1

1.6K 80 0
                                    

AKU...
BIARLAH SEPERTI BUMI
MENOPANG MESKIPUN DI INJAK
MEMBERI MESKIPUN DI HUJANI
DIAM MESKIPUN DI PANASI
SAMPAI AKHIRNYA KAU MENYADARI
JIKA AKU HANCUR
KAU JUGA HANCUR...

~ Choi Eunha

🍂🍂🍂🍂

Gadis bertubuh mungil itu terus mengedarkan pandangannya, mencari sang Ibunda yang sudah berjanji akan hadir di acara pelepasan siswa di sekolahnya. Hampir semua teman-temannya sudah memasuki ruang Auditorium bersama dengan kedua orang tua mereka. Tinggal lah gadis itu seorang diri tengah celingak-celinguk dengan perasaan cemas akan ketidak hadiran sang Ibunda. Dia membuang napasnya dengan frustasi, hampir tiga puluh menit berlalu pun wanita yang di tunggunya belum juga terlihat. Lantas, gadis itu memutar badannya dan berjalan dengan kesal menuju ruang Auditorium meninggalkan gerbang sekolah.

Apa yang di bayangkannya sejak semalam sirna sudah karena sang Ibu tidak benar-benar datang menghadiri acara yang dia ikuti sekali seumur hidup itu. Gadis itu sangat menginginkan sang Ibu hadir dan melihatnya dengan tersenyum bangga saat Kepala Sekolah memberinya selamat atas prestasi yang berhasil di raihnya. Gadis itu pemilik nilai tertinggi di sekolahnya pada kelulusan tahun ini. Dia tidak sanggup membayangkan jika Ibunya benar-benar tidak datang, dia akan merasa sangat kecewa, karena menurutnya pencapaiannya ini harus di lihat langsung oleh sang Ibu.

Benar saja, tiba saatnya untuk gadis itu naik ke atas podium untuk menerima penghargaan dari Kepala Sekolah. Berjalan dengan penuh harap, gadis itu terus mengedarkan pandangannya di jejeran audiens yang terdiri dari siswa dan orang tua masing-masing. Gadis itu masih terus berharap jika sang Ibu akan hadir sebelum dirinya menuruni podium beberapa saat lagi setelah dirinya selesai memberikan pidatonya.

"Beri tepuk tangan untuk siswi berprestasi kita tahun ini, Choi Eunhaaaa..!!" suara pembawa acara begitu menggema. Eunha tersenyum dan membungkukkan badannya sesaat sebelum memberikan pidato singkatnya.

Eunha masih berpidato saat seorang wanita datang secara tiba-tiba dan mengalihkan perhatian seluruh penghuni ruangan besar itu.

"Ibu..!!" Pekik Eunha dalam hati tatkala gadis itu melihat atensi sang Ibu tengah berdiri dan terlihat kebingungan di pintu masuk. Senyum lega terukir jelas di wajah cantik Eunha, lantas ibunya pun di bimbing untuk menaiki panggung saat Eunha memberitahukan bahwa wanita itu adalah ibunya. Eunha sangat bersemangat saat sang Ibu telah berdiri beberapa langkah di sampingnya. Hingga sesaat setelah Eunha memalingkan kembali wajahnya untuk melihat hadirin yang masih terduduk rapi di kursi masing-masing, Eunha merasa aneh. Mereka berbisik satu sama lain seperti tengah membicarakan Ibunya. Eunha menerka apa yang membuat mereka membicarakan wanita yang telah melahirkannya itu. Ya! Eunha tahu sekarang. Penampilan ibu---itu adalah alasan terbesar mereka kenapa terus membicarakan dan melihat ibunya dengan raut wajah "jijik". Mengingat sekolah Eunha adalah sekolah favorite yang seluruh siswanya berasal dari kalangan menengah atas. Beruntung Eunha dapat bersekolah di sana karena beasiswa yang di terimanya.

Eunha menoleh melihat Lee Daejung, sang Ibu. Wanita itu masih berdiri diam dengan senyuman tipis nan tulus yang tergambar jelas di wajahnya, seakan tidak mengetahui bahwa satu ruangan itu tengah membicarakan dirinya. Eunha dapat melihat ibunya hanya mengenakan setelan baju sederhana dan sebuah sandal yang sebenarnya tidak pantas untuk di pakai di acara besar seperti ini. Bak di hantam dengan kerasnya, dada Eunha mendadak berdenyut ngilu saat penampilan ibunya menjadi bahan pembicaraan ratusan orang di hadapannya. Hingga Eunha melanjutkan pidatonya dan mencoba mengabaikan desas-desus yang tengah orang-orang itu bicarakan.

SO FAR AWAY [M] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang