LUCU

1.3K 73 1
                                    

Pertemuan yang sangat lucu dirasakan oleh Kusya, menemukan gadis tomboy yang begitu berbeda dan sialnya dia cantik walaupun dalam mode tomboynya. Sepanjang perjalanan sahabat Kusya, Rangga dan Wisnu menceritakan apa yang terjadi satu hari ini mereka berpisah. Dengan mode mendengarkan Kusya senyum-senyum sendiri tanpa menghiraukan pertanyaan kedua sahabatnya.

"Eeeh suuuh gila kowe ya, senyum-senyum dewek ditanyain ga di jawab ada apa sih suh kayaknya kita ga dapet cerita dari kowe apa yang terjadi hari ini?" Wisnu yang medok ngapak asli banyumas menyenggol bahu Kusya dengan sangat kasar, membuat yang punya bahu misuh-misuh.

"Gila ya suuh nyadarin apa njorokin siiih kenceng banget sakit suh." Omel Kusya.

"Lagian aneh si kamu suh di ajak ngobrol diem, ditanyain senyum-senyum sendiri jadi kita mikir kamu kesambet hantu taman sari." Ucap Rangga nyeleneh.

"Iya aku kesambet hantu penjaga pemandian suh hantunya cantik." Jawab Kusya asal.

"Wah hantu yang ngasih tumpangan ke alun-alun tadi ya suh cantik juga. Eeeh bukannya kamu ketemu Hana memang dia ga cemburu?" Tanya Rangga penasaran. Ya mereka sangat tahu pacar Kusya sangat pencemburu dan posesif jangan kan boncengan, komen kagum di IG Kusya saja bisa menjadi granat peledak dalam hitungan tiga detik saja.

"Ga cemburu suh bahkan aku tadi menghabiskan waktu ku dengan hantu cantik itu hingga kita dijemput." Jawab Kusya santai.

"Oh wow peningkatan Hana mulai mengerti kamu ternyata, lalu siapa hantu cantik itu suh boleh donk kami kenalan kami kan sahabat mu. Kasihanilah kami suh yang jomblo akut dari lahir." Pinta wisnu mengiba, membuat Kusya terkekeh geli melihat raut wajahnya.

"Dia Edis asli jogja dan dia sudah ku anggap sebagai adik ku. Hahhahaha fakir jomblo sedang memelas njijik'i wis muka mu." Ledek Kusya sambil tertawa melihat wajah berharap wisnu.

"Sontoloyo kowe suh, aku minta kenalan baik-baik malah bahas muka suh. Apalah daya ketampanan muka yang haqiqi ini suh hahahha." Jawab Wisnu PD.

"Gemblung." Jawab serempak Rangga dan Kusya.

"Trus kok bisa malah kamu sama Edis suh bukan sama Hana?" Tanya Rangga.

"Tadi aku bertemu dengan Hana seperti biasa di Taman Sari, aku menantinya lebih dari dua jam. Saat dia datang terlambat, aku kena lempar botol minuman suh dan ternyata yang ngelempar itu Edis, dia ada digedung atas tempat kita biasa kalo mau liat sunset. Nah saat Hana datang tanpa basa-basi dia bilang putus. Tapi Edis malah maki-maki Hana, dengan gaya slengean yang tomboy. Dan akhirnya aku tarik tangan Edis lalu menghabiskan waktu untuk melihat Sunset di gedung atas Taman Sari itu sambil menunggu jemputan bis. Dan akhirnya dia antar aku ke alun-alun." Jelas Kusya panjang lembar mengenai apa yang terjadi tadi.

"Waw keren Edis. Apa kalian PUTUS?" Bentak Rangga dan Wisnu bersamaan pada Kusya.

"Bisa diem ga suh ga usah heboh. Iya aku putus sama Hana." Sambil membekap mulut kedua temannya itu.

"Suh kan dia orang dijodohkan untuk mu suh, kalian sudah hubungan lama dan putus kamu ga sedih suh." Introgasi wisnu.

"Enggak, dari dulu aku yakin dia ga akan sanggup dampingi aku suh. Dan dia yang memutuskan berarti dia yang melepaskan jadi aku ga dosa sama mama suh. Aku tak punya hutang lagi, karena aku sudah menjalani seperti apa yang mama inginkan namun dia yang melepaskan paling sebentar lagi mama telpon." Jawab enteng Kusya.

"Oooh betul." Jawab kompak Rangga dan wisnu, tak lama berselang HP Kusya berbunyi.

* Assalamualaikum mah apa kabar?
**Waalaikum salam bang mama papa baik bang, abang gimana kabar?

*Alhamdulilah baik mah, ada apa ni mah tumben telpon abang?
**Abang gimana sama Hana?

