Kusya dan Edis berpisah setelah pelaksanaan sertijab usai. Edis menemani sang abang meletakan barang-barang yang diperlukan dirumah dinas sang abang yang berada dilingkungan akmil. Edis jujur sedikit merasa kecewa melihat perubahan sikap Kusya padanya tak seramah pertama kali mereka bertemu. Atau memang dia hanya teman sesaatnya, atau karena sikap sang abang yang mengaku menjadi tunangannya.
"Dek ini baiknya di taro dimana ya?" Ya Raka melihat perubahan raut wajah adiknya yang menjadi murung, ia menerka apa laki-laki itu spesial di hati adiknya. Adeknya yang terkenal bar-bar dan anti cowo bisa menjadi Edis yang bagai mayat hidup.
"Dekkk. Kok ngelamun siiih ini di taro mana baiknya?" Tanya Raka lagi dan Edis yang gelagapan karena pertanyaan abangnya.
"Kenapa bang, ini ujung sana bagus bang. Eh bang berarti abang akan sering tinggal disini ya. Bang apa boleh seminggu sekali Edis tinggal bareng abang disini biar latian Edis abang pantau juga." Jelas Edis pada Raka, sebenarnya alasan yang benar adalah biar Edis sering bisa bertemu dengan Kusya. Ntah apa yang Edis rasakan ia hanya meyakini bahwa ia harus memperjuangkan rasa itu hingga perwira karena ia yakin ada yang spesial tentang Kusya.
"Boleh dek kebetulan juga kan rumah dinas abang dekat dengan barak taruna madya jadi kamu bisa latian bersama mereka nanti abang titipkan kamu pada siapa tadi danyon Sertar. Kusya." Jelas Raka pada Edis, ada senyum manis dari bibir Edis yang diberikan pada Raka.
"Ga usah senyam senyum belum tentu dia lolos seleksi dari abang. Lagian ga semudah itu lolos seleksi untuk kamu dari keluarga kita. Dek jadikan dia motivasi dan semangat mu, tapi kalo dia bukan jodohmu jangan salahkan dirimu atas takdir yang ada." Peringat Raka membuat Edis bergidik karena benar kata abangnya lolos dari sang abang belum menjamin apapun. Apalagi dia juga tak tau bagaimana perasaan Kusya padanya.
@
@
@
@
@
Di asrama korps madya, Kusya sedang meratapi nasib percintaanya. Pertama kalinya ia mencintai wanita yang begitu spesial. Namun saat cinta itu datang ia harus merasakan patah hati dalam waktu yang sama. Ia harus menghadapi kenyataan bahwa cinta yang ia punya untuk Edis telah hancur oleh kenyataan bahwa Edis adalah calon pasangan dari coach tarunanya yaitu coach Raka yang diberikan tanggungjawab pembina bataliyon korps tar madya."Suh kenapa mula kowe jadi lesu begini." Tanya Wisnu.
"Sepertinya Kowe patah hati karena cinta ya suh." Timpal Rangga yang sebenarnya rangga mengetahui kejadian livenya.
"Iya suh sepertinya kalian benar, saya jatuh cinta dan patah hati dalam satu waktu yang sama. Dan saya harus pendam rasa saya pada Edis karena ia lebih cocok bersanding dengan coach Raka. Saya relakan cinta saya untuk bahagia bersama yang lain suh." Jelas Kusya mellow namun datar, untuk menutupi kesedihan hatinya.
"Suh saran ku selama belum ada janur kuning seharusnya kamu berjuang. Saat kamu kehilangan Hana dia orang pertama mendukung pilihan mu sebagai abdi negara. Suh dia patut di perjuangkan, andai aku jadi kowe suh aku ajak coach Raka bersaing untuk mendapatkan hati Edis. Lagian suh aku yakin mereka pasti akibat perjodohan kan Edis berhak dicintai suh." Ucap Wisnu menguatkan keyakinan Kusya. Ya selama ini ia tak pernah merasakan hal yang berbeda. Ia pernah bertunangan dengan Hana namun dari tingkat pertama Kusya tak pernah mengajak Hana pada acara Makrab di akmil. Dan hatinya meminta Edis yang harus mendampinginya namun dia dihadapkan pada kenyataan yaitu Edis adalah tunangan coach Raka.
"Iya suh lagian tulisan takdir kan Allah yang akan menentukan kita hanya bisa berusahan merubah tulisan takdir yang ada." Jelas Rangga makin menguatkan.
"Makasih suh kalian sadarkan saya bahwa Edis patut untuk saya perjuangkan. Saya tidak akan menyerah sebelum ada kepastian nyata tentang pernikahannya." Jawab Kusya bangkit dan memeluk Rangga dan Wisnu bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LEMBAH TIDAR ❤️
Lãng mạnSeorang Edelweis Mahendra Wijaya gadis tomboy yang cerdas dan slengaean yang mencoba peruntungan menjadi seorang Taruni Akmil dan bertemu dengan senior tingkat dua yang membuatnya kagum untuk pertama kalinya pada seorang laki-laki. Pria beruntung da...