CAHAYA PADA KABUT GELAP 🌚🌝 PART 2

412 35 6
                                    

Waktu begitu terasa cepat setelah perpisahan Eddis dan Kusya di tempat makan favorit Eddis saat itu. Kini tiba waktunya Yudha akan meminang Eddis secara resmi di sebuah hotel mewah dengan segala desain yang terbaik dimiliki negeri ini. Pertunangan dengan konsep jawa yang kental dan begitu adat dan kasta. Begitu menjadi sorotan mata para pewarta, kesederhanaan bunda Ney dan papa Syam membuat timpang antara keluarga sang presiden dan keluarga Wijaya. Raka pun muncul sebagai seorang kakak yang selalu mendampingi Eddis, Raka sangat mengetahui adiknya tidak bahagia dengan pertunangan ini.

" Dek bukan kah dulu semasa taruna selalu ingin pertunangan dan pernikahan seperti abang dan kaka, lalu kenapa kamu sedih?" Tanya Raka pada Eddis.

" Bang impian ku adalah pertunangan sederhana penuh kehikmatin, serta pernikahan yang akan membahagiakan semua keluarga bukan menghina papa dan bunda." Air mata tak dapat dibendung, belum sembuh luka hatinya atas hinaan orang tua Yudha kini ia harus menggadaikan hidupnya pada sang penguasa ini.

" Dek."

" Ya bang."

" Adek percaya keajaiban?"

" Apa itu ada bang?" Eddis balik bertanya pada sang abang.

" Dulu waktu kecil abang berfikir hal yang sama seperti adek apakah itu ada, namun setelah 3 kali abang melihat keajaiban itu didepan mata abang maka abang yakini itu ada. Kamu mau tau keajaiban apa yang abang temukan berulang."

"Apa bang?"

"Mba MUA make upnya sudah selesaikan bisa tinggalkan saya dan adik saya berdua."

"Baik mas, permisi."

"Kenapa harus sampai mereka keluar bang?"

"Karena cerita ini rahasia dan hanya abang yang tau dan sekarang adek akan abang beri tahu, bahkan papa, bunda, dan kaka tidak tahu."

"Apa itu bang?"

"Ini mengenai doa abang untuk bunda". Dengan berkaca-kaca, Raka perlahan menceritakan perjuangan bunda mereka menyentuh hati raka, hingga kejadian sang bunda Koma pertama setelah lamaran, lalu Koma kedua setelah pernikahan papa dan bundanya dikarenakan operasi transplan hati yang harus di lakukan Nesya dan puncaknya adalah Koma ketiganya Nesya saat kecelakaan terjadi yang menyebabkan Raska meninggal dan membuat Eddis menyadari bahwa dirinya memiliki adik laki-laki yang tak pernah ia ketahui.

"Benar itu bang."

"Ia dek, bahkan Raska menitipkan kamu dan bunda pada abang. Bagaimana kalo Raska melihat kamu saat ini dalam kesedihan apa yang abang harus bilang pada Raska."

"Raska Kakak Eddis minta maaf tak mengetahui tentang kamu, kak berharap bertemu dengan mu walaupun sekejap. " Rintikan airmata pun mengalir, serta membasahi pipi cantik sang Eddelwais. 

"Sudah jangan menangis, ini hari bahagia mu dek dan kamu harus bahagia dengan cinta mu. Abang yakin kebahagiaan akan selalu diberikan oleh Kusya."

"Bang calon tunangan ku Yudha."

"Eh iya ,maaf ayo abang bawa kamu ke bawah karena semua orang sudah menunggu di ballroom."

"Iya bang."

Semua acara berjalan dengan baik sebelum penyematan cincin ada sebuah hadiah indah yang diberikan oleh Kusya. 

"Ijinkan saya mengiringi pertemuan pasangan yang paling berbahagia dengan sebuah lagu yang akan menjadi langkah awal mereka menjalin kisah cinta ini. Sebagai senior dan sebagai sahabat dari Eddelwais Mahendra Wijaya, sebuah lagu yang berjudul titipane Gusti."

Tenanono perasaan iki

Kanggo kowe sing lagi tak tresnani

Mbok tulung ojo ngecewakne atiku
Sing kadung pengen mbahagiakne uripmu
Ikhlasno atimu, pasrahne ning aku
Ra bakal tak larani tekane matiku
Ojo sok mikir aku bakal nglarani
Mergo kuyakin we titipane Gusti
Sing tak kangeni

Mestine atimu ora mbaleni pengalamanku loro

Pengenku kowe iso nambani
Ngewangi lali rupane
Tekane atimu kanggo nguripi
Perasaan sing tau ilang

Jangan berpikir kamu pelampiasan

Yang akan kubuang

Lagu yang mengiringi perjalanan Eddis menuju Yudha dan membuat Kusya bermain sexofhone dengan begitu merdu. Tetesan air mata bahagia yang ia janjikan pada Kusya pun mencoba ia tepati namun dengan pandangan yang tek pernah lepas dari Kusya. Saat mereka berdansa ternyata.

