Minseo terbangun dengan keringat dingin di area dahinya. Dia baru saja bermimpi buruk.
"Ada apa?" tanya Dawit yang duduk sebangku dengan Minseo. Ya, Minseo tertidur di kelas akibat semalam menonton pertandingan sepakbola. Untungnya kelas mereka sedang jam kosong karena guru ada rapat.
Minseo mengusap keringat di dahinya dengan tisu yang baru dia rebut dari Woonggi. "Nggak apa-apa. Cuma mimpi."
"Mimpi buruk lagi?"
Minseo mengangguk pelan.
"Biasanya kalau kamu mimpi buruk, alamat bakalan kejadian. Emang mimpi apaan sih?"
Minseo celingak-celinguk sebentar. Kemudian dia berbisik, "Aku mimpi ada yang kecelakaan."
Kening Dawit berkerut, tapi kemudian normal kembali. "Semoga kali ini gak kejadian ya? Sana, shalat dhuha aja. Jangan lupa nanti ada rapat Rohis."
Minseo mengangguk, kemudian pergi meninggalkan kelas menuju mushola.
Monday yang bangkunya tak jauh dari bangku Minseo, sibuk menatap kepergian Minseo sampai punggung pemuda itu menghilang di balik tembok.
Jiyoon yang duduk di depan Monday dan menyadari sikap Monday, langsung menepuk punggung tangan gadis yang lebih tinggi darinya itu sebelum kesambet. Yup, kesambet pesona Kim Minseo.
**
"Hayan kkumeui Tasty
Vanilla-nilla-nilla
My candy jelly topping
Matbomyeon neon Oh my gosh"Hina asyik bersenandung ria sambil sedikit berjoget di depan kelas. Aktivitasnya terhenti ketika melihat Jiyoon asyik menggambar sesuatu.
"Nggambar apa, Yoon?" tanya Hina.
Jiyoon sedikit menggeser lengannya supaya Hina bisa melihat apa yang sedang digambarnya. "Nih, silakan liat."
Hina langsung melihat hasil gambaran Jiyoon. Ningning yang duduk di belakang Jiyoon pun jadi ikut tertarik.
"Ih, kok mukanya rata? Bagus sih itu gambarmu, tapi sayang mukanya rata. Kasih muka kek," seru Ningning setelah melihat karya Jiyoon.
"Iya, kok nggak ada mukanya? Sayang, padahal rambut sama bodinya bagus. Eh minusnya, dia pake daster sih. Coba pake dress gitu," sahut Hina.
Jiyoon tersenyum tipis. "Emang objek aslinya begini kok."
Ningning dan Hina saling pandang.
"Emang siapa sih objeknya, kok gaada muka gitu?" tanya Ningning penasaran.
Jiyoon terdiam sesaat, lalu berkata, "Hantu yang nunggu kelas sebelah."
**
Heeseung mengemudikan motornya dengan pelan selepas mengantar Minjeong pulang. Memamg biasanya begitu, sih. Penglihatan Heeseung jadi kurang jelas setelah insiden pada saat latihan basket tahun lalu. Hari ini Heeseung lupa membawa kacamata, dan lensa kontak miliknya yang biasa dibawa pun tertinggal di loker di sekolah.
Meski penglihatan Heeseung kurang jelas, tapi Heeseung masih bisa melihat ada motor yang mengikutinya sejak dia meninggalkan rumah Minjeong.
"Kayak anak kelas sebelah yang pindahan itu. Siapa ya? Oh Asahi," gumam Heeseung.
Merasa sedikit takut karena diikuti, dan karena sedikit buru-buru juga, Heeseung melajukan motornya sedikit lebih cepat. Dan setelah beberapa belokan, Heeseung tak lagi melihat Asahi.
Baru saja Heeseung akan bernafas lega, sebuah mobil dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi. Heeseung yang terkejut, sedikit kehilangan kendali. Apalagi pandangannya memang kurang fokus. Mobil tadi akhirnya menabrak motor Heeseung. Motor Heeseung menabrak tiang pembatas jalan. Heeseung sendiri terjatuh di aspal. Karena benturan yang cukup keras, Heeseung tak sadarkan diri.
Mobil yang menabrak Heeseung tadi sempat berhenti. Kaca mobil diturunkan, dan muncullah seraut wajah yang lumayan rupawan. Seringai terukir di wajah tampan itu.
"Good bye, Boy!"
Kemudian mobil tadi pergi meninggalkan tempat itu.
Asahi sampai di tempat Heeseung kecelakaan hanya berselang beberapa detik setelah mobil berwarna merah metalik tadi pergi. Asahi langsung menghampiri Heeseung yang masih terkapar dengan darah di kepalanya.
"Aku terlambat," desis Asahi.
"Maaf Heeseung, tapi aku tak boleh terlihat oleh siapapun lagi. Tapi jangan khawatir. Akan kupanggilkan bantuan. Yoon Hyunsuk tinggal tak jauh dari sini kan? Akan kupanggil dia ke sini. Tolong bertahanlah."
Beberapa menit kemudian, Yoon Hyunsuk tiba di lokasi. Asahi sudah pergi dari tempat itu. Hyunsuk sedikit heran ketika melihat tak ada orang di sana. Pesan masuk tadi pun dari nomor asing tak dikenalnya. Tapi Hyunsuk mengabaikannya dan memilih fokus pada Heeseung. Segera Hyunsuk membawa Heeseung masuk ke dalam mobilnya. Dia juga menelepon Daehwi, meminta agar motor Heeseung dijemput oleh orang-orang bengkel milik orangtua Daehwi. Ketika Hyunsuk akan menutup pintu mobil, atensinya tertuju pada secarik kertas yang tertempel di spion motor Heeseung. Merasa tertarik, Hyunsuk pun mengambilnya. Kening Hyunsuk berkerut ketika melihat isi dari kertas itu.
"Kertas berwarna hitam? Gambar tengkorak dan huruf D? Mirip sama punya Yerim sama Minjeong. Apa maksudnya?"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Notes
FanfictionDi SMA Kubus yang disangka akan adem-ayem, ternyata juga menyimpan misteri. Sebuah catatan aneh tertinggal, dan 1 per 1 siswa-siswi mengalami kejadian misterius hingga ada yang mengancam nyawa. Mampukah Han Chowon dkk mengungkap misteri yang ada? No...