*Mah abang diputusin Hana tadi, dan abang sadar diri jadi ya abang lepaskan dia. Dia berhak bahagia mah dengan pilihannya, dan pilihannya bukan abang mah.
**Abang yang sabar ya, maka akan urus pembatalan perjodohan kalian. Mama yakin abang akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari Hana.

*Doakan abang terus ya mah abang hanya ingin fokus dengan pendidikan dan karier abang dulu mah.
**Iya abang yang semangat ya. Sekarang mama bebaskan abang untuk mencari pendamping hidup yang terbaik buat abang.

*Makasih mah, mah sudah dulu ya sebentar lagi sampai asrama dan dikumpulkan. Lain waktu abang telpon mama lagi.
**Baik-baik ya abang di asrama jangan lupa makan, solat dan belajar yang rajin ya bang.

*Siap mah. Assalamualaikum.
**Waalaikum salam.

Sambungan telpon pun terputus, begitu tegarnya Kusya atau lebih tepatnya ini lah yang ditunggu Kusya. Karena ia dari awal tidak yakin dengan Hana dan sifatnya. Tiba-tiba bayangan Edis yang memaki-maki Hana muncul membuat Kusya kembali tersenyum tipis dan bergumam.

"Lucu." Gumam Kusya yang terdengar oleh kedua sahabatnya.

"Suh ga usah senyum-senyum kita sudah sampai depan Asrama ayo turun. Sebelum disuruh jalan jongkok kita semua." Perintah Wisnu.

"Maaf suh sudah sampai ya. Ayo kita kembali ke barak suh sebelum kita di gulung dilapangan pancasila." Mereka pun turun dan berlalu menuju barak tingkat dua pleton A.
#
#
#
#
#
Ditempat lain seorang gadis tomboy yang bernama Edis sedang makan malam bersama opa dan omanya tiba-tiba tersedak.

"Hukhukhuk." Edis tersedak makanannya.

"Dek makannya pelan-pelan donk." Tegur oma Maria.

"Nih minum dek, mikirin apa sih?" Tanya opa Mahen pada Edis yang sudah mulai mereda.

"Ga mikir apa-apa opa, kayaknya ada yang ngomongin Edis ga tau ni tiba-tiba kesedak." Jawab Edis sambil meminum air yang diberikan opa.

"Opa mulai besok Edis mau mulai binsik untuk daftar akmil ya opa." Ijin Edis pada sang opa.

"Mau didampingin siapa dek, atau sama opa aja hitung-hitung opa olahraga." Opa Mahen menawarkan.

"Boleh kalo opa sedang tidak sibuk dan kondisi fit, tapi ada syaratnya kalo opa ikut jangan di forsir ok. Aku ga mau dimarahin bunda karena opa sakit forsir ikut latian ku." Jawab Edis dengan mantab.

"Oke." Jawab opa Mahen.

Kakek dan cucu yang kompak, ya begitulah opa Mahen dan Edis. Ya Edis sudah satu minggu ini menetap dijogja selain berlibur memang niatnya ia akan mempersiapkan fisik dan pendaftaranya dijogja. Karena jauh dari bunda dan papanya sehingga ia ingin mencoba peruntungannya secara murni. Dia ingin membuktikan bahwa dia mampu karena dirinya bukan karena nama orang tuanya.

"Dek tadi sore adek kemana kok tadi opa ga liat adek di rumah dan di kamar?" Tanya opa Mahen.

"Eh itu opa biasa menikmati senja yang tenggelam sambil menitipkan harapan pada Allah untuk keberuntungan Edis dan jodoh." Celetuk Edis dengan santai.

"Hah apa Edis jangan macam-macam ya umur belum genap 17 tahun dah pacar-pacaran." Jawab opa Mahen dengan segala penekanan.

"Hehehe santai opa, Edis ga akan punya pacar kalo belum kapten." Jawab Edis santai.

"Yang pasti jadi perwira dulu ga harus kapten dek. Ketuaan ntar siapa yang mau sama kamu." Jawab opa Mahen meledek.

"Heh, opa Edis mau cerita. Tadi Edis liat cewe nyebelin banget, masa dia putusin cowonya yang taruna dan dibandingkan dengan cowonya yang baru. Dan dia bilang cowonya yang taruna itu ga bisa kasih apa-apa dan hanya sebagai obsesinya yang salah. Tu orang mulutnya pengen Edis robek deh opa." Curhat Edis pada opa Mahen yang selalu begini, mereka curhat di balkon kamar Edis di atas sambil memandang bintang malam ini yang cerah di jogja.

😘😘😘🎉😘😘😘

Ada yang penasaran kelanjutannya jangan lupa ya di vote dan di komen biar author makin semangat nulisnya. Sampai besok.😘

CINTA LEMBAH TIDAR ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang