CAHAYA PADA KABUT GELAP 🌚🌝 PART 1

416 36 2
                                    

Semua berjalan seperti biasa Eddis kembali bertugas dengan normal, yang berbeda hanyalah semakin banyaknya media yang mengikuti Eddis dan kehidupannya. Begitu detail orang-orang yang di cari oleh para pemburu berita ini. Hubungan Eddis dan Yudha belum bisa dikatakan membaik. Selepas pertengkaran yang terjadi satu minggu lalu Eddis lebih banyak diam dan hanya menurut pada Yudha, Yudha pun menyadari ini bukan lah Eddisnya yang dulu. Eddis berusaha untuk menjadi sosok menantu ideal untuk keluarga Manggala. Walau banyak pemberitaan bahwa ibunda Yudha tak menerima pertunangan yang akan dilaksanakan dalam satu minggu kedepan, namun lingkungan istana menutupinya.

Seperti hari ini senin hari dimana keceriaan Eddis muncul karena aktivitas yang padat, namun membuatnya berubah karena olokan beberapa orang. Eddis mulai diberi sebuah kelonggaran waktu dalam tugas untuk mempersiapkan pertunangannya dengan Yudha. Pertunangan yang di siapkan oleh keluarga Yudha di sebuah hotel berbintang.

"Dek bagaimana dengan desain pertunangan ini apa kamu suka?" Tanya Yudha pada Eddis.

"Oh Eddis ikut saja bang."

"Kok ikut aja siiih ini kan pertunangan kita, kamu kan harus ada andil di dalamnya. Lagi pula aku ingin wujudkan impian mu, tolong apa yang kamu inginkan untuk persiapan ini semua?"

"Bang saya ikut saja, toh pertunangan dan pernikahan ini abang yang inginkan." Menjawab dengan malas dan bergumam yang hanya dapat didengar oleh Yudha. Yudha menyelesaikan pertemuan dengan pihak WO. Dan buru-buru mengajak Eddis menuju mobil.

"Apa maksudnya ini abang yang mau?"

"Loh benarkan apa coba artinya pilihan ku tooh tak sekelas dengan abang. Pertunangan dan pernikahan ini toh permintaan abang bukan kemauan ku.!!!"

"Eddis jaga sikap kamu."

"Sikap yang mana bang, abang saja ga pernah jaga perasaan Eddis trus buat apa Eddis jaga sikap."

"Eddis." Yudha mengangkat tangannya yang akan menampar Eddis. Dan Eddis hanya menahan laju amarah yang muncul.

"Apa bang mau tampar, tampar saja. Itu semua hak abang kok, toh aku juga sudah ga penting lagi. Aku jalani semua ini karena permintaan abang untuk menjaga nama orang tua abang. Tapi apa balasannya mama abang hina orang tua ku yang begitu saja abang biarkan." Ya setelah kejadian kaburnya Eddis, Yudha membawa orang tuanya menuju jogja untuk melamar Eddis secara resmi sebelum ada acara tunangan. Namun ibu dari Yudha menghina keluarga Eddis dengan rumah tradisional gaya joglo yang khas jawanya dan kesederhanaan. Rumah itu adalah rumah joglo tradisional milik kakung Wijaya. Semua sketsa acara sudah di susun namun terdapat kalimat yang menggores perasaan Eddis. "Kenapa sih pah kita harus punya mantu dari kalangan biasa bahkan kampungan padahal relasi kita besar dan banyak." Ucap ibu Manggala, "Mah ini salah satu poin plus kita untuk dapet hati masyarakat." Dialog singkat yang tak sengaja terdengar oleh Eddis saat orang tua Yudha akan memasuki Joglo itu sangat membekas untuk hati Eddis.

"Dek itu ga seperti apa yang kamu pikirin, apa ga bisa sedikit saja kamu belajar mencintai abang kembali. Abang ingin memperjuangkan kamu bersama kamu abang yakin kita bisa bahagia." Pinta Yudha dengan frustasi.

"Bang kita itu beda kasta, abang itu ksatria yang seharusnya mencintai putri raja bukan upik abu macam diriku. Bang pernikahan apa yang abang ingin bangun, pernikahan hanya berdasarkan politik dan kesepakatan. Bang dulu pernah aku mencoba mencintaimu tapi apa yang abang beri penghinaan tentang orang tuaku di saat dikcatar. Lalu apa lagi yang harus aku perjuangkan, saat aku mencoba mungkin ini takdirku kedua kalinya kamu tunjukan pada ku bahwa memang aku hanyalah barang yang dapat kamu beli dengan uang yang kamu miliki." Tumpah sudah pertahanan air matanya. Begitu dalam dalam luka.

"Sudah bang, aku kekesatrian toh jadwal hari ini sudah selesai aku mau istirahat."

"Dek biar abang antarkan."

CINTA LEMBAH TIDAR ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang