Perbincangan Edis dan Kusya yang begitu bebas di awal acara resepsi pernikahan nyatanya tak berlangsung lama hingga sesosok putra orang no satu di negeri ini hadir dalam acara tersebut dengan segala pengawalan khas tamu VIP. Ya siapa lagi kalau bukan Manggala Yudha sang pilot penerbang yang sudah menjadi pasangan Edis secara tidak langsung.
"Edis ayo kita ke kuade setelah itu saya harus bicara dengan kamu."
"Mas ada apa sih, lagian kenapa buru-buru sih kan acaranya juga masih panjang."
"Ga bisa di tunda dek tolong untuk kali ini nurut saja."
Eddis pun meninggalkan Kusya dengan perasaan gamang, Cintanya menginginkan dirinya memberontak namun cekalan tangan Yudha membawanya untuk berjalan beriringan.
'Bodoh kamu Eddis kamu tak akan lagi dapat mencintai Kusya, karena kamu adalah tunangan Manggala Yudha kamu harus bisa melepaskan Kusya untuk Karen. Kenapa aku terbawa akan cinta ini disaat cinta yang ku rasa di waktu yang salah😢😢😢😢😢.'
Umpatan bodoh yang berada di batin Edis membuat senyum sumringah yang ia berikan sejak pagi menghilang seketika. Yudha dan Edis buru-buru menuju kuade pernikahan memberikan ucapan selamat.
"Selamat atas pernikahannya bang Wisnu dan Nawang semoga Samawa ya kalian." Ucap Yudha dengan wibawa dan hormat junior kepada seniornya.
"Terimakasih Desuh, dan saya titip adek kesayangan saya ini jangan sakiti dia karena air matanya adalah kemarahan kami." Ucapan bang Wisnu yang dibisikan pada Yudha dengan tatapan tegas dan datar.
"Selamat ya ndo, baik-baik jadi istri bang Wisnu ya. Oh iya bang jangan lupa tancap gas susul bang Rangga dan Eka ya 😛😛😛." Ledek Eddis menutupi perasaan hatinya saat ini.
"Ndok looo yeehh dasar. Lo baik-baik ma Yudha ya ndok gue yakin ada jodoh yang terbaik buat lo." Nawang memeluk Eddis dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Mereka pun berpisah, Eddis dan Yudha segera mengambil barang2 Eddis dan kembali dengan pengawalan ketat.
"Lo sabar ya suh gue yakin semua pasti akan kembali sesuai kodratnya jika memang dia adalah tulang rusuk lo maka dia akan jadi tempat lo kembali pada saatnya." Genggaman pundak Kusya oleh Rangga membuat Kusya sadar bahwa dia harus kuat untuk menyelesaikan semua dan dia akan mengambil jalur belakang untuk mengadu pada Tuhan dan meminta di jodohkan dengan Eddis pada waktu yang tepat.
"Amin suh gue dah tikung dia dengan Doa gue di sepertiga malam terakhir."
Mereka berhambur saling memeluk dan menguatkan dalam rasa bahagia dan haru. Sedikit rasa sedih Kusya tutupi karena segala keinginannya harus ia tunda demi negara.
Ditempat lain Eddis dan Yudha sedang saling mendiamkan, Yudha yang begitu keras pada Eddis karena Eddis minggat dari kesatrian tanpa pengawalan sedangkan dia kini sudah di kenal sebagai seorang calon istri anak no satu di negeri ini.
"Kenapa kamu diam dek?"
"Lah apa yang aku harus omongin bang ga ada yang aku harus jelasin kan bang Yudha?"
"Sekarang saya tanya kenapa kamu pergi sendiri, kamu kan tau kita sama-sama di undang Nawang?😡"
"Loh emang kenapa kan hak saya mau datang sendiri atau ga emang apa masalahnya sama bang Yudha 😡."
"Tentu itu masalah buat saya mau ditaruh dimana muka saya dan orang tua saya, kalo kamu pergi sendiri tanpa saya. Apa kamu ga pikir apa kata orang dan kata media?"
"Loooh urusannya apa sama pak Wisnu dan bang Yudha. Maaf ya bang ada urusan apa saya sama media wong saya ini tentara bukan artis."
"Kamu itu Calon tunangan saya Eddis dan yang perlu kamu ingat bahwa kamu itu sudah di publish sebagai calon istri saya jadi jangan seenak mu dan jaga nama orang tua saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomanceSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...