34

39 13 0
                                    

Halooo
Maaf menunggu lama. Hehehe






Setelah berunding dan diiringi perdebatan, sekarang di sinilah tim FIX berada. Gedung tua, lokasi di mana si pengirim surat akan muncul. Tepat di hari Jum'at tanggal 13.

"Yakin nih di sini?" tanya Hyunsuk.

Chowon mengangguk pelan. "Berdasarkan denah sih di sini."

Dawit yang berdiri di depan sendiri pun memberi kode untuk masuk.

"Ingat ya, jangan sampai berpencar. Kita tetap bersama, apapun yang terjadi," ucap Dawit.

Jiyoon celingak-celinguk mencari seseorang. "Minseo mana?"

"Dia nggak bisa ikut. Dia harus menjaga Monday."

Rombongan pun bergerak maju. Gedung tua itu cukup gelap, hanya ada lampu yang menyala remang-remang.

"Kalian sudah mengisi daya ponsel kalian sampai penuh kan?" tanya Dawit.

Semua anak mengangguk serempak.

"Bagus. Ayo kita lanjut jalan."

Baru beberapa langkah, lampu gedung mati. Beberapa anak mulai menyalakan flashlight ponsel mereka. Mereka terus berjalan, sampai sekelebat bayangan tiba-tiba lewat.

"Tetap tenang, semuanya," seru Chowon. Padahal dalam hati dia ketar-ketir.

Bayangan itu pun lewat lagi. Kali ini Hyunsuk berseru, "Aku seperti kenal sosok itu tadi. Ayo maju lagi."

Bayangan itu muncul lagi. Kali ini dia berani menyerang ke arah rombongan. Gerakannya gesit. Dan tubuhnya yang tinggi-besar membuat beberapa anak terjatuh. Ningning sampai menjerit. Sosok itu menghilang setelah berhasil menumbangkan Jeff yang ada di barisan belakang.

"Nggak salah lagi. Pasti orang itu!" ucap Hyunsuk sambil membantu Sieun yang ada di sebelahnya untuk berdiri.

"Siapa, Kak?" tanya Chowon.

"Dia,,, dia adalah,,,"

Belum selesai ucapan Hyunsuk, kembali ada sosok asing muncul. Kali ini dia membawa senjata pecut.

"Tetap tenang, semuanya. Ingat, jangan sampai terpisah!!!" seru Dawit.

Awalnya semua masih saling bergandengan tangan. Tapi begitu sosok berjubah hitam itu mengayunkan pecutnya, pegangan tangan pun terlepas dan semuanya langsung berlarian tak tentu arah. Bahkan ponsel Jiyoon sampai terjatuh.

**

Dawit mengatur nafasnya yang sedikit tersengal. Sekarang dia ada di sebuah ruangan, bersama Chowon dan Woonggi.

"Gawat, semuanya terpisah," gumam Dawit.

Woonggi mematikan flashlight ponselnya. "Aku tadi lihat Soeun dan Natty tertangkap. Maaf aku tak berani menyelamatkannya karena lukaku belum 100% sembuh. Aku juga tadi sempat kena sabetan pecut."

"Tak apa, Woonggi. Berdo'a saja semoga ada yang menyelamatkannya."

"Aku tak bisa menghubungi Jiyoon," ucap Chowon lirih. "Padahal tadi aku yang memintakan izin ke orangtuanya supaya boleh pergi."

Dawit menepuk pundak Chowon pelan. "Jiyoon pasti baik-baik saja."

Kita tinggalkan Dawit, Chowon, dan Woonggi. Lalu beralih ke Jiyoon yang masuk ke gudang sempit bersama Jeff dan Juhyeon.

Black NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang