18

64 20 1
                                    

Alin berdiri di depan pintu rumah keluarga Hyejun dengan perasaan sedikit takut. Ada yang ingin dipastikannya di dalam kamar Hyejun.

Pelan, jari Alin menekan tombol bel.

Beberapa detik kemudian, seorang wanita paruh baya muncul. Beliau adalah mama Hyejun.

"Selamat sore, Tante..."

"Oh, Alin ya? Iya selamat sore. Ada perlu apa ya, Lin?"

"Alin mau mengambil novel yang mau dipinjamkan Hyejun ke Alin. Waktu itu Alin mau ngambil tapi nggak jadi soalnya Hyejun,,, Hyejun,,,"

Mama Hyejun mengerti kelanjutan ucapan Alin.

"Baiklah. Alin masuk saja dan ambil novel yang Alin mau. Silakan masuk, Lin..."

Alin mengangguk dan mengikuti langkah mama Hyejun ke kamar Hyejun. Mama Hyejun kemudian pergi ke dapur dan meninggalkan Alin seorang diri.

Pandangan Alin menyusuri seluruh sudut kamar Hyejun. Terlihat rapi, seperti biasanya. Tak ada debu juga. Padahal kalau kamar kosong tanpa penghuni biasanya ada debu.

Alin mengambil beberapa novel yang ingin dia pinjam. Alin terkejut juga ketika menyadari novel-novel itu bersih tanpa debu. Padahal kata Hyejun, tak ada yang boleh masuk ke kamar itu selain orang-orang yang diizinkan oleh Hyejun. Lalu siapa yang membersihkan kamar itu? Apakah orangtua Hyejun?

Pandangan Alin teralihkan ke map yang tempo hari menarik atensinya. Ya, map berisi laporan kesehatan Hyejun. Tangan Alin terjulur berniat mengambil map itu. Tapi diurungkannya niatnya ketika mama Hyejun memanggilnya.

Jari-jemari Alin lalu mengetik sebuah pesan kepada Chowon, memberitahu tentang map itu.

**

Pagi yang cerah, secerah senyum Jiyoon yang menjalankan rencana bolos sekolah demi menjenguk sang sepupu. Seperti biasa, dia pergi bersama Soeun. Dan seperti biasa juga, Soeun akan ngacir ke kantin.

Di depan ruangan tempat Eunsoo dirawat, Jiyoon melihat beberapa orang yang mukanya terlihat panik.

"Yo Eunsoo! Aku dat- loh kok pada ngumpul di sini? Ada apa?"

"Yoon, Eunsoo pergi..." ucap sahabat Eunsoo yang Jiyoon ketahui bernama Yuna itu lirih.

Jiyoon terkejut. "Apa?"

"Iya, dia kabur. Mungkin dia menyusul anak-anak pergi ke tempat 'perang'. Kita harus gimana dong?"

"Aku akan menyusulnya. Maaf kalau aku lancang, tapi aku memasang alat pelacak di ponsel Eunsoo. Lucky me, sepertinya dia bawa ponselnya. Aku akan kejar dia," ucap anak laki-laki yang Jiyoon tahu bernama Dongpyo.

Jiyoon menepuk-nepuk pundak Dongpyo. "Kuserahkan dia padamu. Tolong bawa dia kembali padaku, dengan selamat."

"I promise."

**

Sementara itu di sekolah, Alin berniat pergi ke rooftop sekolah untuk cuci mata, sekalian memikirkan beberapa keanehan yang dia temukan.

Ketika kakinya hampir sampai di rooftop, mata Alin menangkap ada bayangan yang cukup familiar baginya. Atensi Alin juga menangkap ada sebuah gelang yang terjatuh di anak tangga. Gelang tali itu terdapat inisial S.H.J.

Alin terus berjalan, sampai mendapati kalau bayangan tadi memang orang yang dikenalnya. Tadinya Alin berpikir kalau orang tadi hanya kebetulan mencari angin sama seperti dirinya, tapi pemikiran Alin ternyata salah. Dilihatnya ada orang lain lagi di rooftop. Alin yang penasaran lalu menguping.

Black NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang