49💜🍡

502 44 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE

Happy reading
Tandai typo
.
.
.
.

o0o

Setelah pertemuan Yoongi dan Bimo diapartemen-nya kala itu, Sila belum pernah lagi bertemu dengan Yoongi. Padahal sudah terhitung 7 hari lamanya setelah pertemuan itu terjadi. Bahkan untuk bertukar saja 1 hari cuma menanyakan kabarnya baik atau tidak, setelah itu keduanya sama-sama bungkam, tidak menanyakan satu sama lain.

Sila berpikir, apakah ia melakukan kesalahan sampai sikap Yoongi tidak seperti biasanya. Atau memang akhir-akhir ini Yoongi sibuk akibat jadwal yang sangat padat.

Saat ini Sila berada diapartemen-nya, ia membersihkan apartemen-nya dan memasukkan barang-barangnya kedalam kardus untuk menghemat ruang. Setelah ini ia akan menuju rumah sakit untuk bertemu dengan direktur rumah sakit untuk memberikan sesuatu yang sangat penting.

Setelah dirasa semua perkerjaan rumahnya sudah selesai, Sila langsung bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit. Sila memakai outfit formal santai yang biasa ia gunakan untuk kerumah sakit, tetapi kali ini ia tidak membawa tas yang biasanya ia gunakan untuk berkerja, tetapi ia menggunakan tas yang lebih kecil dari biasanya, hanya memuat untuk handphone, kunci, dan uang.

Sila membawa mobilnya dengan santai sembari mendengarkan musik yang keluar dari speaker radio didalam mobilnya. Tak sesekali Sila ikut bersenandung ria.

Sesampainya dirumah sakit, Sila langsung menuju ruangan direktur rumah sakit karena tujuan utamanya memang seperti itu.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka. Direktur rumah sakit mendongakkan kepalanya menatap Sila yang membuka pintu ruangan-nya.

"Annyeong hasimnikka direktur-nim" Sapa Sila.

"Nee, annyeong hasimnikka Sila... Silahkan duduk"

Sila duduk dikursi yang berhadapan dengan sang direktur. "Bagaimana? Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanyanya.

Sila tersenyum. "Sudah, ini suratnya" Sila menyerahkan map amplop kertas yang didalamnya berisi surat.

Direktur-nim menerimanya. "Kau yakin dengan ini? Aku tau ini tindakan yang baik, tetapi apa ini tidak terlalu cepat?" Tanyanya.
"Ya saya yakin, untuk terlalu cepatnya... ini sudah waktu yang pas untuk saya, bukankah hal melakukan baik tidak boleh ditunda-tunda?" Jelas Sila.

Direktur-nim mengangguk. "Okay, kalau ini sudah menjadi keputusanmu, aku tidak bisa mencegahnya"

Sila terkekeh. "Kamsahamnida direktur-nim"

"Ya, terus ini kapan?" Tanya direktur-nim.

"Saya masih ada waktu 5 hari"

"Okay, baiklah kalau begitu"

"Besok saya juga ada jadwal praktek pagi disini" Ucap Sila.

Direktur-nim menganggukkan kepalanya. "Gunakan waktumu besok dengan baik ya" Perintahnya.

Sila tersenyum manis. "Pasti" Ucapnya tegas.

Direktur-nim tertawa, begitupun dengan Sila. "Kalau begitu saya mau bertemu dengan dokter Lee dahulu, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan padanya" Pamit Sila.

"Oh ya, silahkan"

"Permisi, selamat siang"

Sila keluar dari ruangan itu dan melihat sekitar yang ramai dengan perawat dan keluarga pasien yang berlalu lalang. Seketika Sila tersenyum lembut penuh kehangatan.

Different Religion -Min Yoongi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang