"Won, belum bisa telpon siapapun?"
Chowon menggeleng pelan. "Mungkin semua mode silent kali ya? Soalnya takut ketahuan."
Dawit mengangguk setuju. Cowok itu mengintip sebentar ke luar ruangan tempat mereka bersembunyi. "Woonggi gimana ya? Aku khawatir banget sama dia."
"Aku juga. Tapi gimana ya? Kita harus cari yang lain juga, walau belum ketemu nih. Ke mana sih mereka pada ngumpet?"
"Aku coba telpon lagi, ya?"
"Mau telpon siapa?"
"Jiyoon."
Chowon kembali mencoba menelepon Jiyoon. Terdengar suara nada dering pelan dari balik tembok.
"Sssttt Wit, denger suara nggak?"
"Denger, Won."
"Suaranya makin deket. Tapi kok gak diangkat?"
Beberapa detik kemudian telepon itu diangkat. Tapi Chowon sedikit terkejut karena suara di seberang bukan suara Jiyoon.
"Halo?" ucap suara di ujung telepon.
"I-ini siapa? Jiyoon mana?" tanya Chowon dengan suara sedikit bergetar karena suara cowok yang justru terdengar.
"Han Chowon ya? Justru aku yang mau tanya Jiyoon di mana."
"Hah? Ini siapa?"
"Ini Cha Junho. Kita pernah bertemu sebelumnya."
Kemudian sesosok manusia muncul. Chowon dan Dawit terlonjak kaget karena mengira yang datang adalah musuh.
"Junho? Kamu ngapain di sini?"
"Aku juga mau tanya, kenapa kalian di sini? Trus, mana Jiyoon?"
"Aku nggak tau di mana Jiyoon. Tadi kami terpisah. Itu kenapa ponsel Jiyoon bisa di kamu?"
"Aku nemu ponsel ini jatuh. Waktu aku temuin, ponselnya mati. Trus aku hidupin. Untung nggak rusak."
"Kalau gitu, ayo kita cari Jiyoon."
Chowon menoleh ke arah Dawit. "Dawit masih bisa jalan kan?"
Dawit mengangguk pelan. "Ayo kita cari anak-anak."
**
"Hentikan, anak manis."
Hyejun menoleh terkejut. Ternyata di belakangnya ada Minseo, seorang yang Hyejun tidak kenal, dan-- Monday. Lebih terkejut lagi karena Minseo yang sudah membawa borgol itu langsung menangkap tangan Hyejun dan memborgolnya. Sementara cowok satunya lagi yang memakai hoodie dengan nama 'Jerome', langaung menghampiri Woonggi dan membantunya berdiri.
"Kamu kami tangkap, Woo Hyejun."
"Kim Minseo!!! Lepaskan aku!!!"
"Kamu sudah menipu semua orang dan udah jatuh banyak korban juga. Bahkan kamu tega membunuh teman kamu sendiri. Di depan sudah ada polisi. Kamu takkan bisa melawan."
Hyejun tertawa kecil. "Kamu kira kalian sudah menang? Aku nggak sendirian. Teman-temanku yang lain masih ada."
"Oh, kalau yang kamu maksud adalah Jay, dia udah ditangkap juga tuh. Kalau yang lain, tenang aja, aku juga bawa bantuan, kok."
**
Sungchan tertawa-tawa melihat kedua gadis di hadapannya ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Notes
FanfictionDi SMA Kubus yang disangka akan adem-ayem, ternyata juga menyimpan misteri. Sebuah catatan aneh tertinggal, dan 1 per 1 siswa-siswi mengalami kejadian misterius hingga ada yang mengancam nyawa. Mampukah Han Chowon dkk mengungkap misteri yang ada? No...