Tin tin.
Hina membuka pintu rumahnya. Agak kaget juga melihat sebuah mobil berhenti di depan rumah.
"Maaf, mau mencari siapa ya?"
Kaca mobil diturunkan. Kedua bola mata Hina membulat melihat ternyata yang datang adalah mas pacar.
"Dawit? Ini mobil siapa?"
Dawit senyam-senyum. "Mobilku, dong. Papa bilang ini sebagai hadiah karena nilaiku ujian kemarin bagus-bagus. Maaf ya mobilnya cuma ini."
"Cuma, katamu? Ini Chevrolet loh. Dah lah suka-suka orang kaya aja. Eh terus motor kamu mana?"
"Ada di rumah. Aku pikir kamu selalu kesulitan tiap mau naik motorku itu, jadi aku mau ganti antar-jemput kamu naik mobil. Ayo cepat masuk, nanti terlambat lho. Aku nggak mau nanggung kalo dihukum sama Chowon."
"Eh iya bentar ya aku ambil tasku dulu."
**
Sementara itu di sekolah, rupanya kelas 11-A sudah menjadi tempat karaoke dadakan. Ningning membawa microphone bluetooth. Ningning, Jiyoon, Soeun serta Monday yang sekarang sudah pulih, asyik bernyanyi-nyanyi, katanya dalam rangka menyambut kembalinya Monday. Untung Chowon tidak ikut bernyanyi. Kalau ikut, mungkin kelas sudah roboh. Ini saja sudah mau roboh karena sorakan dari para murid laki-laki dan beberapa murid kelas sebelah.
Sepanjang lorong menuju kelas, ternyata Dawit dan Hina masih ribut perkara Dawit yang ngotot terus membawakan tas Hina.
"Tasnya biar aku yang bawain. Tangan kamu masih sakit."
"Ih Dawit, aku bawa sendiri aja nggak apa-apa. Tanganku udah nggak sakit."
"Aku tabok boleh?"
"Jangan dong..."
"Katanya udah nggak sakit?"
"Ya iya, tapi jangan ditabok juga. Udah, sini biar aku bawa sendiri."
Dasar Dawit iseng, disentilnya sedikit bagian tubuh Hina yang terluka dulu. Jelas Hina kaget.
"Kwak Dawit!!!"
Dawit malah tertawa-tawa sambil berlari menuju kelas dengan tas Hina masih dia bawa.
Waktu masuk kelas, jelas Dawit syok. Memang kedengaran sih dari lorong tadi, tapi Dawit tidak menyangka kalau keadaan kelas sekacau ini.
"Woi 5 menit lagi bel masuk. Udahan kali nyanyinya!"
Teriakan Dawit itu sukses membuat ajang karaoke itu bubar. Murid kelas sebelah pun kembali ke kelas mereka.
"Waduh ini siapa pula yang buang sampah sembarangan? Yang piket hari ini ayo dibersihkan dulu. Soeun, Ningning, Kai, kalian piket kan hari ini?"
"Iyaaaa," jawab ketiga anak itu serempak. Kemudian mereka bergegas mengambil sapu dan mulai membersihkan kelas.
**
"Seneng banget deh akhirnya Monday bisa kembali jadi Monday yang dulu," ucap Soeun dengan wajah yang berseri-seri karena sahabatnya sudah kembali.
Monday senyam-senyum. "Alhamdulillah ya guys. Ini berkat bantuan Minseo juga."
"Ciee berkat mas crush nggak tuh?" goda Jiyoon.
"Hahaha apaan sih Yoon? Eh ngomong-ngomong, si Ningning sejak kapan jadian sama Hyuka?"
"Sejak kasus kemaren selesai. Sebenarnya Ningning juga demen sama Kai, tapi gengsi aja. Malah gelud tiap hari. Gila tuh si Kai. Rela ngejual motor mahalnya buat ditukar dengan motor yang pas buat Ningning. Soalnya Ningning sering ngeluh kalo naik motor Kai. Bucin emang si Kai tuh."
"Alah, kayak Junho enggak aja. Rela jual Aerox demi ayang," ejek Soeun. "Untung aku nggak masalah sama motor Sunghoon."
Jiyoon mencibir. Monday tertawa.
"Eh, kalo Hina sama Dawit, gimana?" tanya Monday lagi.
"Oh... Waktu keributan pertama di sekolah ini kan di ruangan kosong tuh entah ada hantu atau gimana ya, tiba-tiba seisi ruangan gerak semua. Trus ada pisau terbang. Dawit bilang sih harusnya dia yang kena, tapi Hina yang halangin, trus jadi Hina yang kena. Hina sempet-sempetnya confess pula. Trus waktu Hina mau keluar dari rumah sakit, mereka jadian deh. Sampe sekarang Dawit ngotot terus Hina gaboleh terlalu capek. Bahkan kayak tadi, bawa tas aja gaboleh. Padahal kata Hina, tangannya udah baikan. Hina sih ngaku seneng-seneng aja ya," jelas Jiyoon.
Monday ber-oh ria.
Tiba-tiba Yerim dan Minjeong muncul.
"Hai Kim Jimin. Apa kabar?" sapa Yerim.
"Aku baik Kak. Kakak sendiri?" balas Monday.
"Aku baik juga. Oh ya, kebetulan ketemu kalian di sini. Aku barusan dichat Daehwi, dia ada rencana nanti sepulang sekolah mau besuk Sungchan di lapas. Ada yang mau kami omongin sama dia. Kalian mau ikut nggak, sekalian besuk teman kalian itu?"
Jiyoon, Soeun dan Monday berunding sejenak. Lalu, "Ikut deh Kak," ucap Jiyoon.
"Oke. Nanti sepulang sekolah kita bareng. Anak cowok juga boleh ikut."
Ponsel Minjeong bergetar, ada pesan masuk dari Heeseung. Minjeong terlihat kaget membaca pesan itu.
"Ada apa, Jeong?" tanya Yerim.
"Rim... Kata Heeseung, dia dapat kabar dari kenalannya, katanya Sungchan barusan pingsan kena sengatan listrik. Sekarang dia dirawat tim medis lapas."
"Hah?"
#####

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Notes
Fiksi PenggemarDi SMA Kubus yang disangka akan adem-ayem, ternyata juga menyimpan misteri. Sebuah catatan aneh tertinggal, dan 1 per 1 siswa-siswi mengalami kejadian misterius hingga ada yang mengancam nyawa. Mampukah Han Chowon dkk mengungkap misteri yang ada? No...