Di tempat persembunyiaannya gadis berusia 16 tahun menggunakan celana jins dan kaos lengan panjang sedang menanti turunnya matahari yang meninggalkan senja jingga di langit jogja. Disebuah bangunan cagar budaya milik keraton Yogyakarta hadiningrat. Ya itu adalah tempat favorit seorang Edelweis Mahendra Wijaya yang akrab dipanggil Edis. Ia sedang menyendiri menikmati suasana sunset dari ketinggian gedung. Gadis cantik berparas jawa cina, sedang mengabadikan keindahan yang jarang ia lihat.
Ya Edis besar dan tinggal di jakarta, saat ini Edis sedang mengunjungi opa nya yang berada di jogja, opa dari bunda dan papanya semua tinggal di jogja membuat ia nyaman tinggal berada di jogja. Liburan kali ini agak panjang ya karena ini liburan panjang setelah kelulusannya. Otak Edis bagai duplikan kedua orang tuanya, ya Edis memiliki kercerdasan di atas rata-rata. Di usia 16 tahun Edis dapat menyelesaikan pendidikan SMAnya.
Saat ini ia sedang menikmati hidupnya dan melatih fisiknya untuk mengikuti pendaftaran taruni Akmil.
"Uhhhft siapa ya melemparkan botol minuman ini tidak tanggung jawab." Ujar seorang pria yang berada digedung di bagian bawah Edis.
"Aduuuh sial kena orang lagi." Umpat Edis merasa salah. Edis turun berniat menghampiri pria yang terlihat menggunakan seragam pesiar taruna akmil. Walaupun Edis selengean, manja, dan tomboy, namun Edis selalu diajarkan papa dan mamanya untuk bertanggung jawab dengan apa yang ia lakukan. Saat akan mendekat ia melihat sang pria sedang bertengkar dengan seorang wanita. Cantik dan sangat modis serta feminim.
"Hana kenapa kamu menghindar dari saya." Tanya pria itu.
"Rama saya sudah tidak bisa bersama mu." Ucap hana pada pria bernama Rama dengan sangat ringan.
"Maksud kamu apa, saya setiap pesiar selalu meluangkan waktu untuk kamu. Dengan segala perjuangan saya coba bahagiakan kamu dengan sederhana. Namun dengan ringannya kamu bilang ke saya bahwa kamu sudah tidak bisa dengan saya. Apa ada pria lain?" Tanya Rama pada Hana dengan amarah yang ditahan.
"Aku punya hubungan dengan orang kaku dan ga romantis kayak kamu. Kamu itu hanya obsesi ku yang salah. Apalagi kamu itu ga pernah bisa kasih apapun ke aku. Jadi buat apa aku pertahankan kamu. Dan dengar ya aku wanita normal yang ingin di sayang dan di utamakan. Jadi sorry kita PUTUS." Wanita bernama Hana pergi meninggalkan Rama.
"Tunggu sebentar mba." Tahan Edis kesal dengan wajah merah.
"Kamu siapa lepaskan." Hentak tangan Edis di lepaskan dari tangan Hana.
"Anda adalah wanita paling bodoh yang pernah saya lihat di dunia ini." Ketus Edis.
"Diam kamu anak kecil tau apa kamu urusan orang dewasa." Jawab angkuh Hana.
"Menurut anda saya anak kecil. Tapi anak kecil ini tau mana tatapan tulus dan tidak. Orang yang anda hina ini adalah seorang Taruna yang seharusnya anda jaga. Tak banyak wanita dapat mendampingi perjuangan seorang abdi negara dan anda hanya berfikir harta bodoooh. Seorang abdi negara memang tidak akan menjamin kekayaan untuk siapapun namun mereka berjuang untuk membuat anda tetap bertahan hidup di atas negara anda tanpa gangguan. Ribuan prajurit gugur untuk membuat anda masih bisa makan dengan nyaman. Ribuan anak menjadi yatim dan istri menjadi janda karena perjuangan suami dan ayah mereka menjaga kedaulatan negara. Dan anda menghina calon penjaga negara ini anda adalah wanita paling bodoh yang pernah saya lihat. Dan pergilah tinggalkan dia karena saya pastikan laki-laki yang anda pilih tidak akan lebih baik dari abang yang anda tinggalkan saat ini." Ucapan sarkas Edis yang di akhiri dengan sebuah lengan menarik Edis menjauh dari tempat itu.
Sang taruna bernama Rama menarik Edis menuju atas gedung yang semula Edis tempati. Sebelum terjadi eksiden pelemparan botol minum milik Edis pada Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomanceSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...