Setelah perdebatan dengan sang opa Edis memilih merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Sambil membuka-buka sosmed dan WA, ia membalas satu persatu pesan dari temannya, kakak kembarnya, orang tuanya sampai pada pesan tanpa nama pengirim di chatnya alias no baru.
"Siapa ya malam begini chat perasaan kalo kakak dan abang ga mungkin karena barusan juga telpon, bunda apa lagi kan baru di matiin masa chat lagi. Mana no baru lagi."
Dengan penasaran akhirnya membuka chat dari no name.#+6285210******
Assalamualaikum dek ni abang Kusya, save ya. Jangan lupa istirahat😀."Wah apaan niiih gue mimpi ya ya Allah, perasaan gue belum merem kok udah mimpi indah siiih.😀😀😀"
#Princeess Wijaya😘
Waalaikum salam iya bang saya save nonya, selamat istirahat juga.#Abang Tar😎
Ok dek ni hp bakal dikumpulin ke kepas jadi ga bisa kontak dulu, nanti kalo dah menjelang pesiar saya kontak adek lagi. Selamat malam.#Princeess Wijaya😘
Ok bang selamat malam.#Abang Tar
Oh iya lupa semangat ya binsiknya😀Setelah percakapan singkat yang terjadi Edis menutup handphonenya lalu lompat-lompat dikasur untungnya kamar Edis dibuat kedap suara. Ya karena kebiasaan Edis nyanyi sambil ngapain aja buat dia dikasih kamar khusus.
Pagi ini pun berlalu lebih indah dari biasanya bagi Edis. Yups selain karena semangat dari abang tarunanya, pagi ini juga pertama kalinya ia akan mulai bergabung di perusahaan papa dan bundanya. Tiba-tiba bunyi hp Edis mengganggu perjalanan Edis ke kantor.
*Assalamualaikum bunda.
+Waalaikum salam nak, adek lagi dimana apa jadi hari ini ke kantor kita?
*Jadi bun, ini lagi otw ngantor bun.
+Oooh ok terus adek mau nematin ruang bunda atau gimana karena ruangan adek lagi dibuat di samping ruangan bunda.
*Boleh pun gapapa nanti biar Edis baur sama karyawan dulu bun biar enak.
+Bagus itu dek. Ooh iya opa bilang nanti sore adek sudah mulai binsik ya. Maaf ya bunda ga bisa nemenin.
* Gapapa bun adek bisa kok sendiri lagian juga.
Kata-kata Edis terhenti menggantung membuat sang bunda penasaran.
+Kenapa dek kok berhenti.*Lagian opa bilang mau nemenin bun jadi gpp kok bun. Lagian kan Edis dah gede bun.
+Iya bunda percaya anak bunda ini mandiri. Oooh iya nak rencana minggu depan kakak akan dilamar oleh seseorang dan acaranya dilaksanakan di rumah opa. Kamu harus siap-siap bantuin opa ya nak.
*Apa bun, kak Rey lamaran dan tunangan kok bisa aku ga tau emang sama siapa bun?
+Tanya sama kakak aja, bunda mau ketemu calon besan dulu ya dah cantik, wassalamu'alaikum.
*Waalaikum salam bun hati-hati.
Banyak pertanyaan berkecamuk dipikiran Edis, kenapa kakak dan abangnya tidak cerita dan mendadak sekali. Karena selama ini kak Reyna tak pernah terlihat membawa pasangan disetiap acara keluarga dan tidak ada juga yang apel.
Namun saat ia berkutat dengan pikiran penasaranya ternyata ia telah sampai di kantornya. Tangan kanan sang bunda dan papa pak indra menyambutnya dan memperkenalkan Edis dengan rekan-rekan kantor yang akan menjadi tim divisinya. Hari ini Edis banyak menghabiskan waktu berada di kantor untuk membaca situasi perusahaan yang di bangun bunda dan sang papa. Tak terasa waktu menujukan pukul 3 pm. Dan Edis izin pulang terlebih dulu dikarena kan pukul 4 pm, Edis akan memulai pelatian dan pembinaan fisik untuk pendaftaran taruni.
"Adek telat 5 menit." Ucap opa mahen mengingkat seolah senior militer diakmil atau bahkan pelatih.
"Siap salah Catar Edelweis Mahendra Wijaya terlamambat dikarenakan macet pelatih." Jawab Edis ala junior dan pelatih militer.
"Tidak ada diskon pemanasan lalu lari lima lapangan ini." Perintah opa Mahen.
"Siap laksanakan." Jawab Edis sambil mengomel ya bagaimana tidak ia terlambat hany lima menit punnishnya memutar lapangan alun-alun utara sebanyak lima putaran.
Ya Edis dan opa berjanjian lapangan Alun-alun utara untuk melatih fisik dan mental serta merefresh pikiran. Edis bersemangat berlatih karena opa menyampaikan nanti ada yang akan bergabung dan membantu opa melatih Edis. Ya benar dia adalah Kapten penerbang dimas nugraha. Seorang kapten angkatan udara yang menjadi salah satu pelatih dan pengajar di Akademi Angkatan Udara.
