MENDUNG TANPA HUJAN💦💦💦

372 34 1
                                    

Remuk hati yang Edis rasakan hancur, sehancur-hancurnya setiap cinta memang tak seindah novel romansa remaja yang berujung dengan bahagia. Edis harus menelan pil pahit sebuah penghianatan cinta tanpa penjelasan, yang bisa ia lakukan hanyalah menanti sebuah penjelasan yang dijanjikan Kusya padanya. Ia bahkan berharap kejadian dua bulan yang lalu adalah sebuah mimpi buruk saja. Kini Edis resmi menjadi kowad lulusan terbaik yang menjadi bagian detasemen pengawalan presiden atau yang sering disebut Denpaspampres. Bahkan saat pelaksanaan pembaretan yang dihadiri kedua sahabatnya membuat trio Ladys berpelukan dalam haru ya seperti perjanjian mereka selalu menjadi yang terbaik dalam setiap tugas negara yang mereka emban. Setelah pendidikan selama 3 bulan kini Edis ditugaskan sebagai tim pengamanan presiden dalam Ring 1.

Edis bukan melupakan kejadian pengkhianatan yang terjadi namun lebih memilih menunggu penjelasan yang sudah dijanjikan Kusya padanya. Dengan kesibukan yang ada membuat Edis dapat mengenyampingkan perasaan hatinya. Saat ini adalah tugas pertamanya sebagai tim ring satu presiden Wisnu Manggala Brata, kalian masih ingat sosok seorang ayah yang menemui Edis saat dikcatar. Ya Wisnu Manggala Brata adalah ayah dari Manggala Yudha, seorang perwira penerbang angkatan Udara yang bertugas di kesatuan Lanud Adisucipto jogja. Laki-laki yang selalu mencintai Edis walaupun mendapat penolakan dari sang ibu karena menganggap tidak se kasta.

" Bang ijin agenda kita setelah ini menuju peresmian pintu tol di daerah semarang." Jelas Edis pada seniornya Lettu inf Aji.

"Dis tadi kita sudah bnyak lewat tol, dah kamu cek belum saldo e-tol ny?"

"Aduh maaf bang sepertinya tinggal 20rbu."

"Kok kamu ga bilang kan bisa isi dulu kita sudah di depan pintu toll loh Dis. Gimana kalo bapak tau kalo kita ga ada E-tol, pokoknya selesai acara bapak sambutan kita harus sudah punya isi E-tol."

"Siap salah bang, saya coba isi ke seberang ya bang."

Di belakang podium peresmian yang sedang di isi sambutan oleh presiden, seorang paspampres yang baru dilibatkan dalam misi lapangan membuat Edis harus berfikir ekstra untuk mendapatkan isi E-tol yang harus digunakan untuk melintasi jalan tol.

"Kemana Dis?" Ajeng teman sesama Wisnu angels.

"Isi E-tol."

"Cepetan jangan ketauan ibu bawel nanti."

"Ok."

Secepat mungkin Edis menyusuri pintu toll yang sepanjang 300 meter. Beruntung yg terdapat mobil akan melintas adalah dari arah luar semarang. Sehingga sedikit membuat Edis berpacu dengan waktu dan jarak. Kalo menurut kalian Edis cuek, sebenarnya tidak. Bahkan ini pertama kalinya Edis merasa malu dalam semua misi yang dia emban. Hanya karena keteledoran E-tol membuat bang Aji meragukan kredibilitas sang most wanted akmil.

"Sudah dapat?" Aji langsung bertanya setelah Edis kembali.

"Sebentar bang, sudah bang." Di kibaskannya kartu E-tol yang baru Edis isi. Sebenarnya ia merasa ini hal terbodoh yang ia lakukan berlari secepat kilat untuk mengisi benda pipih yg berada ditangannya kini.

"Dis kamu pake mobil ga?" Tanya Aji pada Edis.

"Pake bang. Emang ada apa bang?"

"Kamu punya E-tol?"

"Punya bang lah teruuuus.. Aseeem tau gitu pake punyaku aja ya kenapa ga kepikiran pake punyaku aja yang ada saldonya. Trus kenapa aku harus lari dan lompat-lompat ga jelas cuma buat top up E-tol kalo aku punya saldo." Umpat Edis yang memaki dirinya sendiri.

