Pagi ini persiapan ruangan dan gedung yang akan digunakan sebagai tempat lamaran sedang di cek oleh Raka. Ya karena Lamaran yang akan terjadi untuk adiknya Reyna dan pertunangan untuk kedua saudara kembar itu, yang Reyna sama sekali tidak tahu. Teringat prosesi lamaran di kediaman Syahnandar yang bahkan sama sekali tidak mengajak dua princess bagi Raka itu. Yupz dengan dasar kejutan.
Flashback.
Rabu sore semua keluarga dari Raka papa Syam, bunda Ney, opa dan oma Mahen, kakek dan nenek Wijaya, om adit dan tante dina, om Edwin dan keluarga sudah siap menuju solo. Terkecuali Edis dan Reyna, Edis sedang mempersiapkan berkas pendaftaran dan ada kendala di kantor membuatnya setelah pulang dari akmil, Edis fokus di kantor. Sedangkan Reyna dikarenakan mengambil libur hari minggu pada saat jadwal dia masuk maka harus ia gantikan pada hari rabu itu.
Semua memang sudah di atur oleh tante Dita yang menjadi kepala bagian di RS Sarjito.
"Bang ini bene alamatnya kok sepi bang?" Tanya bunda Ney, melihat suasana sangat sunyi tidak seperti sedang punya hajat. Maklum bunda Ney dulu juga ga tau acara lamarannya anyep hahahha."Tenang donk bun bener ini alamatnya. Coba kita turun dulu. Biar makin jelas." Papa Syam menenangkan sang istri.
Dan ternyata memang acara lamaran ini tidak di setting didalam rumah melainkan di halaman belakang yang dekat dengan taman dan kolam renang.
"Selamat datang calon besan. Wah Syam sudah lama kita tidak bertemu ya, giliran ketemu malah mau jadi besan." Sapa tuan rumah ya prof Syahnandar.
"Selamat malam mas. Apa kabar mas lama sekali kita ga ketemu. Dulu terakhir ketemu anak-anak masih kecil. Sekarang malah bakalan jadi keluarga besar nih." Kekeh Syam ya acara lamaran ini menjadi ajang reuni selain sahabat lama antara Syam dan Syailendra. Ini juga ajang reunian dosen dan mahasiswa.
"Ayah tamunya di ajak masuk dulu donk kasian catinnya dah ngebet tuuuh." Celetuk Delia dibarengi dengan tatapan menggoda kepada Raka. Membuat semua para orang tua tertawa, sedangkan calon pengantin hanya dapat tersenyum malu.
"Oooh iya bun sampe lupa, monggo calon besan silahkan masuk dan dinikmati dulu pasti capek to perjalanan jogja solo." Ujar Syahnandar mempersilahkan.
"Siap mas lumayan perjuangan buat anak-anak hahahaa."
"Le, bener niih kita jadi besanan wah makin erat donk keluarga kita."
"Siap panglima mohon petunjuk."
"Biasa aja le, kita ga jam dinas. Baru kemaren ketemu di kantor rapat. Makin asik banyak geng di mabes hahahahha." Celetukan Syailendra khasnya seperti jaman taruna dulu. Tak ada yang berbeda sering sekali mereka bertemu antara mereka dan keluarga. Apalagi Ney dan Diana istri Syailendra karena sama-sama anggota darma pertiwi yang dipimpin Diana Syailendra.
"Jeng biarin bapak-bapak pada nostalgia, kita mah ngobrol sendiri aja, sini mba Delia ayo ngumpul ibu-ibu." Dijawab tawa oleh semua tamu keluarga besar yang kumpul.
"Baik kita fokus dulu biar ga bikin catinnya pingsan malarindu." Ucap Syahnandar mempersilahkan tamu dan keluarga menempati posisi masing-masing. Catin perempuan di panggil turun dikarenakan acara akan segera dimulai.
"Assalamualaikum wr.wb. selamat malam untuk keluarga mas Syahnandar dan mba Delia serta keluarga besar yang sulit saya sebutkan satu persatu. Mas kedatangan saya dan keluarga besar ke solo untuk mengantarkan anak bujang sayang untuk melamar putri solo nan jelita. Yang dapat meluluhkan hati anak tampan saya yang kaya triplek datarnya ini. Untuk permohonan proposalnya langsung ke yang bersangkutan ya mas. Ayo bang ngomong." Usil Syam yang sukses membuat keluarga terkikik dan Raka tersenyum.
"Bismillah, om Syahnandar dan tante Delia. Malam ini Rakana Syamsul Wijaya memberanikan diri dalam segala kekurangan dan keterbatasan yang Raka punya ingin menyampaikan niatan baik yang Raka ajukan. Saya menghaturkan permohonan maaf apabila menurut om dan tante saya lancang untuk mengutarakan isi hati saya pada seorang wanita yang sudah membuat hati ini berdebar untuk pertama kalinya. Atthalia Syahnandar Kesuma, saya menyadari banyak kekurangan saya tanpa kamu, dan kamu dapat menyempurnakan saya dengan segala kelebihan mu. Lia saya selalu berusaha memantaskan diri untuk mendampingi kamu dan menjaga kamu seperti ayah mu menjaga mu selama ini. Lia saya bukan lelaki biasa yang dapat selalu menemani mu dalam semua susah senang mu nantinya, namun saya lelaki yang memberikan jiwa dan raganya pada Negeri ini untuk saya jaga. Saya akan selalu berusaha menjadi imam yang baik dan adil untuk Negara, kamu dan anak-anak kita nanti.
Atthalia Syahnandar Kesuma bersediakah kamu menemani saya, menjadi pendamping saya dalam semua perjalanan pengabdian saya kepada negara, agama, nusa dan bangsa. Hingga kita berdua tutup usia?" Perkataan Raka membuat Lia menangis haru, sang calon suami yang biasa ngeselin usil dan cuek bisa seromantis ini diwaktu yang tepat. Jangankan Lia, papa dan bunda Raka saja sampai melongo melihat ucapan panjang lebar yang Raka utarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
Roman d'amourSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...