Malam ini kejutan spesial dimana semua keluarga Edis berkumpul dirumah kakak Reyna dari papa Syam, Bunda Ney, Opa Mahen, oma Maria, Kakek Adi, Nenek Ida, aunty Dina dan om serta krucil, abang, kakak dan ada tamu spesial yang tak ku duga.
"Adek kenalkan ini Kapten Pnb. Dimas, dia calon kakak ipar kamu. Dan dia teman abang saat catar dulu. Ayo salam." Perintah Raka."Abang ga bercandain Edis kan Bang Dimas sama kak Reyna dari kapan?" Tatapan Edis meminta penjelasan pada Raka dan Reyna.
"Prosesnya sebenarnya lama dek sejak abang taruna namun eksekusi pengajuannya setelah kapten." Jawab kak Reyna.
"Kenapa gitu lama bang dimas?" Kepo Edis penasaran.
"Kalo diceritakan malu dek he, tapi gapapa lah. Jadi gini dulu abang pertama kali ketemu saat IB, dulu rekan-rekan yang catarnya bersama di ajak IB ke jogja ini. Sedangkan karena abang di AAU jadi abang menyusul kesini sendiri. Saat abang datang kerumah opa Mahen saat itu bang Raka dan kawan-kawan sedang berenang dan abang melihat kak Rey baru pulang dari kampus saat itu abang pikir kak Rey itu pacar bang Raka karena begitu akrab dan kakak begitu manja dengan abang Raka, makanya abang pendam perasaan, sampai taun lalu abang Raka bawa kak Rey pada pernikahan kawan abang di surabaya. Kebetulan kita bertemu disana bang Raka sibuk dengan reuni letting dan kak Rey akhirnya abang temani bicara. Sampai akhirnya abang merasa nyaman ngobrol dengan kak Rey. Setelah itu abang beranikan minta nonya. Namun kakak menjawab minta saja pada Raka. Nah dari situ abang agak mulai ragu untuk mendekati lagi. Dan sebulan kemudian abang ada tugas ke Malang dan saat itu abang Raka sedang melatih di bataliyon abang minta ketemuan." Huuuft bang Dimas menghela nafas panjang dan membuat wajah merah malunya terlihat jelas.
"Biar abang lanjutkan, jadi Dimas minta bertemu dengan abang disalah satu cafe. Saat sampai disana ternyata dimas sudah menunggu dengan wajah kusut. Abang sangat paham raut wajah Dimas apabila ada masalah. Karena walaupun dia tidak satu akademi dengan abang namun dia satu barang dengan abang saat catar dan dia sahabat abang. Abang tanya pada dimas kenapa, dimas hanya menggeleng. Dia mulai membuka pembicaraan menanyai kabar. Sambil menahan keraguaannya pertanyaan keramat muncul dari mulut Dimas." Jeda Raka menghirup nafas sambil melihat raut wajah salah tingkahnya Dimas.
"Bang pertanyaan keramatnya apaan sih Edis kepo ni, ceritanya jangan nanggung donk." Protes Edis yang sudah penasaran tingkat dewa.
"Iya sabar abang kan nafas dulu princess masa ga boleh nafas. Lanjutin ya." Jawab Raka usil.
"Iya abang cepetan ceritanya jadi ga asik kalo nanggung bang." Jawab Edis kesal.
Raka yang melihat kekesalan Edis semakin mempermainkan perasaan Edis yang penasaran.
"Oke diem jangan disela ok. Pertanyaan keramatnya adalah Raka aku mau tanya apakah Reyna calon persit mu? Itu pertanyaan yang pertama kali Dimas tanya ke abang dan langsung buat abang tertawa terbahak-bahak karena hal yang tidak diketahui oleh Dimas. Abang langsung menatap tajam Dimas setelah berhenti tertawa, abang coba cari tahu kenapa ia mencoba cari tau tentang kakak." Di sambung Dimas."Karena saat taruna kawan-kawan kita selalu heboh bahwa Raka selalu bawa cewe yang sama setiap acara makrab. Jadi saya penasaran lalu saat bertemu di jogja di tingkat empat pun rekan-rekan bilang kak Rey rekanita Raka. Maka saya sudah putus asa untuk menjadikan Reyna rekanita saya." Jawab Dimas memelas.
"Emmmh hahahahaha jadi abang beneran mikir kak Rey, rekanita bang Raka. Trus gimana akhirnya ketahuan abang dan kak saudara kembar?" Tanya Edis penasaran.
"Saat tahun lalu ultah abang dan kakak di rayakan di jogja itu baru ketahuan." Jawab kak Rey enteng.
"Ultah yang di rumah opa waktu itu yang adek disruh pake gaun ribet dan berakhir nyemplung kolam itu." Cecar Edis mengingat peristiwa memalukan itu.
"Iya dek saat itu kan abang kenalkan kak Reyna didepan kawan-kawan abang sebagai saudara kembar abang." Jawab Raka mengingat geli ekspresi kawan-kawannya seletting.
"Ya disana ada hal tak terduga setelah selesai Dimas mengatakan kepada abang bahwa Dimas mencintai Reyna sejak taruna dan ingin menjadikan Rey sebagai ibu Pia nya. Dan dimas minta ijin pada abang." Ucap Raka menjelaskan keyakinan dimas pada perasaannya.
"Jadi cinta bang Dimas terhalang saudara kembar yang di anggap pacar ya hahahahah. Kok lucu banget sih bang dimas, emang abang ga liat kalo mereka mirip apa?" Tanya Edis pada Dimas yang dijawab dengan gelengan oleh Dimas yang membuat seperti maling ayam yang terciduk.
Serentak seluruh keluarga tertawa dan kak Rey dan bang Dimas hanya bisa tersenyum malu.
"Namun kakak salut dengan perasaan Dimas itu yang buat kakak menerima Dimas sebagai pendamping kakak. Selain karena Dimas sahabat bang Raka dan kakak juga jatuh cinta pertama kali dengan Dimas saat pertama kali kami bertemu dulu. Namun kamu tau kan abang mu itu usil. Jadi ya harus lolos uji ketulusan dari abang dulu." Jawab Reyna dengan menggandeng Dimas sayang."Lalu kenapa dari semua keluarga adek saja yang tidak tau." Penasaran Edis.
"Karena kakak yang minta agar abang Dimas yang mendekati hati mu dulu biar kamu yakin bang Dimas akan buat kakak bahagia. Dengan cara melatih mu tadi sore." Kata kak Rey.
"Jadi kapan abang akan melamar kakak secara resmi?" Tanya Edis dengan mode bahagia.
"Minggu depan dek di rumah opa Adi." Jawab kak Reyna.
"Waaahhh aku akan sendirian kakak akan segera menikah." Edis berhambur menangis haru di pelukan Reyna, Reyna pun merasakan hal yang sama namun ini lah fase kehidupan Reyna harus meninggalkan orang tua yang begitu menyayangi dan sodara yang selalu ada untuknya.
"Bang Dimas terimakasih sudah mencintai kak Reyna selama ini, bang aku titip kakak cantik ku ini ya. Jangan abang bikin nangis apalagi sampai lecet awas aja abang akan Edis cari kemanapun abang pergi." Ancam Edis buat Dimas bergidik.
"Iya dek, saya sudah memperjuangkannya selama ini mana mungkin saya sia-siakan yang ada saya akan lebih merana dari yang dulu. Kalo abang salah selalu ingatkan abang ya dek." Ucap Dimas yang menjadi sangat nyaman pada keluarga Wijaya dan keluarga Mahen serta ke bar-baran yang haqiqi dari Edelweis Mahendra Wijaya membuat Dimas kagum dengan kekeluargaan ini.
"Papa apa uncle Edwin, opa Dadang tidak di undang hari ini." Tanya Edis.
"Tidak dek karena papa pikir sekalian mengundang semua keluarga kita di lamaran Kakak minggu depan." Jawab papa Syam sambil memakan kue ulang tahun yang telah dipotong.
"Papa kok kuenya dah dipotong kan belum di tiup lilin." Protes bunda Ney.
"Hehehhe, lagian kelamaan ceritanya kan papa laper bun jadi papa potong." Jawab Syam cengengesan.
"PAPAAAAA.!!!!!!" seru seluruh keluarga kecuali Dimas yang cekikikan melihat calon mertuanya. Dimas begitu bersyukur mendapati calon mertua yang begitu rendah hati dan baik dengan segala kelebihan pangkat dan jabatan yang dipunya sang mertua tidak membuat calon mertua dan keluarganya sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomansaSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...