"Edis."
"Mas Yudha. Ngapain disini?"
"Heeee, seperti apa yang kamu minta dek. Aku berjuang untuk meyakinkan cinta mu." Jelas Yudha. Saat mereka sedang santai sebelum menuju barak istirahat mereka. Meletakkan keperluan mereka selama pendidikan calon taruna selama 3 bulan kedepan.
"Mas serius. Bukan kah mas bilang akan melanjutkan pendidikan mas di luar negeri seperti perintah papa mas." Edis mengetahui latar belakang keluarga Yudha yang ningrat dan anak dari salah satu petinggi negeri ini.
"Saya serius mencintai kamu, saya tidak main-main dengan cinta saya. Saya rela menjadi pengabdi negara untuk mendapatkan cinta kamu Dis." Jawab Yudha yakin.
"Mas itu cinta atau obsesi. Saya anak orang biasa dan rakyat jelata, kita sangat berbeda secara kasta bagaimana bisa saya diterima di keluarga mas Yudha." Bantah Edis dengan penuh penekanan. Edis memang tidak memberitahukan pada siapapun tentang orang tua dan keluarganya. Ia ingin teman-temannya melihat hanya pada Edis bukan pada keluarganya. Tak terkecuali Kusya dan Yudha. Mereka berdua hanya mengetahui bahwa kakak Edis seorang tentara. Tidak mengetahui siapa sebenarnya orang tua Edis.
"Dis berikan saya kesempatan untuk meyakinkan cinta saya pada kamu. Berikan saya kesempatan untuk memperjuangkan cinta saya pada kamu." Jelas Yudha.
"Baik satu kesempatan selama 3 bulan kedepan di pendidikan calon taruna ini. Buktikan mas Yudha dapat menjadi yang terbaik di pendidikan ini. Saya akan mencoba meyakinkan hati saya selama pendidikan taruna ini dan jawaban saya tetap akan saya berikan setelah menjadi perwira." Jawab Edis tegas tanpa bertele-tele.
"Terima kasih Dis, kamu telah berikan kesempatan saya untuk meyakinkan cinta saya pada kamu. Saya tidak akan sia-siakan kesempatan ini Dis. Dan saya minta kamu dapat jaga hati karena kita tidak akan satu kesatuan." Pinta Yudha dengan menggenggam tangan Edis lembut. Edis kembali terngiang dimalam terakhir sebelum mereka memutuskan lost kontak saat berada dilapangan Nusantara dan melihat pesta kembang api di tengah malam ditemani rintikan hujan. Dan sebuah ungkapan cinta yang muncul dari Yudha yang sebenarnya dia anggap sebagai sahabat dan abangnya.
Benar kata pepatah tak akan mungkin pertemanan pria dan wanita dapat selamanya menjadi sahabat. Dan yang terjadi pada Edis bahwa Yudha mencintainya layaknya pria mencintai seorang wanita.
Mereka menjalani kehidupan pendidikan dengan canda tawa Edis yang dapat menghapus lelah para timnya dan termasuk pelatihnya. Edis begitu menikmati masa pendidikannya, Yudha semakin gencar memberikan perhatian kecil yang menimbulkan riuh pada tim mereka. Yudha selalu di ejek bucin pada Edis yang selalu menanggapinya sederhana dan tulus. Sampai pada saat selesai evaluasi kapten Raka memanggil Edis dan Yudha.
"Yudha bisa kamu ikut saya sebentar."
"Siap kapten."
"Edis kamu juga."
"Siap kapten."
Mereka menjauh dari anggota regu satu kompi A. Mereka berdua bersama Kapten Raka, ya siapa lagi kalo bukan Raka si Devil Lecture. Itu yang terkenal. Edis benar-benar iya tempa siang malam bahkan lebih berat dari rekan satu tim yang lainnya. Raka melihat Yudha dan Edis memiliki kualifikasi untuk menjadi yang terbaik.
"Yudha saya mau tanya sesuatu pada kamu apa bisa kamu jujur?" Tanya Raka.
"Siap kapten."
"Apa kamu mencintai Edis."
"......" Hening Yudha tak dapat menjawab.
"Jawab saya, apa kamu mencintai Edis. Tatapan mu pada Edis berbeda sejak awal kalian dinyatakan satu Tim. Pendidikan kalian hanya tinggal satu minggu lagi. Sebelum kalian kembali kesatuan pendidikan masing-masing." Tekan Raka dengan tegas. Edis memasang muka datar dan tegas hanya memandang sang abang yang sedang mengintrogasi Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomansaSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...