"Bang awas."

"Eddis kamu kenapa darahhh. Eddis bangun." Teriak Yudha. Yudha merasakan dorongan yang kuat dari Eddis saat sedang berdansa bersamanya.

"Maafkan aku bang, aku hanya bisa menjadi penjaga mu bukan cinta mu." Semakin lemah suara Eddis segalanya sudah kacau dan Karen yang menusuk Eddis telah ditangkap. Eddis yang jatuh dipelukan Kusya yang menyangganya membuat Kusya tak dapat menahan air matanya. 

"Bang maafkan Eddis tak menepati janji ku pada abang untuk memberikan airmata bahagia. Terimakasih atas cinta abang yang akan Eddis bawa sampai mati."

"Dek kenapa harus kamu, ini tugas ku bukan kamu. Kenapa harus kamu yang merasakan ini?" Kusya mengacak rambutnya yang merasa gagal dan hancur melihat wanitanya bersimbah darah.

"Bang mungkin ini lah pengorbanan sesungguhnya yang harus ku lakukan untuk cinta kita. Bang sudah waktunya aku pergi Dek Raska sudah menjemputku selamat tinggal bang." Ucapan terakhir itu menutup kata indah dari Eddis dan menutup pula mata indah Eddis untuk selamanya.

"Adek, selama nafas abang masih ada maka abang akan berjuang untuk mengembalikan senyum dan ceriamu."

"Bang Raka tolong mobil ayo kita bawa Eddis Ke RS."

"Ya Kusya ayo."

Kusya dan Raka membawa Eddis menuju rumah sakit sekitar 1 km, dan keluarga dekat Eddis menuju RS meninggalkan acara yang ada. Eddis langsung mendapat penanganan untuk robek perun yang di alaminya. 

"Ga bisa abang diamin pah, dia dah bisa bahayakan Eddis belum menjadi suami. Dan mereka bisa merendahkan kita dengan mudahnya tanpa mengerti kita. Abang akan balas perbuatan mereka yang sudah membuat Eddis begini."

"Bang tenang bukan sekarang nanti kita akan kembalikan saat adek kamu sudah membaik dan membuat mereka menyesal sejatuh-jatuhnya."

"Incess abang mohon sembuh lah untuk kebahagiaan semua orang. Abang lebih rela mati dalam tugas ini daripada harus kehilangan inceeess abang, kamu bilang selama nafas abang masih ada maka cinta dan hati kamu akan selalu untuk abang. Tapi mana janji adek yang akan menunggu di setiap tugas abang untuk kembali, kenapa adek yang tinggalin abang sekarang." Gumam Kusya yang berdiri di pintu ruang operasi, duka dan kesedihan amat terasa dari segala keluarga yang berada di RS itu. Tak terkecuali calon mayor yang kini bagai daun kering yang berguguran, ia begitu menyedihkan cintanya harus ia korbankan untuk menyelesaikan semua kisah yang di buat Karen.

Ya yang menjadi target adalah Yudha untuk menjatuhkan kekuasaan orang tuanya dan menjatuhkan martabat Yudha yang sudah melukai perjanjian Karen dengan Yudha untuk menghabisi pasangan masing-masing karena mereka juga menjalani hubungan, lebih tepatnya Karen menginginkan posisi Eddis. Karena semua orang yang Karen cintai selalu mencintai Eddis. Karena luka itu maka Karen sudah tak peduli tentang dirinya. Saat itu ia hadir sebagai teman dan putri panglima TNI dan dia dapat menjadikan tempat bahagia dan romantis itu seketika menjadi tempat tragedi berdarah dengan sebuah tikaman yang mengenai Eddis.  Eddis yang memiliki firasat buruk tentang Karen apalagi saat melihat nya mendekat dengan sebuah benda runcing yang berkilau. Dengan reflek yang baik Eddis mendorong Yudha dan menjadikan dirinya sasaran Karen. Saat kejadian Kusya melihat Eddis terhuyung dan Kusya melemparkan stik drum yang membuat Karen terjatuh dan tertangkap oleh tim nya. Sedangkan Eddis terjatuh pada pelukan Kusya.

Sediiih yah terkadang cinta sejati harus merelakan orang yang kita cintai pergi untuk selamanya. maaf ya lama banget happy reading!!!!!


CINTA LEMBAH TIDAR ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang