Sore ini ditutup dengan senja terang dan membahagiakan untuk Rangga dan Wisnu mendapatkan makanan sepuasnya. Untuk Edis dan Kusya memunculkan harapan cinta yang pupus. Perjuangan mereka baru saja dimulai untuk saling meyakinkan.
"Dek boleh kah saya berjuang untuk meyakinkan komitmen kita ini." Pinta Kusya pada Edis, yang disudut lain para orang tua memperhatikan mereka berdua dari jauh.
"Bang kita sama-sama berjuang ya, Edis sudah berjanji akan menjawab abang apabila Edis sudah menjadi perwira. Dan saat ini Edis butuh support abang untuk jadi pejuang catar. Jadi kalo abang mau tunggu Edis maka komitmen ini kita jalani." Jelas Edis dengan cerianya.
"Abang siap dek, kita sama-sama berjuang untuk kebersamaan kita ya dek." Senyum manis terlukis di bibir Kusya, senyum yang sejuta satu orang yang dapat melihatnya.
"Oke bang."
Disisi lain para orang tua yang menikmati acara dan saling reuni pun sedang asik membahas masa depan anak-anak mereka.
"Mba Ney, bagaimana kalo kita besanan? Sepertinya Kusya suka sama anak mba." Pinta Diana bunda Kusya.
"Loh nak Rama Kusya itu anak ibu dan bapak. Saya malah tidak tahu." Kaget Ney.
"Iya mba Kusya itu anak laki-laki satu-satunya mba. Dia sepupunya Lia, dan anak saya. Tapi ya gitu selalu menghindar dan menyembunyikan identitasnya, bahkan kami tidak boleh datang saat dia taruna. Sampai-sampai yang mengetahui kami orang tua Kusya hanya gubernur akmil dan satu coach pendamping tingkat madya." Jelas Syailendra.
"Ijin panglima kebetulan itu saya yang tau." Jawab Raka yang menimpali pembicaraan para tetua.
"Ooih ternyata kamu coachnya Kusya, saya titip Kusya ya Raka." Pinta Syailendra.
"Siap panglima, kebetulan saya tau semuanya karena saya penasaran dengan sosok laki-laki yang membuat Edis berubah." Jelas Raka, Raka menejelaskan pada papa, bunda Ney, ayah, bunda Syahnandar, Om Syailendra dan tante Diana dan ada keluarga Mahendra dan Sunandar juga.
"Mereka sejak awal saling suka, namun mereka takut menyatakan rasa, makanya saya dan dek Lia bikin ini semua." Jelas Raka panjang lebar.
"Ok kalo begitu kita harus bermain dibelakang layar. Syam bagaimana kalo aku jodohkan Kusya dengan Edis, aku suka anakmu cantik, ramah dan begitu penyayang pada keluarga. Aku yakin bundanya Kusya pun setuju, Gimana bun?" Tanya papa Syailendra.
"Mama setuju kalo Edis pah, mamah sudah suka Edis sejak ia sering bantu mama dan bundanya dalam kegiatan Darma pertiwi pah. Dulu kalo mama ga terlanjur ngomong sama mama Hana, dah mama jodohin sama Edis dulu iya kan mba?" Diana minta jawaban Nesya.
"Jadi yang mba minta dulu itu serius to."
"Mba pikir saya bercanda ya. Saya serius suka dengan Edis dan sikapnya."
"Saya bener-bener ga tau mba maaf." Ucap Ney.
"Gapapa mba mungkin memang sudah jodohnya mereka harus bersatu." Jawab Diana, Ney pun mengangguk.
"Endra gmna kalo kita biarkan mereka mengalir dan sejauh mana mereka masing-masing berjuang untuk cinta mereka. Dan harus saat mereka mendekat kita memberi ujian untuk cinta mereka seberapa kuat mereka bertahan. Akhirnya kita ikat mereka gimana?" Jelas Syam pada sahabatnya.
"Setuju." Serempak tetua yang berada disana.
"Nak Endra berarti Kusya itu taruna yang bertemu Edis di Tamansari dan yang diputusin dan dimaki-maki mantan tunangannya itu ya. Itu yang Edis cerita ke papa." Tanya Mahen pada Syailendra.
"Iya pah, begitulah saat itu pilihan kami sulit pah, ada yang mengajukan diri dia anak mantan atasan saya di malang dulu. Namun ternyata Allah tunjukan dia bukan jodoh Kusya." Jelas Syailendra pada Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
RomanceSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...