Malam ini balkon kamar Edis memancarkan keterangan yang hakiki. Yup seperti biasa setelah solat isya Edis akan rebahan di teras balkonnya di atas korsi malasnya sambil memandang bulan dan bintang di langit jogja yang cerah pada malam ini. Rasanya sudah lama sekali ia tak melakukan itu. Semenjak kelas 3 SMA dia terakhir kali melakukan ini enam bulan yang lalu.
"Hayoo anak perawan jangan ngelamun malam - malam nanti kesambet." Ucap opa Mahen mengagetkan Edis.
"Eeenggak siapa yang ngelamun Edis lagi liat bintang" elak Edis.
"Heleh ngomongnya enggak opa panggil ga denger dari tadi."
"Edis lagi mikirin persiapan berkas dan binsik buat daftar akmil opa."
"Opa Edis ijin mulai besok, Edis akan mulai binsik buat daftar akmil."
"Kamu mau sama siapa dek binsik, bagaimana kalo sama opa?" Opa Mahen menawarkan diri.
"Eeehm ok tapi ada syaratnya opa ga boleh memaksakan badan opa, kalo memang tidak enak badan opa istirahat."
"Ok dek opa setuju."
"Nah gitu Edis ga mau di marahin bunda sama papa kalo sampe opa sakit karena temani adek binsik."
"Iya tadi lagi ngelamunin apa sih dek kayaknya dah lama opa ga denger curhatan adek." Desak opa Mahen yang mengetahui ada hal yang dipendam oleh sang cucu.
"Oooh tadi lagi mikirin nasib jomblo cantik yang kelewatan saking lewatnya cowo pada takut mampir." Slengean Edis kumat.
"Jangan sembarangan kamu ya de umur belum 17thn dah mau mikir cowo awas aja. Jadi perwira dulu baru punya pacar." Ledek opa Mahen sambil menatap tajam Edis.
"Slow opa nanti matanya lepas, tenang cucu opa yang cantik ini akan wujudkan mimpi dulu. Lagian Edis akan mikir cowo kalo dah kapten aja." Jawab Edis santai.
"Ya ga harus sampe Kapten donk dek kelamaan malah adek gak laku gimana coba. Setidaknya kalo sudah letda akhir adek dah mulai mikir punya suami." Ketus opa Mahen *keburu tua Edis.
"He iya opah ok."
"Dek tadi sore kamu kemana kok opa cariin ga ada?" Tanya opa Mahen.
"Tadi sore nah sekalian adek mau cerita tapi jangan di putus ya opa takut Edis lupa."
"Ok sesi Curhat mulai. Curhat donk Dis, ayoo opa dengerin."
"Ok, pada jaman dahulu."
"Iiih Edis kok serasa Upin Ipin yang sering di tonton si Ceelin siiih." Kesal opa Mahen.
"Heheheh iya Edis serius niiih. Jadi opa tadi Edis ke taman sari biasa opa menatap senja sambil berdoa dan memohon diturunkan bidadara untuk melengkapi hati Edis yang jomblo cantik dari lahir."
"Hihihiihi."
"Opa ga usah ketawa, trus Edis tadi bawa botol minum air mineral karena dah habis Edis buang, eh ternyata kena orang saat Edis mau minta maaf Edis denger laki-laki itu lagi ribut sama ceweknya. Dan ceweknya itu ngebandingin cowo itu dengan harta. Padahal cowo itu calon abdi negara opa. Nah karena kuping Edis panas makanya adek maki-maki tuh cewe. Adek bilang tidak semua wanita punya kesempatan untuk menemani pengabdian para abdi negara. Dan cewek itu hanya bilang dengan gampangnya cowo itu hanyalah obsesinya yang salah yang tak akan memberikannya harta yang melimpah."
"Trus apa yang terjadi lagi dek?" Tanya Opa Mahen penasaran.
"Cowo itu tarik tangan Edis untuk meninggalkan cewek sakit jiwa itu. Dan akhirnya kita jadi ngobrol banyak. Dan tadi Edis antar dia ke bis jemputannya di alun-alun utara. Edis salah ga opa?" Tanya Edis dan bersiap mendengarkan ceramah sang opa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomanceSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...