"Emh." Aji mengangkan bahunya dan meninggalkan Edis tak jauh dari Edis, Aji tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol juniornya yang di akui  Aji cantik namun unik.

"Eeehhh awas ya bang Aji ngerjain Edis abang jangan lari." Aji sudah berlari sambil tertawa dan menjauhi Edis untuk menghindari pukulan mematikan dari Edis.

"Makanya kalo kerja konsen lagian misi pengamanan pertama ceroboh untuk sama aku coba kamu sama bang Indra dah habis kamu suruh channing sampe kurus." Aji menyandar pada mobil patwal yang ia bawa dan Edis pun melakukan hal yang sama. Edis ditugaskan untuk sterillisasi disetiap kunjungan dan sebagai penghubung dengan tim penerbang yang dibutuhkan.

"Edis monitor."

"Siap ijin bang Indra monitor."

"Edis komunikasi dengan penerbang setelah sampai pemalang presiden akan mengunjungi lanud Jenderal Soedirman purbalingga. Pastikan pesawat herkules menjemput di sana." Perintah bang Indra pada Edis.

"Siap bang laksanakan."

"Penerbang press monitor."

"Letda pnb Manggala Yudha monitor."

"Ijin Edis melaporkan agenda bapak setelah ini mengecek ke lanud Jenderal Soedirman, sehingga harap herkules standby di lokasi untuk menjemput RI 1 dan membawa kembali ke halim."

"Baik dek, kamu ikut bapak kan dek."

"Siap belum tau bang saya sama bang Aji bawa mobil."

"Saya harap kamu ikut dek biar bisa main ke kokpid. Lagian biar dekat dengan bapak dan ibu." Goda Yudha pada Edis, yang sejujurnya hati Yudha masih sangat berharap ia dapat memperbaiki apa yang terjadi.

"Opo seh bang kerja-kerja. Ntar dimarahin kapten firdaus baru nyaho."

"Enggak donk kan aku co-pilot kesayangan kapten Firdaus."

"Ia ga bakal soalnya kalo marahin abang pasti abang ngadu ke bapak wleee. Dah ah Edis mau lanjut di panggil sama bang Indra mulai mau jalan."

"Ok hati-hati ya beb."

"Beb, bebek maksudnya bang."

"Iiiih dasar ga peka."

"Tau ga peka dikodein dah ah makin kaco ngomongnya 😛." Setelah kejadian konyol yang membuat Edis berlalu ga karuan lalu godaan Yudha yang notabene menjadi co-pilot yang di minta untuk menghantarkan pada kunjungan presiden saat ini membuat Edis dan Yudha menjalani hubungan baik kembali seperti hubungan mereka dahulu sebelum adanya ungkapan cinta dan penghinaan dari sang mama. Setelah menempuh perjalanan darat selama 2 jam membuat Edis dan Aji langsung menuju bandara untuk mensterilkan lokasi dan mengecek keberadaan heli dan pesawat herkules yang akan membawa rombongan presiden kembali menuju istana negara.

"Hay manis dah sampai aja." Goda Yudha pada gadis manis yang selalu mengisi hatinya.

"Apaan sih bang alay deh."

"Gapapa alay buat orang yang kita sayang."

"Mulai lagi Edis pergi deh bang."

"Oke ga abang minta maaf, gimana perasaan mu. Kok abang liat kamu masih murung g seperti Edis yang abang kenal dulu. Yang selalu ceria dan menganggap hal mudah pada semua yang sulit." Setelah selesai dengan segala kunjungan hari ini maka mempersiapkan  untuk rombongan lawatan akan dilanjutkan menuju istana dan mempersiapkan lawatan disumatra.

"Yuk ikut mobil bang."

"Ogah. Yang ada lari mulu ntaran." Jawab Yudha yang membuat Edis tersenyum karena sikap dan kelakuan Edis yang antik.

"Uuuuh dasar ngomong aja ogah panasan."

"Tau aja adek enak naik pesawat adem." 

"Sebahagia abang ajadeh, lagian ga rugi juga Edis jadi ga ada penguntit wleeee." Ledek Edis pada Yudha yang membuat Yudha geram dan Edis berlari meninggalkan Yudha.

@@@@@@@

jangan lupa Vote, read, and share ya kak. makasihhh 

CINTA LEMBAH TIDAR ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang