta maaf malah berteriak seperti ini! Tidak sopan sama sekali!..."
"....Oh, biar aku tebak, kau adalah tamu yang tadi memencet bel rumah berkali-kali kan?..."
"...sudah ku duga! Kau memang orang yang tidak punya sopan santun sama sekali!" balas Eunha tak kalah keras. Suara nyaring gadis itu seakan memenuhi seisi rumah.
Melihat reaksi Eunha, pria itu membuka mulutnya lebar-lebar. Dia sangat terkejut dengan keberanian Eunha melawan ucapannya. Keduanya tersulut emosi hingga menimbulkan perdebatan mulut yang sangat sengit. Hal itu membuat seisi rumah merasa heran dengan keributan yang terjadi di lantai 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY [M] 🔞
Fanfiction[ Season 1 COMPLETED ] [ Season 2 ON GOING ] Choi Eunha tidak dapat menampik takdir yang telah di tetapkan untuknya. Dia harus merelakan masa remajanya untuk mengabdi kepada seseorang yang ia sebut sebagai suami dari ikatan pernikahan yang tidak pe...