Anyyeong !!
Happy reading🍂🍂🍂🍂🍂
Eunha tertidur pulas saat Yoongi dan Jimin telah selesai melakukan meeting. Yoongi terkejut saat mendapati Eunha tengah tertidur pulas dengan posisi kepala yang menunduk, membuat wajahnya tertutupi oleh rambut panjangnya. Sekilas Yoongi melirik luka di kaki Eunha karena gadis itu masih belum menggunakan sepatunya kembali. Bukan merasa iba atau membangkunkannya, Yoongi justru meninggalkan Eunha begitu saja dan bergegas memasuki ruangannya.
Berbeda dengan Jimin, pria itu bersusah payah untuk menggendong Eunha memasuki ruangan Yoongi saat melihat gadis itu tengah tertidur dengan pulasnya.
Melihat Jimin tiba-tiba memasuki ruangannya dengan Eunha di gendongannya, Yoongj membelalakkan kedua matanya karena terkejut."Titip Eunha sebentar Hyung, aku akan cepat kembali" ucap Jimin setelah membaringkan Eunha di atas sebuah sofa dan berlalu pergi meninggalkan ruangan Yoongi.
"Yak! Jimin-a! Kau mau kemana? Jimin-a!!!" pekik Yoongi saat melihat Jimin tiba-tiba pergi, meninggalkan dirinya berdua saja dengan Eunha. Mendengar pekikan Yoongi yang kelewat keras, membuat Eunha terperanjat bangun. Gadis itu terlihat bingung dan mengusap kasar kedua matanya. Hingga atensi Yoongi yang duduk diam di kursi kerjanya membuat Eunha mengerjap dan membelalakkan kedua matanya. Gadis itu baru saja menyadari, hanya ada dia dan pria kulkas itu di ruangan besat ini.
Suasana terasa sangat canggung. Eunha terus menerus bergumam dalam hati, mencari dimana Jimin saat ini, hanya pria itu yang dapat menyelamatkannya dari suasana yang melewat canggung ini. Eunha yakin, Jimin lah yang sudah membawanya masuk ke dalam ruangan ini, tidak mungkin Yoongi atau orang lain. Ingin rasanya Eunha menghilang saja dari peredaran, berdua dengan Yoongi dia dalam ruangan seperti ini membuatnya merasa sangat frustasi.
"Aku ingin kopi" ucap Yoongi tiba-tiba. Eunha hanya menoleh, tidak memberikan respon apapun karena gadis itu tidak mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan Yoongi.
"...kenapa diam saja? Kau tidak tuli kan? Aku ingin kopi! Buatkan sekarang!" ujar Yoongi lagi. Eunha yang terkejut pun hanya mengangguk dan mengerjap berdiri kendati dirinya tidak tahu dimana dia harus membuatkan kopi untuk Tuan kulkasnya itu. Eunha berjalan dengan kakinya yang pincang, tanpa menggunakan sepatu. Melihat itu, Yoongi pun kembali membentaknya."Pakai sepatumu! Jangan berpenampilan seperti gelandangan di studio ini! Memalukan!" ucap Yoongi kelewat kasar. Eunha menghentikan langkahnya dan berbalik badan guna untuk menggunakan kembali sepatu miliknya. Dengan perlahan Eunha menggunakan satu persatu sepatunya, gadis itu harus menahan perihnya luka yang kembali tergores oleh sepatunya. Penderitaan Eunha belum selesai sampai di situ ,gadis itu semakin merasakan perih saat kedua kakinya ia paksa untuk berjalan. Melihat Eunha berjalan tertatih dengan kakinya yang pincang, tak sedikitpun membuat Yoongi merasa iba. Pria itu tetap duduk diam di kursi kerjanya.
Beruntung Jimin lekas datang saat Eunha baru saja keluar dari ruang kerja Yoongi."Eunha? Kau mau kemana? Bukankah kakimu sakit?" tanya Jimin keheranan.
"Aku harus membuatkan Tuan Yoongi kopi, dimana aku harus membuatnya Jim?"
"Dia menyuruhmu melakukan itu? Apa dia tidak tahu kalau kakimu sedang sakit? Keterlaluan!" ucap Jimin seraya meninggalkan Eunha guna bergegas memasuki ruang kerja Yoongi. Melihat Jimin seperti itu, Eunha pun menyusul Jimin.
"Hyung! Apa kau tidak melihat kalau kaki Eunha sedang sakit? Kenapa kau memaksanya untuk membuat kopi? Bukankah kau bisa menyuruh OB untuk melakukannya?" protes Jimin. Melihat Jimin tiba-tiba memasuki ruangannya dan berteriak seperti itu membuat Yoongi yang tengah memandangi layar komputer di hadapannya pun menoleh terkejut.
"Kau berbicara denganku?" tanya Yoongi.
"Hyung!"
"Yak! Jimin-a! Kenapa kau membelanya sampai seperti ini? Lagipula dia asistenku, aku berhak menyuruhnya dan sudah kewajiban dia untuk melayaniku, kau tahu kan? Dia di bayar untuk itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY [M] 🔞
Fanfiction[ Season 1 COMPLETED ] [ Season 2 ON GOING ] Choi Eunha tidak dapat menampik takdir yang telah di tetapkan untuknya. Dia harus merelakan masa remajanya untuk mengabdi kepada seseorang yang ia sebut sebagai suami dari ikatan pernikahan yang tidak pe...