12

77 24 2
                                    

"Holiday
Eoseo moyeo yеogi moyeo pit-a-pat
Dugeungeoryеo mami tteollyeo party game
Bamsae sikkeulbeokjeok mamkkeot nora
Until the morning
Holiday
Patireul yeoreo hyuilcheoreom pit-a-pat
Aju balchikage chumchwo party game
Bamsae sikkeulbeokjeok mamkkeot nora
Until the morning"

Soeun dan Monday asyik bersenandung ria, sampai tak sadar kalau ada orang di hadapan mereka. Jadilah kedua gadis itu menabrak dua anak laki-laki di depan mereka.

"Eh ayam ayam ayam... Aduh, maaf nggak sengaja..." seru Monday.

Salah 1 dari anak laki-laki itu, yaitu Sunghoon, menoleh. Dia tampak sedikit kesal.

"Eh si hari senin! Kalo jalan tuh pake mat--"

Omelan Sunghoon terhenti karena dia melihat ada Soeun juga di sana. Sunghoon langsung berdehem.

"Lain kali hati-hati. Bahaya kalo nabrak orang lagi, apalagi kalian tergolong anak titan kelebihan gizi."

Selanjutnya, Sunghoon menarik tangan Minseo dan mengajaknya pergi.

Monday dan Soeun saling pandang, heran.

"Naksir ya dia sama kamu, So? Kok langsung berubah gitu ekspresinya?"

Soeun hanya mengendikkan bahu. "Udahlah, kita langsung ke kelas aja. Jam pertama Pak Donghae lho."

"Iya, ya? Yuk yuk..."

**

"Nat? Natty?"

Natty menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Jake berlari-lari ke arahnya, masih dengan seragam olahraganya.

"Ya? Ada apa, Jake?"

"Boleh aku minta air minummu? Punyaku habis. Hehe..."

Natty menimang-nimang botol air minunnya yang masih penuh. "Iya, boleh. Nih. Jangan banyak-banyak tapi."

"Beres..."

Jake pun minum beberapa teguk.

"Ah... Makasih ya, Nat? Oh ya, ini kamu mau ke mana?"

"Mau ke ruangan Bu Victoria. Kenapa?"

"Bu Victoria? Oh iya, kamu ikut perlombaan kuis IPS itu kan? Yang diadain di sekolah kita?"

"Iya. Aku ikutan, sama Chowon, sama 1 lagi adik kelas."

"Oh si Jeff. Wah, semangat ya? Menang gak menang tetap semangat!"

Natty hanya tersenyum tipis, kemudian berlalu pergi.

Jake memandangi punggung Natty yang semakin menjauh itu dengan senyum manis terukir di bibir.

Sementara itu, sesosok anak laki-laki lain, mengintip dari pojokan sambil tersenyum sinis.

**

"Ya ampun, ini kenapa deh pembalut wanita malah ditaruh di rak yang tinggi banget? Kalo orang-orang yang mini kayak aku mau ngambil, gimana? Siapa sih pemilik tokonya? Oh Kak Nakyung... Pantesan..." keluh Hina. Tangannya berusaha meraih sebuah pembalut wanita yang diletakkan di rak yang agak tinggi.

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur dan mengambilkan barang yang diinginkan Hina.

"Wah, makas--"

Black NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang