Pagi yang di nanti telah tiba setelah satu minggu Edis bermanja ria di rumah dinas orang tuanya. Saat ini adalah pembukaan Dik catar, pendidikan calon taruna/taruni TNI dan POLRI. Semua calon taruna dan taruni dikumpulkan pada lapangan Candradimuka. Ya lapangan yang identik dengan pendidikan fisik dan mental untuk menyeleksi kembali siapa yang siap menjadi taruna sejati. Jangan dianggap apabila sudah catar pasti akan jadi taruna. Tidak semua, karena semua akan digembleng mental dan fisik untuk menjadi pemimpin angkatan masing-masing dimasa depan.
"Semua catar silahkan berbaris upacara pembukaan Dik Catar akan segera dimulai."
Protokol memandu untuk membariskan para calon pemimpin masa depan ini. Disiplin dan tegas, itu yang sangat kentara dari para pendidik dan pelatih. Dimasa ini pendidik dan pelatih diambil dari para perwira pelatih dari tingkat satu sampai empat.
"Selamat siang selamat datang di Dik Catar candradimuka." Koordinator pelatih bataliyon catar.
"Kalian akan di bagi beberapa kompi dan regu." Penjelasan panjang lebar di sampaikan oleh Mayor inf. Marwan Siregar.
"Dan untuk list pertama yang saya sebut akan memasuki kompi A regu satu. Catar Edelweis Mahendra Wijaya, Catar Nawang sari, Catar Manggala Yudha Negara, Catar Dias priambodo, Catar Hendri S, Catar Sugiyanto, Catar Malvern Sihombing, Catar Aryo Saputro, Catar Yanuar sasongko, Catar Mustofa Aliyanto, Catar Rivai Hadi, dan Catar Muhammad Wardoyo. Silahkan yang dipanggil keluar barisan dan mengikuti pelatih utama Kompi A Regu 1 adalah Kapten Inf Rakana Syamsul Hadi Wijaya." Jelas Mayor Marwan.
"Apa?" Batin Edis, ya dia kesal kenapa harus dia masuk kompi dan regu yang dibimbing abangnya usil dan pasti akan membuatnya susah dan lebih berat dari sebelumnya.
"Wait tunggu bentar tadi kayak namanya gak asing. Ah tapi ga mungkin dia masuk TNI soalnya kan dia anaknya petinggi parpol dan mana rela sih anaknya petinggi parpol jadi abdi negara." Batin Edis, iya salah satu nama teman satu timnya mengingatkan Edis pada seseorang yang dulu pernah menyatakan cinta padanya saat kegiatan perkemahan pramuka penegak tingkat nasional berlangsung di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur. Gengs penasaran ga dengan cerita cinta seorang pria pada Edis dimasa SMAnya. Ya tepatnya pada kelas satu SMA, kalo pemasaran kepoin yuk.
Flashback❤️❤️❤️
Teringat 27 Juni 2034 ya pagi ini Tim Edis yang berasal dari KWARDA Yogyakarta tiba di Bumi Perkemahan cibubur suasana pagi itu setelah melakukan registrasi Edis sebagai wapinkon atau wakil pimpinan kontingen mengarahkan teman-teman kontingennya untuk menuju kapling kemah yang disiapkan untuk tim putri. Ya kapling tim putri berada dipinggiran jalan utama bersebelahan dengan kapling tim dari Bangka belitung dan berseberangan dengan Tim dari papua dan Klaten jawa tengah. Edis diperintahkan pimpinan kontingen untuk mengorganisir pendirian tenda dan kelengkapan kemah.
"Temen-temen ayo kita dah sampe ni di kapling tadi mba Ani bilang kita harus selesaikan tenda sebelum jam 8 pagi." Edis menyemangati teman-teman satu timnya. Ya Edis memang anggota termuda namun teman-temannya memilihnya menjadi pengganti pinkon saat tidak ada.
"Permisi kak, sepertinya butuh bantuan apa boleh kami membantu." Salah satu anggota tim putra dari tim klaten menawarkan bantuan.
"Oh kalo tidak merepotkan boleh kak. Kebetulan kami baru datang masih penyesuaian." Ucap Edis tanpa memandang yang menawarkan bantuan.
"Tidak ada yang merepotkan kok kak, kan kita sama-sama anggota pramuka harus saling tolong menolong." Jelas pria itu. Mereka pun bahu membahu untuk mendirikan kelengkapan perkemahan. Setelah selesai pukul 7.30 wib, Edis menawarkan membuat air minum untuk tamu pertama mereka. Ya ada tiga pria yang membantu tim Edis, Heri, Pram dan Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
Lãng mạnSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...