"Hai dis apa kabar saya kapten pnb. Dimas Nugraha, saya akan melatih kamu untuk mempersiapkan menuju seleksi Akmil taun ini." Perkenalan yang dibuka sangat manis oleh seorang pria tampan dengan tinggi 180cm dengan kulit sawo matang khas orang jawa.
"Salam kena capt, saya Edelweis MW. Mohon bimbingannya capt." Jawab Edis dengan senyum yang dipaksakan. Edis menarik sang opa menjauhi capt dimas sementara waktu.
"Opa kenapa siiih kok au kan Edis daftarnya AD kenapa ga dari bataliyon aja yang jadi coach nya." Protes Edis pada sang opa.
"Sudah ikuti aja nanti opa pamit karena akan ada meeting jadi kamu sama capt dimas jangan lupa di ajak makan juga ga sopan masa dah dilatih di anggurin." Perintah sang opa dan membawa kembali Edis untuk berlatih dan tak berapa lama sang opa pamit untuk kembali ke kantor.
Pelatian berlangsung selama satu jam tiga puluh menit. Saat akan kembali menuju mobil, Edis mengingat pesan sang kakek untuk mengajaknya makan. Sebelum menawarkan.
"Saya tau kamu mau ajak saya makan kan. Dan kamu juga lagi bingung mau ajak saya makan kemana. Kalo tidak keberatan saya akan undang kamu malam ini dirumah calon istri saya." Dengan entengnya dimas menebak apa yang di pikiran Edis, lalu Edis memerima secuil kertas alamat yang di sodorkan oleh dimas.
" Saya tunggu jam 8 malam jangan sampe gak datang ya." Timpal Dimas lalu dimas berlalu.
'Ini apasiiih kok bikin pusing ya aah bodo amat lah pulang mandi enak sekarang.' batin Edis yang berlalu menuju mobilnya yang ia parkirkan di seberang alun-alun. Edis sempat khawatir sang kakek akan menjodohkan nya dengan sang capt itu. Ya seperti novel WP yang sering ia baca akhir-akhir ini nasip para anak kolong yang menikah pun dengan para kacang ijo, kalo menurut bunda Ney.
Edis menyetir mobilnya dengan santai sehingga baru sekitar 30 mnt Edis sampai di rumah dan berlalu menuju kamarnya. Ya rumah sangat sepi padahal sebenarnya dia seharusnya tak merasakan ini, karena hari ini adalah hari ulang tahun kakak kembarnya. Bahkan mungkin yang ulang tahun saja lupa kalo ulang tahun saking sibuknya dengan pekerjaan masing-masing sampai si bungsu di acuh kan chatnya dari pagi.
"Ya udah lah mandi biar nanti aku ikut capt dimas saja ga enak sudah di ajak." Ucap Edis menguatkan dirinya sendiri. Dia wanita yang sangat mandiri di satu sisi dan sangat rapuh disisi lain. Apalagi dia sangat membenci kesunyian.
Edis sudah siap dengan sebuah gaun berwarna creme dengan make up tipis yang dibuatkan oleh MUA dekat rumah ya langganan Edis kalo harus di make over hahahaha. Edis telah siap dan menacapkan gas mobil nya menuju sebuah rumah di area bulak sumur dekat dengan rumah sakit tepat sang kakak dinas, ya kak Reyna dinas di RS sarjito. Namun saat ini Reyna sedang dipindah tugaskan sementara waktu di RSPAD sekaligus sedang mengambil spesialis di Jakarta. Edis tiba di sebuah rumah berwarna creme yang sangat elegan tampak dari luar sangat sepi. Namun saat di tanya ini rumah tunangan Capt Dimas pada pekerja rumah dibenarkan. Dan di arahkan menuju ke taman belakang dekat kolam renang.
"Surprise.....!!!!!!" Kompak seluruh keluarga yang juga ada opa, oma, papa, bunda, kak dan abang kembar dan capt dimas.
"Looooh kok bisa kalian disini apain ni." Kaget Edis.
"Adek ku yang cantiknya ga seberapa dibandingin bunda. Kita bikin surprise buat adek, padahal yang ultah abang kok yang dapet surprise kamu ya." Protes raka.
"Aaah abang jahat iiih adek sebel abang di chat ga di bales sampe sekarang, adek kan ga suka di diemin.😭😭😭😭" Protes Edis pada bang raka sambil memukul dada abangnya yang memeluk sang adik begitu posesif.
"Maafin kakak ya dek ini semua ide abang sama opa jadi kakak ga bisa bilang ke adek. Dan dek kenalin ini capt Dimas calon suami kakak." Jelas Reyna pada Edis.
"Apa beneran kak, yah aku bakalan kangen kakak." Manja Edis, ya begitulah Edis tak sekuat batu karang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomantikSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...