34💜🍡

474 48 0
                                    

Happy reading
Tandai typo
.
.
.
.

o0o

Saat sudah dekat, ia segera memanggil nama sang pemilik hati.

"Sila"panggil Raka.

Sang pemilik namapun langsung menoleh menghadap seseorang yg sudah memanggilnya. 8

Dugaan Raka ternyata selama ini benar, pemilik hatinya ada di negeri gingseng ini. Raka masih terpaku melihat wanita didepan-nya.

Sedangkan wanita itu sama terkejudnya, laki laki yang berada dimeja yang sama dengan-nya mengerutkan dahinya.

"siapa Sil?" tanya laki laki itu.

Ya.. Wanita itu memang benar benar Sila. Sila si dokter manis dengan segala pesonanya. Sila yang masih tetap sama sedari beberapa tahun yang lalu.

Raka masih tidak bergeming ditempatnya. Tiba tiba panggilan dari Sila menyadarkan-nya.

"Raka?...atau Riki?"tanya Sila. Karena wajah Raka dan Riki sama jadi Sila masih agak ragu untuk memanggilnya, mungkin waktu mereka masih SMP wajah keduanya masih bisa dibedakan, tetapi semakin dewasa entah kenapa menurut Sila mereka tambah sama, tetapi ada 1 hal yang mungkin bisa membedakan antara keduanya 'senyum'.

Raka yang langsung tersadar tiba tiba menjadi gugup, "aku Raka" ucap Raka.

Riki tiba tiba datang dan merangkul pundak sang kembaran, " aku Riki yang gantengnya melebihi Manu Rios"ucap Riki dengan wajah tengilnya.

Sika terkekeh sejenak.

Bahasa mereka memang masih terbawa oleh suasana disaat mereka masih menduduki masa masa sekolah menengah pertama yang masih memakai 'aku' dan 'kamu'.

Atensi Riki teralih pada Bimo yang memang ikut untuk mencari makan bersama Sila. "siapa nih Sil?" tanya Riki.

"oh iya, kenalin ini Bang Bimo, kakak ku"ucap Sila.

Raka mengangkat satu alisnya, setaunya Sila memang mempunyai kakak,  tapi ia tidak mengira kalau kakaknya Sila masih muda dan bisa saja orang orang mengira kalau Bimo adalah pacarnya atau bahkan suaminya.

Raka menjulurkan tangan kanan-nya kepada Bimo. "Raka, bang"ucap Raka.

"Bimo"ucap Bimo.

"Riki, bang. Yang wajahnya 11 12 sama Manu Rios"ucap Riki.

Bimo terkekeh, "Bimo"ucap Bimo.

"duduk dulu, duduk dulu" Sila mempersilahkan Raka dan Riki gabung dengan-nya dan Bimo.

Bimo berpindah duduk disamping Sila. Memang kursinya berbentuk panjang dan hanya ada 2 dengan sisi yang berhadapan dihalangi dengan meja panjang ditengah tengahnya.

Mereka mengobrol seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Tetapi menang benar itu kenyataan-nya, mereka jarang bertemu setelah mereka memutuskan untuk menuju sekolah menengah atas impian mereka masing masing.

Tidak lama setelah itu pesanan Sila dan Bimo datang.

"silahkan dinikmati Noona" ucap pelayan itu.

Pelayan itu menunduk kepada Raka dan Riki, "permisi Pak Raka, pak Riki" sapanya.

"wah ternyata kalian juga udah tua, sampai dipanggil pak sama pelayan"celetuk Bimo.

"biasalah bang, bukan udah tua, tapi udah keliahatan dewasa"bangga Riki.

"apalagi udah dewasa, udah punya restoran sendiri di negara orang"sambung Riki sedikit menyombongkan dirinya.

Raka sedikit melotot mendengar pernyataan kembarannya dan segsra menyubit lengan Riki.

Different Religion -Min Yoongi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang